---
Happy Reading
---
Mixelio melepas topeng dari wajahnya dengan kasar. Nafasnya memburu seketika. Ingin rasanya ia langsung membunuh wanita itu jika saja tak ada dua manusia yang datang. Ahk, lagi-lagi ia berteriak muak karena kedatangan dua manusia itu adalah sahabat nya sendiri dan..."Gila-gila-gila! perempuan itu!kenapa membuat jantungku berdetak?" Teriak Lio di dalam mobilnya. Bahkan setir di depannya sudah menjadi pelampiasan amarahnya.
Hanya melihat punggung perempuan itu dari belakang membuatnya merasakan ke anehan. Hanya Mendengar suara khawatir perempuan itu, mengapa membuatnya merasa bersalah!?
Why??
"Sialan si Samuel, rencana ku gagal karenanya!" Umpatnya lalu segera turun dari mobil.
Sebelum meninggalkan basemen kantornya, ia harus menghubungi salah satu pesuruhnya itu. Yaitu Pedro.
"Ya boss?"
"Awasi Cctv basemen dan sekitaran koridor lantai 35. Aku akan keruangan ku" perintah Lio dan segera mematikan teleponnya.
Tentu, tindakannya ini akan ia amankan di telinga Papanya. Selama seminggu ia harus berada di kantor, tugasnya hanya untuk mengerjakan proyek baru perusahaan nya. Lebih dari itu, Lio dilarang berkeliaran, dilarang meninggalkan kantor apalagi berkunjung kerumahnya.
Sisa tiga hari. Yah, tiga hari itu Lio harus bersabar dan akan segera bebas. Lio jika mau, ia sudah membangkang dan tidak menuruti perintah papanya dari dulu. Akan tetapi, Lio bukan Tipe seorang anak seperti itu. Namun, jika makin kesini papanya banyak mau, maka tipe itu akan Lio coba. Biarkan saja, ia mau melihat reaksi papa nya nanti akan seperti apa.
"Darimana Tuan Muda?"
Lio terlonjak kaget. Saat pintu ruangan nya terbuka, ternyata sudah ada Giro yang duduk di sofa nya sambil membaca laporan yang ada di meja.
"Kurang sopan kau!" Sentak Lio. Berusaha mengubah ekspresi nya santai dan berjalan ke kursi banggaan nya.
Giro terkekeh mendengarnya. "Apa yang salah dari ucapan ku Tuan muda? aku hanya bertanya, dan kau sedikit terkejut?"
Sialan Memang. Tangan kanan Papanya itu sungguh sangat berani padanya. Jelas ia, seakan manusia kedua yang kadang kala Lio turuti adalah Giro. Paruh baya sang kepercayaan Jatmiko.
Lio benar-benar anak penurut!
"Keluar dari ruangan ku, jika kau hanya ingin berbicara omong kosong!" Bentak Lio. Punggungnya pun ia sandarkan ke belakang.
"Baiklah, maafkan Aku," kata Giro mengedikkan bahu lalu menyimpan map berisi laporan kerja di atas meja. Ia sekejap memperhatikan wajah anak majikannya.
"Are you okey Mixelio?" Tanya Giro. Mengubah raut wajahnya serius menatap anak Tuan-nya itu.
"Hm."
Giro menghela pelan. Ia sangat tahu betul kebiasaan Lio. Jika terdiam seperti ini artinya, Lelaki itu habis melakukan sesuatu.
"Giro kau beragama Muslim bukan?" Tanya Lio seketika.
Mendengar itu, membuat alis Giro menaut.
"Iya Tuan Muda. Ada apa?"
Respon Lio hanya tersenyum miring. "Aku minta kau segera mengintai kebiasaan gadis yang ku suka belakangan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYARAT
General FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA😉 --- Mixelio Xifer Jatmiko, Dendam penuh pada dirinya membuatnya berubah menjadi Lelaki pembunuh, Kasar, Arogan, dan berkuasa. Dia nekat melakukan seperti itu karena ingin membalas kematian keji Adik kesayangannya. Lio yan...