44.

80 24 9
                                    

Dua tahun telah berlalu, Beomgyu juga sudah kembali seperti semula beraktivitas sebagaimana orang pada umumnya. Dia bahkan telah menyelesaikan pendidikan nya yang tertinggal.

Sekarang dia sudah berhasil diterima di salah satu universitas di Daegu jurusan bisnis. Sembari membuka usaha kecil kecilan bersama Hera, ia juga aktif kerja sampingan sebagai penyanyi panggilan di beberapa Cafe.

"Bagaimana kuliahmu?"

"seperti biasa. Tidak ada yang spesial, dosen ku makin hari makin menjejali ku dengan tugas tugas. Huaaah... Capek juga."

"ngomong ngomong, aku rindu hyejin. Aku ada rencana mengunjungi makam nya lusa, boleh?"

"kamu mau ke Seoul?"

"iya, sudah dua tahun aku pergi begitu saja dari sana. Hyejin mungkin saja merindukan ku, lagipula aku bahkan belum pernah mengunjungi makam nya. Kamu tahu sendiri, saat pemakaman nya aku bahkan tidak hadir."

"besok kita kesana. Aku juga rindu kota Seoul, aku belum pernah kesana sejak aku jadi manusia lagi."

"tapi bagaimana dengan kuliah dan pekerjaan mu?"

"Tidak usah dipikir, lusa juga weekend, sekalian juga sudah lama kita tidak bertemu Yeonjun. Terakhir kali aku mendengar tentang nya hanya melalui berita. Anak itu bahkan sudah benar benar jadi pengusaha sukses, harus aku akui, ku juga merindukan nya"

"hahaha iya, sejak aku pindah kemari ponsel ku rusak dan aku jadi lost contact dengannya. Rasanya tidak adil juga kalau kita tiba tiba menghilang tanpa memberi kabar padanya. Baiklah, kalau begitu lusa kita berangkat."

"yesss!!! Akhirnya aku pergi ke Seoul juga! Kota yang selalu ku impikan sejak dahulu."

"umm, Beom. Lalu bagaimana dengan ibumu? Kamu mau meninggalkan nya?"

"biar saja. Apa peduli ku?"

"husssh. Dia kan sedang sakit, mana boleh kamu meninggalkan dia begitu saja. Menurut ku, kita sebaiknya ajak dia juga kalau lusa keadaan nya sudah membaik."

"kenapa? Kan jadi ganggu acara. Ga mau!"

"Beomgyu. Cobalah untuk mengerti posisi ibumu, dia jatuh sakit setelah kepergian nenekmu, mungkin dia masih syok, menurut ku kalau kita coba ajak dia pergi ke suatu tempat dengan tujuan berlibur, mungkin itu akan sedikit membuat lebih baik."

"kenapa aku harus mencoba mengerti posisi ibuku? Dia bahkan tidak mencoba untuk mengerti posisi ku. Coba kamu pikir Hera, sudah 22 tahun aku hidup dan aku sama sekali tidak pernah tahu tentang ayahku. Dia selalu mengatakan bahwa ayahku sudah mati, tapi bahkan dia tidak bisa menunjukkan padaku dimana letak makam nya.

Kalau pun dikatakan dia adalah korban kecelakaan yang jasadnya tidak pernah ditemukan, lalu pada kecelakaan macam apa ayahku terlibat. Oke kita beralih lagi, bahkan hingga detik ini pun aku belum pernah melihat foto ayahku. Tidak satupun, bukankah ini sangat aneh? Bahkan ibuku tidak pernah memiliki surat resmi pernikahan dari negara, tidak ada catatan dari negara yang menyatakan bahwa ibuku menikah. Kalau pun memang aku adalah anak di luar nikah, tapi mengapa ibu sampai tidak mau memberitahu siapa ayahku.

Dulu aku selalu mengiyakan setiap perkataan ibuku, tapi semakin hari aku juga semakin ingat dengan tiap perkataan dari nenek, dan bagaimana sikap nenek selama ini padaku. Jika memang benar aku adalah cucunya lalu mengapa dia begitu sangat membenciku?

Kenapa bahkan di tengah keadaan nya meregang nyawa di rumah sakit, dia masih saja mengatakan bahwa aku bukan cucu nya? Lalu aku siapa? Aku jauh lebih bisa menerima kenyataan jika aku ternyata adalah anak panti asuhan yang bahkan tidak diketahui orangtua nya sepertimu, tapi ini berbeda Hera. Atau jika ternyata dulu ibuku adalah seorang pelacur hingga tidak mengetahui siapa ayah dari anak yang dikandung nya, menurut ku itu lebih bisa kuterima. Tapi tidak ada satupun dugaan ku ini yang benar.

OUR STORY- Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang