SYARAT 14

254 27 5
                                    

"Kau adalah gadisku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau adalah gadisku. Selamanya akan seperti itu! Menolak? baiklah akan ku paksa dirimu!"

-Mixelio

---

Happy Reading

---

Zifa memilin ujung hijab nya gugup ketika melihat seringaian itu tanpa perasaan. Badannya bergetar tatkala setiap langkah lelaki itu lakukan. Mata Zifa tak tenang. Ia berusaha menelusuri dimana sahabatnya.

"Kau mencari teman mu sayang?" Tanya Lio, suara beratnya mampu membuat Zifa tersentak. Suara lelaki itu sungguh tajam menusuk telinganya.

"Untuk apa kau mencari nya? kau tak perlu khawatir, dia baik-baik saja," ucapnya lagi, senyum tipis pun terukir di wajahnya.

Zifa tidak merespon. Perempuan itu diam seakan tidak menerima kehadiran Lio.

"ZIFA! BERBICARA LAH!" Bentak Lio. Kesabarannya menipis ketika sedari tadi gadis itu diam membisu. Lio tidak suka, lelaki itu tidak suka di abaikan!

Sedangkan Zifa, perempuan itu memejamkan mata. Berusaha untuk tidak takut pada lelaki itu.

Dia pun mengangkat wajah perlahan, menatap tajam wajah lelaki didepannya.

"Keluar dari rumah ku!" Perintah Zifa.

"Kau mengusir ku?" Tanya Lio.

Zifa memilih memalingkan wajah saat tatapan Lio lebih menusuk di banding tatapannya sendiri.

"Kau berucap sekali hanya untuk mengusirku?" tanya nya lagi. Dicekalnya tangan kecil itu, dan Menarik Zifa agar segera mendekat padanya.

Sungguh. Kali ini, Zifa sangat-sangat takut. Zifa menunduk, menahan diri agar jarak di antaranya masih tersisah, meski hanya beberapa senti saja.

Kemana Sheryl? Mengapa dia meninggalkan Zifa dan lelaki ini?

"Bukan begitu--" Zifa berucap gemetar.

"Kau sungguh berani mengusirku Zifa!? Ingatlah, bahkan seluruh rumah sewa ini mampu ku beli!" Sela Lio terlihat pongah dengan wajah seramnya.

"Lio..."

Lio bungkam seketika. Tatapannya melunak saat suara lembut itu menyebut namanya.

"Kau mau apa? aku tidak bisa menerima tamu lelaki dirumah ku jika tidak ada orang lain selain kita berdua. Kemana Sheryl?" Ucap Zifa menjelaskan. Semoga saja ucapannya itu dapat di pahami oleh Lio.

Lio menghela napas. Berusaha kembali mengontrol emosinya.

"Sheryl di dalam kamar," jawab Lio lembut.

Zifa pun merasa legah. Untung saja emosi Lio kembali menurun. Dengan pelan, Zifa sedikit menjauh. Mengambil jarak lebih banyak.

"Jadi tujuan mu datang kesini untuk apa?" tanya Zifa pelan.

SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang