---
Happy Reading
---
Tok-tok-tok
Bunyi ketokan pintu dari luar terdengar sangat keras kedalam kamar Sheryl. Sheryl yang memang masih lemah untuk bergerak, kini ia bersuara memanggil nama Zifa.
"Zifa, ada tamu nih sepertinya. Tolong bukain pintu yah..." teriaknya dengan suara yang serak.
Tak ada sautan. Sheryl kembali memanggil seiring dengan ketokan yang makin menjadi.
"Aduhh, iya tunggu!!" Teriak Sheryl.
"Zifa kamu lagi ngapain?" Ucap Sheryl ke dalam kamar Zifa.
"Di WC Ryl. Bentar yak, aku wudhu dulu..." sahut Zifa.
"Oh okey."
Sheryl pun melanjutkan langkah menuju pintu utama. Sejenak ia diam terlebih dulu. Matanya mengintip pada jendela samping pintu. Tapi nihil, tak ada orang di balik jendela.
Kini pikirannya malah di hantui pada kiriman-kiriman teror yang setiap pekan pasti akan muncul di depan pintu. Ia jadi mengurungkan niat untuk membuka pintu tersebut.
"Ada apa Ryl? kok malah bengong di dekat pintu. Kesambet loh, mau Maghrib ini..." tegur Zifa saat perempuan itu keluar dari kamarnya dengan mukenah yang sangat cantik terpasang pada tubuh mungil itu.
Terlihat jika Zifa berjalan kearah meja yang terletak tak jauh dari mereka dan segera mengambil mushaf Al-Qur'an yang berada di atas meja tersebut.
"Zifa, tadi dengar kan suara ketokan pintu?" Tanya Sheryl pada Zifa.
Zifa mengangguk. "Iya dengar. Kenapa, gak ada orang yah?" Tanyanya.
Sheryl mengangguk pelan.
"Pas ngintip di jendela orangnya udah gak ada," jawab Sheryl.
"Kok bisa, mungkin kamu lama buka pintu nya, makanya orang itu udah pergi," ucap Zifa lalu memilih mendekat dan segera membuka pintu dengan pelan.
"Ziff...kalau paket isinya teror-an dan sejenisnya, kamu langsung buang yah. Jangan perlihatkan ke aku," ucap Sheryl dengan tubuh takutnya bersembunyi di balik mukenah milik Zifa.
Ceklek.
"Gak ada apa-apa Ryl," kata Zifa dan keluar lalu mengecek seluruh area teras.
"Benarkah?"
"Huum..." jawabnya sambil menutup pintu kembali.
"Tapi tadi ada orang ngetok gak sabaran loh Zif."
"Ya kan seperti yang aku bilang tadi, sempat orangnya udah pergi."
Sheryl mengangguk pasrah.
"Bisa jadi," kata Sheryl pelan.
Zifa dan Sheryl pun berpisah. Mereka Masing-masing menuju ke kamar.
"AAAAAKKKHHH!!"
"Allahuakbar!!" Kaget Zifa saat mendengar teriakan histeris milik Sheryl dari kamarnya.
Zifa segera membatalkan niatnya untuk melaksanakan sholat Maghrib dan langsung berlari menuju ke kamar Sheryl.
"Sheryl kamu kenapa?"
Disana, terlihat Sheryl yang sudah diam kaku dengan linangan air mata di wajahnya. Telunjuk wanita hamil itu bergerak menyuruh Zifa untuk mendekat dan melihat sesuatu di atas ranjangnya.
"Astagfirullahaladzim!!" Pekik Zifa saat ia ikut melihat sesuatu diatas ranjang milik Sheryl.
"Ini gambar foto Kak Vero kan Ryl?" Tanya Zifa saat tangannya mulai menyentuh selembar foto milik Vero yang terkena becekan darah dari bangkai ular.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYARAT
General FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA😉 --- Mixelio Xifer Jatmiko, Dendam penuh pada dirinya membuatnya berubah menjadi Lelaki pembunuh, Kasar, Arogan, dan berkuasa. Dia nekat melakukan seperti itu karena ingin membalas kematian keji Adik kesayangannya. Lio yan...