3. Satu Koma Lima Juta

45 7 15
                                    

Jadi, tujuan lo ke sini buat minta gue cari earbuds-nya di selokan, iya?
—S. Nindyani

—∞—∞—∞—
3. Satu Koma Lima Juta
—∞—∞—∞—

Waktu istirahat pertama akhirnya tiba. Tim Ligaradio SMA Lingkar Global memutar lagu untuk menemani momen istirahat para Ligans. Kali ini tidak ada jadwal siaran, jadi banyak anggota dari ekskul tersibuk sejagat sekolah itu yang bebas menghabiskan waktu istirahat 40 menit ke depan.

Neo sendiri tidak berminat menghabiskan 40 menit-nya yang berharga di luar kelas. Dia lebih memilih berdiam di dalam ruangan sejuk 11 IPA 1 sambil asyik membaca buku. Namun, kedatangan seorang siswa jangkung ber-name tag Kanu Aji Samudra sukses mengusik keasyikan itu.

“Seingat gue, gue udah kasih rekaman siaran bulan ini ke lo.” Neo menebak-nebak tujuan Kanu menyambangi kelasnya. “Dan gue juga udah pesan via chat kalo gue lagi mau ansos dulu.”

Kanu menggeleng. Melalui gerak tangan, cowok itu berujar, “Earbuds saya hilang.”

“Hah? Kok bisa?” Neo yang awalnya menanggapi kehadiran sang teman dengan malas jadi tertarik akibat informasi barusan.

“Karena teman sesama penyiar kamu itu.”

“Maksud lo Sashi?”

Kanu mengangguk.

“Kenapa lo malah nyamperin gue?”

“Temani saya ke kelas dia. Katanya dia mau ganti rugi earbuds saya.”

Neo menyandarkan punggung ke sandaran bangku, sedikit melakukan peregangan untuk mengumpulkan energi. Lagaknya seperti sedang bersiap-siap untuk melakukan sesuatu—yang diduga Kanu sebagai wujud dari kesediaan Neo membantunya. Namun, selanjutnya cowok berkulit putih dan berkacamata itu justru melenguhkan napas malas dan berujar, “Lo ke sana sendiri aja, deh. Gue mager.”

Kanu memandang Neo dengan tatapan kesal. Namun, dia tidak menuntut lebih lanjut. Cowok tinggi kurus itu beranjak dari kelas Neo, nekat pergi sendiri menuju kelas Sashi untuk meminta ganti rugi atas earbuds-nya yang hilang. Terserahlah orang mau bicara apa tentang dirinya saat tahu bagaimana cara dia berkomunikasi dengan Sashi nantinya. Dia hanya mau earbuds-nya kembali.

Aslinya Kanu bukan orang yang perhitungan. Dia juga enggan repot-repot menyinggung kehidupan orang lain, apalagi orang populer macam Sashi. Kanu bisa saja membeli earbuds baru. Namun, earbuds yang hilang itu sangat mahal harganya, tidak kurang dari 1 juta rupiah. Kanu sampai harus menabung berbulan-bulan untuk membelinya. Oleh karena itu, dia tidak rela benda semahal itu hilang begitu saja karena kecerobohan seorang cewek bernama Sashika Nindyani.

—∞—∞—∞—

“Lo yakin nggak mau ke kantin, Shi?” Windy bertanya untuk yang ketiga kalinya sejak bel istirahat berkumandang lima menit yang lalu.

Untuk yang ketiga kalinya pula Sashi menggeleng. “Kalian aja, deh. Gue lagi males berada di keramaian.”

“Tapi, lo belum sarapan,” ucap Windy.

“Gini aja deh, Win. Lo sama Bila ke kantin. Gue bakal temenin Sashi di kelas,” usul Mauri. Sashi hendak menolak, tetapi Mauri lekas mengangkat tangan, pertanda bahwa ucapannya barusan adalah ultimatum. “Nanti beliin roti sama susu kotak aja buat gue dan Sashi.”

Menuju Tak HinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang