SYARAT 27

177 24 3
                                    

---

Happy Reading

---


"Anjing, Sialan!" Teriak Lio begitu murkanya.

Sakit di dadanya menciut seketika. Kenapa juga lelaki itu masih bernyawa?

"Vero belum mati, Benarkah?!!" Teriaknya lagi. Bahkan infus yang ada di tangannya sudah ia lepaskan dengan sekali tarikan.

"Tuan Muda, anda masih proses pemulihan. Jangan di lepas," cegat Giro. Lalu menarik pelan lengan Lelaki itu.

"Lepas Giro, aku harus mencari keberadaan dia saat ini."

Napasnya sudah tidak terkontrol lagi. Apalagi ketika ia mendengar kabar bahwa saat ini Vero masih hidup dan berkeliaran di dunia, membuat syarafnya seperti ingin mendidih. Rasa sakit di hatinya langsung meledak ingin terbalasi. Lio tidak terima, sangat tidak terima. Jadi selama ini, selama satu setengah tahun ini dia sudah di manipulasi?

"Sialan Vero, sialan!!!"

"Lio!"

Lio tak menggubris teriakan Papa nya yang sedari tadi memilih diam melihat tingkah reog anaknya.

"Lio dengerin papa dulu!" Bentak Miko. Lio pun memilih diam dengan napas yang berusaha ia kontrol.

"Selama ini Papa tidak tinggal diam. Selama ini, Papa juga berusaha menyelidiki kasus kematian adik mu itu. Karena saat itu, waktu kau mengatakan anak itu mati saat kecelakaan nya, Papa tidak percaya. Papa memilih untuk menyelidiki diam-diam kasus tersebut. Dan Selama itu juga Papa sebenarnya tau kalau dia belum mati. Tapi Papa menunggu saat dimana Papa berhasil menemukannya," jelas Miko panjang lebar. Tentu selain mengandalkan kuasa hukum, Miko harus mengandalkan detektif rahasia. Menangani kasus anaknya bukan semata harus menunggu kabar dari polisi. Ia harus lebih menyelidiki lebih dalam lagi. Miko tentu tidak bisa juga memaafkan dengan mudah kejadian kematian anak gadisnya itu.

Berbeda dengan Lio, yang dengan tingkah semau dan tidak sabaran nya, ia membunuh seluruh keluarga yang malah tidak tau apa-apa. Sedangkan Miko, ia memilih untuk sabar dan bergerak tenang agar ia mudah juga menemukan titik terangnya. Setidaknya jika Vero tidak mati cepat, ia harus mati perlahan-lahan. Jadi Sifat anak dan Papa itu sama bukan? sama-sama Kejam.

"Papa sudah berhasil menemukan dimana terakhir kali ia berada. Tetapi papa belum berhasil menemukan tempat persembunyian nya selama ini. Dan tentang kasus kecelakaan yang mengakibatkan kematian manipulasi nya Vero saat itu, ada orang lain yang membantu nya. Dan orang lain itu adalah anak suruhan mu dulu. Dia Jery!"

Mata Lio melotot. Jery? Benarkah Jery menghianatinya? Ia tidak menyangka bahwa mantan kepercayaan nya itu yang melakukan nya.

"Benarkah Pah?" Tanya Lio.

Miko mengangguk tegas. Wajahnya sekarang menunjukkan raut malas. Ternyata anaknya itu begitu bodoh.

"Kau hanya terus memikirkan rasa sakit hati mu di tinggalkan Michaela, tanpa tahu selama ini tingkah kebodohan mu itu di peralat oleh mereka. Ck!" Kesal Miko dengan mata tajamnya.

Lio merengut. Sekarang, ia terlihat makin stupid jika seperti ini.

"Papa yang tidak memberitahu ku. Papa yang bertingkah seolah tidak peduli, itulah mengapa Lio bertambah beban memikirkan sikap papa itu."

Lio membalas cercaan papa nya. Ia tidak boleh terlihat lebih mengalah lagi pada papa nya itu.

"Mulut mu gayaan, emosinya di gedein!" Oceh papa nya.

SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang