14.

123 39 45
                                        

Part kali ini agak panjang, sekitar 1700 an kata.
Jadi pastikan baca dengan santai dan di tempat yang nyaman, siapa tahu bisa ikut berteori disini haha...
Selamat membaca😁😁😘(author yang kepedean akan teori, padahal asli nya ga bisa berteori😂😂)


Hera sedang dalam perjalanan nya menuju sekolah, setelah ia mengantar hyejin terlebih dahulu.

Meski tergolong sangat mampu, Hera lebih memilih untuk bepergian dengan kendaraan umum.
Hera berusaha se maksimal mungkin menghindari terlalu banyak menggunakan uang ataupun fasilitas dari orang tua angkat nya.
Sebab dia tahu persis dari mana sumber uang mereka.

Hera beberapa kali menoleh ke belakang dan memastikan si arwah masih mengikutinya.
Sejak pagi tadi, tak terdengar sedikit pun celoteh darinya.
Hal itu sangat membuat Hera khawatir, apa ini pertanda buruk?


Bahkan saat ini pun ketika hanya mereka berdua yang di dalam bus, si arwah memilih tempat duduk dua kursi di belakang Hera.
Biasanya si arwah yang selalu ingin duduk Sebelah an dengan Hera. Namun kali ini dia justru yang menjauh.

"hei, duduk sini" ajak hera

"tidak usah. Aku disini saja"

"kenapa?"

"kalau terlalu dekat, nanti semakin banyak menguras tenaga mu. Yang kemarin itu menakutkan"

Hera teringat saat ia pingsan dan dibawa ke UKS.
Yah, saat itu memang badan Hera terlalu lemah, mungkin karena ia juga terlalu banyak berinteraksi dengan arwah saat itu.

Tapi menjauhkan diri seperti bukanlah solusi, saat dia sudah bertekad untuk membantu si arwah, justru dia yang menarik diri dari Hera.
Padahal masih banyak sekali hal yang perlu Hera ketahui lebih lanjut mengenai si arwah. Kalau berjauhan begini kapan bisa selesai?

Hera memutuskan untuk berdiri dan duduk di samping arwah.

"kenapa kesini? Nanti kamu bisa sakit"

"tidak usah dipikirkan. Fokus saja pada tujuan mu. Bukan kah kamu ingin hidup?"

"entah"

Hera refleks menoleh ke arah si arwah dengan mata melotot.


"Jangan katakan padaku bahwa kamu menyerah. Tidak boleh begitu"

"aku takut, Hera. Bagaimana kalau yang dikatakan yeonjun benar?"

"apa yang si tiang itu katakan?"

"bukan apa apa" arwah urung bicara.

"dengar, aku sudah siap dengan segala resiko yang akan kutanggung karena membantu mu. Jadi, kamu juga jangan patah semangat. Jangan dengarkan kata yeonjun sialan itu.

Kamu dengar sendiri kan? Kali ini kita tidak sendirian, yeonjun juga akan membantu. Akan kubuat si yeonjun itu mempertanggung jawabkan perbuatan nya nanti. Tenang saja.

Pokoknya aku gak mau tahu. Kamu jangan menyerah duluan. Percayalah, masih ada waktu. Kamu pasti bisa." ucap Hera panjang lebar.

" kenapa kamu bisa seyakin itu?"

Hera sempat terdiam sebentar lalu berkata.
"karena kamu temanku. Orang yang sudah jadi teman ku tidak boleh mudah menyerah. Begitu pun kamu"

Saat itu bus sudah sampai di sekolah Hera, dia pun segera turun tanpa menunggu si arwah tadi.
Mungkin dia tidak ingin arwah tadi melihat pipinya yang sudah memerah entah kenapa.

OUR STORY- Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang