---
Happy Reading
---
Zifa memilin ujung hijab nya kala Lio, Lelaki sang penguasa itu telah memerintahkan padanya untuk menyuap kan nasi untuk Lio. Lelaki itu tidak akan makan jika bukan Zifa yang menyuapinya.
"Lio, tangan kanan kamu masih bisa di gerakin. Makan sendiri yahh," pinta Zifa. Dirinya berdiri tak jauh dari hospital bad milik Lio.
Lio mendengus dengan tatapan kesal menatap perempuan berhijab itu. "Tapi kepala aku di perban Zifa, dilarang untuk di gerakin berlebihan. Jadi mana mungkin aku bisa makan sendiri. Lagian juga kamu cukup menyendokkan nasi itu ke dalam mulut Ku. Apakah ada proses sentuh menyentuh, tidak kan?" Ucapnya dengan sarkas.
Zifa tahu. Namun, ia tidak sanggup untuk berinteraksi terlalu dekat dengan lelaki itu. Ia pun kini menghela pelan, lalu berucap. "Yasudah, aku akan menyuapimu."
Lio tersenyum Menang. "Tapi jangan natap aku seberlebihan itu dari kebiasaan kamu," lanjut Zifa membuat senyum Lio luntur tergantikan dengan raut bingung.
"Maksud kamu aku ngunyah sambil merem?"
Zifa menggeleng cepat. "Bukan seperti itu. Maksud aku, setelah aku nyuapin kamu sesendok nasi. Tatapannya itu alihkan ke yang lain, jangan natap aku. Dan oh iya, jaraknya segini yah!" Zifa menjauh kan kursi itu sedikit dari jarak ranjang pesakitan.
Lio memutar bola mata lalu mengangguk cepat. "Hm iya, cepetan aku lapar."
Zifa pun dengan segera mengambil sekotak nasi itu lalu membukanya dan menyodorkan sesendok nasi dengan lauk yang sudah di angkut di sendok itu menuju ke mulut Lio.
"Doa dulu." Peringat Zifa.
Lio yang mulut nya sudah terbuka pun tertutup kembali.
"Lupa cara berdoa!" celutuk nya.
"Astagfirullah Lio!" Delik Zifa.
"Segera masukkan makanan itu kedalam mulut ku Zifa. Tak perlu berdoa segala!"
Zifa menyerah. Dengan segera ia menyendokkan makanan itu ke dalam mulut Lio. Tak lupa dengan bibir Zifa yang berucap Bismillah.
"Ngucapin apa barusan?" Tanya Lio dengan mulut yang penuh.
"Kunyah dulu!"
Lio menurut, dengan pelan Lio mengunyah makanan dan segera menelannya cepat.
"Sudah. Bicara apa tadi?"
"Berdoa untuk mu," jawab Zifa dengan tangan yang sibuk menyendok kan lagi kedalam mulut Lio.
"Itu doa makan yah?"
"Itu ucapan Basmalah. Segala sesuatu apapun yang akan kita lakukan hendaklah berucap Bismillah. Kalau doa makan, beda lagi. Doanya sedikit panjang untuk kamu yang sudah tidak sabar ingin makan, jadi tidak sempat mengucapkan."
Lio terkekeh, ia lalu kembali membuka mulut menerima suapan dari Zifa.
"Doa makan seperti apa?"
"Bukannya kamu ada doa sendiri yah?"
"Aku kalau makan yah makan aja. Tidak pernah berdoa. Lagian berdoa untuk siapa, Kan makannya beli dari hasil uang aku." ucapnya dengan mulut yang sibuk mengunyah.
Zifa menggeleng dengan ucapan Lio barusan. "Kamu tidak memiliki agama yah?" Tanya Zifa pelan.
Lio mengerucutkan bibir dengan lagak berpikir. "Punya. Aku agama Kristen. Papa dan Mama ku juga. Setiap Minggu Papa sering ke gereja kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
SYARAT
General FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA😉 --- Mixelio Xifer Jatmiko, Dendam penuh pada dirinya membuatnya berubah menjadi Lelaki pembunuh, Kasar, Arogan, dan berkuasa. Dia nekat melakukan seperti itu karena ingin membalas kematian keji Adik kesayangannya. Lio yan...