33. Sisi Lain

18 4 0
                                    

Kamu udah jadi bagian yang berarti di hidup saya entah sejak kapan, mungkin sejak pertama kamu mempergauli saya.
—K.A. Samudra

—∞—∞—∞—
33. Sisi Lain
—∞—∞—∞—

“Jangan dekat-dekat sama dia. Dia itu pengkhianat.”

“Kok tega sih nyebar gosip tentang temen sendiri?”

“Ih, pokoknya nggak usah ditemenin yang modelan begitu.”

“Kasihan Sashi ....”

Windy baru saja menginjakkan kaki di koridor kelas 11 IPS saat bisik-bisik sinis itu terdengar. Menyakitkan, tapi bagaimanapun memang begitulah kebenarannya. Dia tak bisa terus-terusan menghindar, apalagi dengan status hubungannya dan Sashi yang kini telah membaik. Sekarang dia hanya perlu kebal menghadapi sanksi sosial dari teman-teman sekolah atas perbuatannya.

Sambil terus berjalan dengan memalingkan pandangan lurus ke depan—tanpa menoleh ke kanan-kiri demi membalas tatapan sinis orang-orang, Windy akhirnya tiba di kelas. Namun, suasana di ruangan itu pun tidak sekondusif yang diharapkannya. Teman-teman kelasnya malah terang-terangan menghardiknya.

Bila ternyata sudah tiba lebih awal. Dia berusaha mengajak Windy terlibat dalam obrolan ringan supaya bisa mengalihkan hardikan dari beberapa anak kelas. Obrolan mereka berpusat pada tugas-tugas satu minggu belakangan yang dilewatkan Windy. Sebetulnya itu bukan obrolan yang menyenangkan karena Windy seolah disadarkan bahwa ada beban lain yang mesti diselesaikannya, tapi setidaknya dia punya pelarian dari omongan teman-teman kelasnya.

Tak lama kemudian, pengumuman tak terduga menggema di pengeras suara di setiap penjuru sekolah.

Tes, tes. Selamat pagi, semuanya. Saya Fabio, salah satu anak Ligaradio. Nggak ada siaran pagi ini, tapi izinkan saya menyampaikan sesuatu kepada seseorang. Untuk Windy Audine, 11 IPS 1, selamat datang di sekolah. Gue harap perasaan lo sekarang membaik setelah healing berhari-hari kemarin. Kalo ada omongan jelek tentang lo, nggak usah didengerin, anggap aja angin lalu. Logikanya gini, Sashi aja mau maafin lo dan bersedia kasih lo kesempatan kedua, lantas kenapa lo mesti repot dengerin pendapat orang lain? Mending gunain telinga lo buat hal-hal yang lebih bermanfaat, contohnya dengerin playlist lagu yang barusan gue kirim. Oke, mungkin itu aja dari gue. Have a great day, Win! Makasih buat temen-temen yang udah ikut dengerin.”

Informasi terakhir membuat Windy bergegas mengecek ponsel pintarnya dan membuka ruang obrolan bersama Fabio. Cowok itu barusan mengirim link yang memuat playlist berjudul Dalam Rangka Mengembalikan Senyum Windy berisi lagu-lagu bernuansa ceria. Dan, berhasil. Windy sukses dibuat tersenyum hanya dengan membaca judul playlist tersebut.

Menuju Tak HinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang