SYARAT 31

158 19 5
                                    


---

Happy Reading

---


Acara makan malam pun sudah selesai. Banyak obrolan dan candaan yang mereka keluarkan. Kini semua teman-teman Lio dapat menanggapi bagaimana sifat Lucy, calon mama Lio kedepannya. Ternyata wanita itu adalah sosok yang sangat lembut. Lucy bisa sangat nyambung bersama teman-teman Lio, membuat semuanya bisa dengan nyaman dan menyelesaikan acara itu dengan bahagia. Lio memang harusnya bisa dengan cepat menerima kehadiran Lucy. Hanya saja, ia masih belum bisa melupakan sosok mama yang dulu. Memang harus seperti itu,sebab Hawivia ibu kandung Lio akan terus menjadi ibu terbaik di hidup Lio.

Ini hanya sekedar waktu. Waktulah yang akan menyelesaikan semuanya. Jika Lucy mampu memberikan sosok Ibu yang terbaik untuk Lio,maka dengan perlahan Lio akan menerimanya. Ia tidak mampu untuk memaksa menyukai kehadiran Lucy. Dan Miko pun,papanya itu tidak akan memaksa anaknya untuk menuruti kemauan dirinya. Miko akan menunggu saat dimana Lio menerima sepenuhnya sosok Lucy.

"Jadi,acara pertunangan nya kapan Paman?" Tanya Samuel di tengah Candaan mereka tadi.

"Hm, kalau pertanyaan itu di tanyakan padaku. Jelas aku ingin secepatnya, besok pun bisa kalau Lucy mau. Tetapi jika pertanyaan itu di tujukan pada Lucy, dia maunya bulan depan" jawab Miko.

"Kenapa begitu aunty? bukan kah semakin cepat akan semakin baik?" Tambah Sheryl.

Lucy menanggapi pertanyaan Sheryl dengan senyuman.

"Aunty akan ke Indonesia dulu. Ingin menyelesaikan pendidikan Aunty di sana selama sebulan, setelahnya Aunty akan kembali dan melaksanakan pernikahan" jawabnya.

"Wahh, Aunty masih pelajar?" Tanya Celia.

Lucy mengangguk sambil terkekeh. Pelajar yang di maksud Celia bukan Pelajar yang di maksud Lucy. Cepat-cepat ia menambahi. "Aunty punya cabang galery di Indonesia. Ada di Berbagai tempat. Dan sebulan ini, Aunty perlu menyelesaikan studi galery cabang baru Aunty yang berada di Jawa timur"

"Di Jawa timur? Dibagian mana Aunty?" Sahut Zifa saat tempat ia pernah tinggal beberapa tahun telah di sebut.

"Di kota Kediri, kau tahu?"

Zifa dan Sheryl mengangguk antusias. Kota itu adalah kota tempat keduanya di pertemukan.

"Kami dari kota tersebut Aunty" tambah Sheryl. Menunjuk dirinya dan Zifa.

"Wah benarkah? kapan-kapan Aunty akan mengunjungi kalian jika berada di Indonesia."

"Dengan senang hati Aunty" balas Sheryl.

Zifa ikut tersenyum kala mata Lucy menatap nya.

"Asli Indonesia yah?" Tanya Lucy pada Zifa yang langsung di angguki.

"Iyaa Aunty"

Lucy pun ikut mengangguk paham. Dan segera mereka semua pamit pulang.

"Lio, biar Sheryl kuantar pulang" pinta Ziano. Sebab tadi sebelum berangkat kesini,ia mengalah dan tidak menjemput Sheryl karena Lio yang akan menjemput nya bersama dengan Zifa.

"Tanyakan pada Zifa" jawab Lio.

Ziano menghela gusar. Benar juga, alasan mengapa ia tidak bisa mengajak Sheryl karena Jika Lio ingin mengajak Zifa maka dengan harus Sheryl akan ikut. Itu alasan karena Zifa tidak ingin terus berduaan dengan Lio didalam mobil.

Sheryl yang melihat itu terkekeh kemudian. Wajah Ziano begitu terpukul.

"Rasain" gumamnya.

---


SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang