⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Jangan lupa vote 🤗🤗🤗
Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗
Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅
Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jevian semakin ke sini semakin sering bertemu dengan Gina untuk membahas rencana-rencana selanjutnya untuk membalas Hendra dan juga Ghita. Jika semua orang berpikir jika Ale tidak mengetahui hal itu, jawabannya adalah salah. Ale tau semuanya, tapi Ale hanya memantau apa yang selama ini dilakukan oleh Jevian dalam diam seperti tidak tau apa-apa. Bahkan dia juga bersikap seperti biasa seakan-akan tidak tau jika Jevian sering bertemu dengan Gina yang sebenarnya membuat sesuatu yang ada di lubuk hatinya terasa berdenyut sakit.
"Baru pulang Je ?? Habis dari mana ??" Tanya Ale sambil menggendong Kenzo.
Dia memberikan senyumannya pada Jevian seperti biasanya dan bersikap jika semuanya baik, padahal di otaknya seakan begitu berisik dengan berbagai pemikiran tentang hubungan Jevian dan Gina. Bahkan perasaan sesak di dadanya sama sekali tidak bisa dia sembunyikan lagi. Jevian berjalan ke arah Ale dan mengecup dahi Ale lembut seperti rutinitas mereka setiap harinya.
"Iya, tadi aku habis ketemu sama papa bahas proyek perusahaan yang bentar lagi dijalanin." Jawab Jevian berbohong. Ale tau benar jika Jevian bertemu dengan Gina dan Ale juga tau jika perusahaan Andrea sama sekali tidak mempunyai proyek besar yang harus Jevian urus.
"Oohh gitu. Sekarang kamu bersih-bersih dulu terus kita makan. Aku tadi habis masak." Ucap Ale kemudian diangguki oleh Jevian. Ale masih menatap Jevian dengan pandangan sendu.
"Kalau memang kamu mau cari orang lain di hidup kamu, kenapa enggak jujur sedari awal Je ?? Kenapa harus bohong yang bahkan kamu tau aku benci banget sama kebohongan." Gumam Ale. Kenzo yang berada di gendongannya mengusap-usap pipi Ale seakan dia tau jika sang mama kini sedang bersedih. Ale kemudian tersenyum ketika dia kembali menyadari eksistensi bayi laki-laki itu.
"Mamammmm...mammama..." Gumam Kenzo tak jelas tapi berhasil membuat Ale tersenyum semakin lebar.
"Enggak kok, mama enggak sedih. Kenzo enggak boleh sedih ya, mama kan udah enggak sedih lagi." Ucap Ale lembut meskipun dia tau jika Kenzo tidak akan membalas ucapannya itu. Ale kemudian mengambil ponsel miliknya dan menghubungi Renal.
"Besok jadi ya Ren, bantuin gue." Ucap Ale kemudian sambungan telfon tersebut terputus dan menyisakan kesunyian di ruangan tersebut. Hanya ada ocehan Kenzo yang tidak jelas yang memecah keheningan di antara mereka.
"Gue harus balas mereka secepatnya."
🍁🍁🍁
Ale duduk di sebuah kursi yang berada di sebuah café, tempat dirinya akan bertemu dengan Renal. Dirinya menunggu Renal sambil memainkan ponselnya. Ketika dia sibuk dengan ponsel miliknya, sebuah kedatangan seseorang sukses menyita perhatiannya. Ale mendongak untuk memastikan apakah benar Renal yang sedang duduk di depannya saat ini. Tapi ternyata dirinya salah, karena yang duduk di depannya saat ini adalah Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemelli (END)
Fanfic⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 25 Agustus 2022 . . . . . Menceritakan tentang seorang gadis yang dibutakan oleh dendam pada seorang laki-laki. Dia berusaha membalaskan dendam karena perbuatan laki-lak...