31.

71 24 31
                                    

Sore itu Hera tidak peduli lagi dengan kondisi badan nya yang belum seberapa pulih pasca kecelakaan, dia terus berlari sampai rumah disusul pula dengan beomgyu.
Yeonjun? Awalnya dia juga ikut mengejar, namun semua itu hanya sampai gerbang sekolah. Sebab, Tuan Choi telah menunggu nya di sana.

"aku mau menyusul Hera sebentar! Dia butuh bantuanku ayah!"

"Tidak! Jamuan makan malam dengan client sudah disiapkan. Kita harus berangkat saat ini juga!"

"tapi kan itu masih nanti malam! Sekarang bahkan belum Senja"

"persiapan materi bisnis yang akan kita bahas belum kamu pelajari. Kapan kamu akan mempelajari nya jika sibuk mengurus Hera?!"

Yeonjun tidak dapat lagi menolak perintah ayahnya, dia terpaksa masuk ke mobil bersama ayahnya sambil terus melihat punggung Hera yang semakin menjauh, perasaan nya sungguh tidak enak. Di dalam hati nya ia selalu berdoa untuk kebaikan Hera dan hyejin.

Sampainya Hera di rumah, dia langsung memasuki kamar kedua orangtuanya. Keadaan nya masih sama seperti biasanya, kosong.
Padahal dia masih berharap agar setidaknya mereka memiliki hati nurani pada putri kandung mereka sendiri.

Kakinya lemas, dia terduduk di lantai sambil mengeluarkan air mata. Tidak ada suara, namun air mata terus menerus berdesakan untuk keluar dari rongga matanya.
Hera kebingungan, kepada siapa ia hendak meminta pertolongan.

Beomgyu ikut melangkah memasuki kamar, dan memeluk Hera dari belakang, tangan besarnya ia gunakan untuk mendekap bahu Hera erat erat berharap setidaknya tindakan seperti ini mampu menguatkan kembali bahu Hera yang sedang goyah.

"ada apa? Kenapa berlari? Mau cerita?"

Hera tidak menjawab melainkan memperlihatkan sticky note yang ia dapatkan. Tidak tahu siapa yang meletakkan nya disana yang jelas orang itu pasti sudah mengenal Hera.

Bagian yang ini tidak terlalu Hera pedulikan, yang menjadi fokus utama Hera adalah keberadaan hyejin.
Tanpa sengaja beomgyu melihat ada satu amplop besar berwarna coklat di sofa yang terletak di kamar tersebut. Beomgyu berdiri dan mengambilnya,

"hera, ini apa?"

Hera bergegas melihat isi dari amplop itu dan di dalam nya terdapat sebuah  flashdisk  yang juga terdapat pesan singkat.

Day 1

Hera buru buru pergi ke kamar nya, menyalakan laptop dan mulai membuka isi flashdisk tersebut.
Sebuah video.

Video dimulai dengan menampakkan bangunan tua yang tampak sudah tidak berpenghuni.
Ayah tirinya terikat pada sebuah tiang bangunan, matanya memerah karena menangis.
Dia terus berteriak,  seluruh tubuhnya ikut meronta hendak melepaskan diri dari ikatan.

Hera tidak mengetahui dengan pasti apa yang sedang terjadi yang jelas sesuatu itu tentu membuat ayah tirinya menangis dan memohon untuk berhenti.
Suara ayah tirinya tidak terdengar jelas, sebab mulutnya diikat dengan sebuah kain hingga Hera sendiri tidak dapat menangkap secara keseluruhan tentang apa yang berusaha ia sampaikan.

Kemudian scene berganti menjadi sosok sang paman tertua, Son Taehee. Dia duduk dengan nyaman di sebuah ruangan serba hitam.
Sambil menghirup rokok ganja nya, ia mengatakan kepada Hera agar tidak sekali kali melaporkan video ini kepada polisi.

Dia juga menambahkan, bahwa separuh dari anak buahnya ada di sekitar Hera dan akan selalu mengawasinya. Jadi jikalau Hera berani melaporkan hal ini kepada polisi maka dia tidak akan segan segan untuk berbuat yang lebih mengerikan pada hyejin.

OUR STORY- Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang