30. Keluarga

16 4 0
                                    

I love you, Pa.❞
—K.A. Samudra

—∞—∞—∞—
30. Keluarga
—∞—∞—∞

Untuk Papa,
Ayah terhebat versi Kanu Aji Samudra.

Pa, aku minta maaf atas semuanya. Maaf karena nggak pernah mau mendengar penjelasan Papa. Maaf karena aku selalu memandang Papa sebagai orang yang salah. Maaf karena aku jadi beban buat Papa selama ini.

Mulai sekarang Papa nggak perlu lagi merasa bersalah sama aku dan Mama. Papa nggak salah. Aku yang salah karena udah menilai Papa dengan buruk.

Pa, aku titip pesan ini buat Mama Kasih, ya. Maaf karena sempat meragukannya untuk menjadi pengganti Mama. Sekarang aku udah bisa terima semuanya. Sekarang aku bersedia untuk memanggilnya dengan sebutan ‘Mama’. Sekarang aku punya dua ibu yang aku sayangi. 

Papa jaga diri baik-baik ya di sana. Aku titip Aira dan dan Mama.

I love you, Pa.

P.S. Kotak yang aku kasih tadi jangan lupa disampein ke Mama, ya.

Salam,
Kanu Aji Samudra,
A proud son of Raazi Samudra.”

Surat itu sukses membuat Aji menitikkan air mata. Dia terlambat membacanya. Seharusnya saat Kanu menyerahkan surat itu di bandara tadi, dia langsung membacanya. Seharusnya dia langsung memeluk Kanu setelah membacanya.

Bahu bergetar Aji menyulut perhatian Aira yang baru keluar dari kamar usai membersihkan diri. Gadis kecil itu mendekat, menatap bingung papanya yang sedang menangis.

Kebingungan Aira langsung terjawab saat menatap surat dari kertas A4 polos di tangan Aji. Tadi dia melihat Kanu menyerahkan surat itu di ruang tunggu bandara.

“Kenapa, Pa?” Kasih, mama Aira, ikut bergabung ke ruang tengah usai menyiapkan makan malam di dapur.

Aira berbisik pada mamanya, “Papa dapat surat cinta dari Kak Kanu.”

Informasi itu lebih dari cukup untuk dimaklumi oleh Kasih. Wanita itu tidak bertanya lebih jauh, merasa ini adalah ranah pribadi bapak dan anak. Alih-alih, dia hanya mengulurkan tangan untuk mengusap punggung sang suami, berusaha mengalirkan kekuatan.

Usai merasa cukup dengan rasa terharunya, Aji menyerahkan suratnya pada sang istri. “Ada titipan surat dari Kanu.”

Kasih meraih surat itu dan membaca isinya bersama Aira. Sementara itu, Aji beralih menuju kamar untuk mengambil kotak yang dimaksud Kanu. Selain memberikan surat, anak itu juga memberikan kotak kado berwarna hitam yang entah berisi apa.

Menuju Tak HinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang