⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Jangan lupa vote 🤗🤗🤗
Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗
Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅
Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jevan memasuki rumah dan berjalan menuju ke kamar miliknya. Jevan yang merasa dirinya sangat butuh untuk mendinginkan pikirannya pun langsung menuju ke kamar mandi dan membasuh dirinya. Membersihkan dirinya sebelum pergi beristirahat. Setelah selesai dengan acara mandinya, Jevan dikejutkan dengan sesuatu di ruangan ganti miliknya. Dia melihat ada sebuah kotak asing di atas meja dimana tempat koleksi jam tangannya berada. Dia juga melihat kalau ruang gantinya sekarang begitu berantakan. Jevan yang memang penasaran dengan kotak tersebut pun langsung menghampiri dan berniat membukanya.
Tapi begitu Jevan membuka kotak tersebut, Jevan reflek membuang kotak tersebut. Isi kotak tersebut berisi foto keluarganya yang dibingkai dengan figora kecil, tapi hanya foto miliknya yang dicoret dengan sesuatu berwarna merah. Jevan juga mendapati tulisan 'Die' di sebuah kertas yang ditulis dengan sesuatu berwarna sama seperti yang ada di fotonya. Nafasnya memburu, pandangannya menatap ke arah sekitar. Dia berusaha mencaritahu siapa kira-kira yang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.
"Jev ?? Kenapa ?? Kok kamar lo berantakan gini ??" Jevan berjengit ketika mendapat tepukan dari Jevian yang ternyata masuk ke dalam kamarnya.
"Lo...lo kok bisa masuk ke kamar gue ?? Bukannya gue udah bilang, kalau masuk ke kamar gue harus izin dulu ??!!" Tanya Jevan dengan suara yang semakin dia tinggikan.
"Dari tadi gue udah manggil lo dari luar tapi lo nya enggak denger. Terus pas gue buka pintunya, ternyata kamar lo enggak dikunci. Ya udah gue masuk. Lagipula lo juga sering gitu kan kalau ke kamar gue meskipun gue bilang kalau masuk harus izin ??" Jawab Jevian.
"Ngapain kesini ??" Tanya Jevan mengembalikan pembicaraan mereka di awal.
"Papa udah pulang tuh di bawah. Lo disuruh turun buat makan dulu." Ucap Jevian kemudian berjalan keluar dari ruang ganti milik Jevan. Tapi sebelum dia keluar, Jevian sempat melihat sesuatu yang terjatuh ke lantai. Tapi Jevian lebih memilih untuk abai dan lanjut berjalan ke luar.
"Masa iya Jevi yang ngasih ini ?? Tapi enggak mungkin, tadi dia ada sama gue terus kok. Lagipula buat apa juga dia ngirim ginian ??"
🍁🍁🍁
Jevan semalaman masih berusaha untuk melupakan kejadian di ruang gantinya. Tapi ternyata dia sama sekali tidak bisa melupakannya, justru dia semakin ingat dengan kejadian itu. Pemikirannya semakin mengarah pada saudara kembarnya. Padahal sebelumnya dia sudah mendengar alasan yang masuk akal kenapa Jevian bisa tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Jevan melangkahkan kakinya menuju ke garasi untuk mengambil mobilnya. Tapi sebelum itu dia sempat melihat Jevian seperti menahan senyumannya, entah apa yang membuat saudaranya itu menahan senyumannya. Jevan menuju ke garasi dan memasuki mobilnya. Tapi begitu dia sudah ada di dalamnya, Jevan lagi-lagi dikejutkan dengan tulisan berwarna merah di kaca depan mobilnya. Tapi kali ini bertuliskan 'Pembunuh'. Jevan buru-buru keluar dari mobilnya dan kembali masuk ke dalam rumah yang di dalamnya masih terdapat Jevian dan sang papa sedang menyelesaikan sarapan sambil mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemelli (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 25 Agustus 2022 . . . . . Menceritakan tentang seorang gadis yang dibutakan oleh dendam pada seorang laki-laki. Dia berusaha membalaskan dendam karena perbuatan laki-lak...