Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca. Happy reading.
=========================
Masih memakai pakaian rumah sakit, Jennie nekat keluar dari rumah sakit. Dia akan berangkat ke Bukhansan untuk memastikan keadaan Lisa. Jennie tidak bisa hanya menunggu, rasa khawatirnya melebihi apa pun sekarang.
“Jennie-ya!”
Teriakan seseorang dari belakang, membuat Jennie menoleh. Mendapati Irene yang tengah mengejarnya.
“Ya! Kau mau ke mana?!” pekik Irene.
Jennie mengabaikan Irene, tetap berjalan di lobi rumah sakit menuju ke luar untuk mencari taksi.
Melihat Jennie yang mengacuhkannya, Irene langsung menarik lengannya dan Jennie menepisnya begitu saja lantas memberikan tatapan tajam.
“Aku tidak punya waktu! Tolong biarkan aku pergi,” tegas Jennie.
“Aku bisa mendapat masalah besar Jennie-ya! Pikirkan kondisimu juga! Katakan kau akan ke mana sekarang!”
Jennie tetap mengabaikan Irene, kini dia lebih cepat melangkah, keluar dari area rumah sakit. Sebuah taksi melintas, Jennie menyetop taksi itu lalu masuk ke dalam.
Sementara Irene panik brutal karena Jennie telah pergi. Dia berlari menuju parkiran, mengambil mobil untuk mengejar taksi itu. Irene bisa mendapat masalah besar kalau sampai terjadi sesuatu dengan Jennie.
Dalam keadaan panik, Jennie kembali menelepon ponsel Lisa. Kemudian tidak beberapa lama kemudian, ponsel Lisa diangkat seseorang yang Jennie yakini Jeon Sohee.
“Bagaimana kondisinya?” Jennie langsung bertanya.
“Tim penyelamat sedang membawanya turun ke bawah dari pendakian. Secepatnya akan menuju ke rumah sakit.”
“Sohee-ssi, apa dia mengalami luka berat?”
“Lisa masih tidak sadarkan diri, kepalanya terbentur. Aku akan memastikan padamu, Lisa baik-baik saja.”
“Jaga adikku sampai aku datang, ne?”
“Ne.”
Jennie mematikan sambungan telepon itu. Perasaannya semakin tidak karuan. Kini, dia mengirimkan pesan untuk Irene, memberitahu Irene bahwa dia menuju Bukhansan. Biar bagaimanapun, Irene harus mengetahui keberadaannya.
“Ahjussi, tolong lebih cepat lagi.”
“Baik, Nona.”
Jennie mengatur pernapasannya yang terasa sulit. Tiba-tiba dia merasakan nyeri di bagian punggungnya, membuat Jennie meringis hingga memejamkan mata menahan sakit. Suhu tubuhnya naik dan wajahnya semakin pucat.
Jennie menarik rambutnya kuat saat rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi, hingga dia tidak menyadari darah segar kaluar dari hidungnya.
“Nona, gwenchana?” Supir taksi itu melihat Jennie dari kaca depan, merasa khawatir karena penumpangnya terlihat kesakitan apalagi masih memakai baju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING YOU [ON GOING]
Fanfic[SISTERSHIP] [JENNIE & LISA] "Aku hidup hanya sebatas penyembuhmu. Dan itu tidak berarti apa-apa." Joo Lisa "Sekalipun hidupku di ambang kematian, aku tidak ingin melibatkanmu untuk bertahan hidup lebih lama." Joo Jennie Waktu begitu sempit hingga k...