"dari siapa lagi?"
"seperti biasa, dari ibumu. Terimalah, sudah berapa hadiah yang kamu tolak?"
Sudah satu minggu ini, Hera dan Beomgyu menyewa apartemen di Seoul. Beomgyu menolak tawaran dari kedua orangtua nya untuk tinggal bersama, menurutnya sangat tidak pantas bagi nya mendapatkan kebahagian setelah kematian Yuri yang begitu tragis. Dia tahu bahwa kondisi Yuri malam itu pastinya tidak baik baik saja, dan hingga detik ini Beomgyu masih saja menyalahkan ego nya yang membuat nya meninggalkan Yuri dalam keadaan hancur seperti itu.
"Seandainya saja aku tidak langsung marah dan meninggalkan nya sendirian, ibu pasti masih disini." itu yang dikatakan oleh nya hampir tiap malam.
"mereka benar benar tidak kenal menyerah. Sudah satu minggu, dan tiap hari setidaknya ada 10 surat atau hadiah yang mereka kirimkan. Sebenarnya apa mau mereka?" Beomgyu mulai kesal.
"tentu mereka ingin mengenal anak mereka sendiri, apa yang salah dari itu?"
"tapi, mereka berlebihan. Aku mungkin saja tidak akan mampu memenuhi ekspektasi mereka. Seharusnya mereka tidak perlu memperdulikan ku."
"aku bahkan telah membiarkan ibuku celaka, lalu apa yang mereka harapkan dari pecundang seperti ku?"
Hera melangkah mendekati pria yang masih dirundung duka.
"kamu ingin menebus kesalahan mu?"
"Bagaimana caranya?"
"bacalah, setidaknya coba baca satu dari sekian banyak surat yang telah mereka kirimkan. Coba rasakan cinta yang mereka berikan padamu melalui pena mereka."
"aku tidak sanggup, aku tidak pantas Hera." air mata tidak bisa lagi dibendung oleh Beomgyu.
"kamu harus sanggup jika ingin membayar kesalahan mu pada ibumu."
Hera memberikan setumpuk surat yang telah ia urutkan sejak hari pertama surat surat itu dikirim.
"kamu tidak perlu membaca semuanya dalam satu waktu. Baca perlahan, jika sudah tidak kuat, istirahat. Aku akan menemani mu."
"tolong jangan pergi juga. Aku sungguh sungguh tidak akan kuat lagi" Beomgyu menggenggam tangan Hera erat dan meletakkan kedua tangan Hera di bibirnya.
"aku disini."
Satu demi satu surat dibaca oleh Beomgyu, dan semakin banyak surat yang ia baca semakin banyak pula air mata yang keluar.
Tak tahan dengan kepedihan yang dirasa oleh Beomgyu, Hera kemudian mengambil beberapa surat yang masih tersisa dan menyimpan nya kembali."Sudah dulu. Kamu sudah terlalu banyak menangis."
"ini menyakitkan sekali. Hera, kenapa semua ini terjadi? Aku terlalu pengecut untuk bisa mendapatkan cinta sebesar ini, aku bahkan tidak bisa menjaga nyawa orang yang berjasa dalam kehidupan ku, lalu kenapa masih ada orang yang menyerahkan cinta mereka padaku?"
"kemarilah"
Hera membantu Beomgyu untuk berbaring dan meletakkan kepala Beomgyu di atas pahanya."tiap cinta yang diambil dari kita, pasti akan menyisakan lubang yang begitu besar dan dalam di jiwa kita. Memang, tidak ada yang bisa menolak fakta bahwa itu sangat lah menyakitkan. Aku pun begitu.
Tapi, ada cara untuk mengisi lubang lubang di jiwa kita. Salah satunya adalah dengan terbuka dan menerima setiap cinta yang diberikan kepada kita. Kita merupakan sedikit dari sekian banyak orang yang bisa mendapat anugerah tersebut. Upaya kita menerima cinta yang diberikan adalah bagian dari penyembuhan diri kita sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY- Choi Beomgyu
FanfictionMembantu arwah untuk mendapatkan hidupnya kembali? Bukankah itu mustahil? Siapa yang bisa percaya mitos seperti itu? Namun nyatanya hal itulah yang dihadapi oleh Son Hera. Gadis dengan begitu banyak luka batin yang ia kunci rapat rapat di sebalik pu...