SYARAT 17

278 34 31
                                    

---

Happy Reading

---

Segala hajat kotoran sudah Zifa lepaskan. Perut yang tadinya melilit sekarang terasa legah dan ringan. Sesaat, Zifa kembali berwudhu, lalu hendak tidur. Biasanya setelah Salat malam, Zifa menjenguk Sheryl di kamarnya. Namun, saat ini harus batal sebab perutnya masih sedikit sakit.

Sebelum menyingkap selimut yang akan membungkus tubuhnya, Hp nya berdering di atas nakas. Dengan kening yang berkerut, ia pun mengulurkan tangan dan mengambil hpnya.

"Madam Cassy?" Sebutnya makin heran. Ada apa dengan tetangga kamarnya itu? mengapa menelpon selarut ini?

"Halo, assalamu'alaikum Madam?"

"Halo nak Zifa, kamu--"

Tutt...

Lagi-lagi keningnya mengkerut. Firasat nya tiba-tiba aneh. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Madam Cassy?

"Astagfirullah," ucap nya khawatir. Ia hendak akan keluar dari kamar sebelum terdengar notif pesan dari Hpnya.

+1813636****
Keluar dan buka pintunya! aku ingin menemui dirimu. Jika kau tidak melakukan nya dan membiarkan ku menunggu lama, lihatlah! aku akan nekat masuk dan mengacaukan rumah mu malam ini!

Deg.

Jantung Zifa kembali berpacu lebih cepat. Keringat dingin sudah membungkus tubuhnya, bahkan sakit yang di rasakan di hatinya saat tadi siang pun belum hilang, kini kembali lagi ia rasakan.

Jelas saja Zifa tahu siapa pemilik nomor ini.

"Ya Allah, mau apa lagi lelaki itu malam ini?" Gumamnya. Rasa cemas terus melingkupinya. Apa yang harus Zifa lakukan?

"Tidak-tidak, Aku tidak perlu keluar," katanya dan memilih untuk ke tempat tidur.

Zifa berusaha memejamkan mata saat dering di hp nya kembali berbunyi.

"Ya Allah bantu Zifa. Zifa takut menemui mahkluk mu yang satu itu." Zifa merapalkan doa, berucap dan berharap agar lelaki itu berhenti mengganggu nya. Meski hanya malam ini saja.

Suara Dering itu pun berhenti, belum sempat Zifa mengucapkan syukur. Hpnya kembali berbunyi, ternyata harapan doa Zifa belum di kabulkan secepat itu oleh Allah.

"Zifa keluar! angkat panggilanku Zifa!"

Suara teriakan itu terdengar dari kamar Zifa. Zifa sudah mengeluarkan air mata. Ia ingin menemui Lio agar tidak bertingkah, namun ia takut. Takut akan terjadi sesuatu padanya nanti.

Ting.

Notif kembali berbunyi, Zifa pun melihatnya.

+1813636****
Kamu keluar sekarang! aku hanya ingin melihat mu, setelah itu aku pergi. Jika kau tidak menurut lagi, maka aku memaksa untuk menerobos masuk kedalam rumah mu!

Zifa sudah menggigiti kuku jarinya. Ia bingung, benar-benar bingung. Ia harus keluar atau tidak. Jika dirinya masih menolak, ia takut jika Lio benar-benar nekat melakukan nya. Syukur kalau hanya sekedar masuk, jika lelaki itu lebih bertingkah di luar batas bagaimana?

"A'udzu billahi minas-syaitanir-rajimi! [Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk]" Zifa berucap batin lalu memilih menemui Lio.

Semoga saja lelaki itu tidak nekat memperlakukan Zifa semaunya. Diputarnya kunci pintu rumahnya, lalu menekan gagang pintu hingga pintu itu terbuka. Sesaat Zifa terdiam dengan pandangan menunduk.

SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang