Kawindra terkejut dengan sosok yang mengaku sebagai ayah dari anak yang tengah dikandung oleh adiknya itu.
"Utpala?" Kawindra mengerutkan dahinya, ia menatap Tarachandra seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Tarachandra.." lirih Maya.
"Prabawati, maafkan aku yang telah meninggalkanmu sendirian." Tarachandra berjalan ke arah Maya yang saat ini menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan.
Namun, sebelum sampai di depan Maya , langkah kaki Tarachandra dihalangi oleh Kawindra. "Bisa-bisanya kau menghamilinya!" teriak Kawindra pada Tarachandra.
"Maafkan aku, aku memang bersalah dan aku akan tanggung jawab dengan apa yang terjadi pada Prabawati," balas Tarachandra. Kawindra terlihat tengah menahan amarahnya, ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat.
"Apa kau tidak tahu kalau dia adalah adik kandungku?" geramnya pada Tarachandra. Tarachandra tak menunjukkan wajah gugup ataupun terkejut, ia hanya menunjukkan wajah yang penuh dengan ketenangan.
"Tentu aku tahu, aku sudah menyelidiki seseorang yang akan menjadi istriku. Bukan tanpa alasan aku menempatkannya di Daha terutama di rumah ini." Ucapan yang terlontar dari mulut Tarachandra membuat Kawindra dan Maya nampak sangat terkejut.
"A-pa maksudmu?" tanya Maya yang terlihat sangat bingung dengan situasi yang terjadi pada dirinya. Pasalnya, hari ini ia telah mengalami banyak sekali kejutan selain mengetahui kehamilan dan kakak kandungya, ia juga terkejut setelah mendengar bahwa Tarachandra sudah mengetahui fakta tentang Kawindra dan dirinya.
"Iya, aku sudah tahu. Aku menempatkanmu di rumah lamaku karena memang kebetulan Raden Kawindra sudah hampir 3 tahun berada disini untuk mengelola pertanian atau tanah milik kerajaan Wilwatikta yang berada di Daha. Aku merasa jika menempatkan Prabawati disini menjadi lebih aman, karena ia akan bertemu denganmu."
Tarachandra menjelaskan dan menceritakan semuanya tentang hubungannya dengan Maya, ia juga menjelaskan semuanya secara detail tentang alasan Maya ditempatkan di Daha. Ia juga memohon kepada Kawindra agar menikahkan Maya dengannya segera.
Kawindra yang mengenal Tarachandra sedari dulu sedikit ragu, karena ia sangat takut kehilangan adiknya. Namun, ia tak bisa berbuat apapun karena keputusan hanya dia berikan kepada adiknya.
"Dan apa yang terjadi sehingga Prabawati tidak mengenali diriku?" pertanyaan itu sedari tadi mengusik pikiran Kawindra. Setelah mendengar pertanyaan itu, Maya menatap dengan penuh kebingungan kepada Tarachandra seolah meminta pria itu yang menjelaskan apa yang terjadi dengan diri Maya.
"Dia terjatuh dari kuda, dan hal itu membuat kepalanya terbentur tanah dengan sangat keras. Dan akhirnya ia kehilangan ingatannya," jelas Tarachandra.
Banyak sekali hal yang ditanyakan Kawindra pada Tarachandra, mengenai kenapa ia bisa berhubungan dengan Maya? mengapa bisa Maya mencintai Tarachandra? dan masih banyak lagi.
Setelah menginterogasi Tarachandra selama kurang lebih 2 jam, Kawindra memutuskan untuk menikahkan Tarachandra dengan Maya 3 hari lagi. Kawindra akan menyiapkan semua keperluan untuk pernikahan mendadak ini, ia juga mengundang brahmana yang ada di daerah itu untuk menyatukan hubungan adiknya dengan Tarachandra.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi Wistara mengamati setiap pergerakan yang mereka lakukan. Wistara tersenyum kecut, lalu ia segera pergi meninggalkan kediaman itu dengan begitu cepat.
***
Keesokan harinya, Kawindra pergi menuju kota untuk mencari beberapa barang yang dibutuhkan untuk pernikahan. Ia juga berencana untuk mengundang beberapa warga yang ada di sekitaran area kediamannya untuk menghadiri pernikahan adiknya yang sangat sederhana. Meskipun diadakan dengan cukup sederhana, Kawindra tidak ingin pernikahan adiknya terlalu sepi oleh karena itu ia mengundang beberapa warga terdekat serta kolega terdekatnya untuk menghadiri pesta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA : The Eternal Love [Majapahit]
Исторические романыRevisi!! Mohon maaf jika ada beberapa part yg berantakan. "Ratusan purnama telah aku lewati, ratusan perpisahan telah aku alami, namun dari sekian lamanya menjalani hidup yang menyakitkan, kaulah yang paling kudambakan." - Tarachandra Utpala Latar...