18. Pembuktian

17 7 12
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jevian melangkahkan kakinya menuju ke mansion keluarga Allessandro. Sebenarnya Ale melarang dirinya untuk ke sana karena kakeknya, kakek Andro saat ini berada di sana untuk mencari keberadaan Ale. Tapi Jevian tetap nekat untuk ke sana karena dia ingin membuktikan jika dirinya itu pantas bersanding dengan Ale. Dia bahkan berbohong pada Ale dengan alasan akan menginap beberapa hari di rumah karena papanya membutuhkan dirinya. Hari ini adalah hari kedua dimana dia tidak pulang ke apartemen karena sibuk mengatur strategi untuk melawan kakek Andro bersama sang papa.

Jevian melangkahkan kakinya tanpa ragu dan berhenti di hadapan seorang pria tua yang sudah lama sekali tidak pernah dia lihat. Dulu memang Jevian pernah bertemu dengan kakek Andro, tetapi hanya bertemu sekilas ketika sang papa memperkenalkannya dulu. Jevian memberikan salam pada kakek Andro dengan membungkukkan sedikit tubuhnya. Jevian memberikan senyumannya yang begitu manis sedangkan kakek Andro masih terdiam, berusaha mengenali siapa laki-laki yang saat ini berada di hadapannya saat ini.

"Buon pomeriggio nonno. È molto tempo che non ci si vede. (Selamat siang kakek. Lama tidak bertemu.)" Sapa Jevian pada kakek Andro.

"Chi sei ?? Come osi entrare qui senza permesso (Kamu siapa ?? Beraninya kamu masuk ke sini tanpa izin)" Tanya kakek Andro ketus. Jevian terkekeh sebentar kemudian kembali menatap ke arah kakek Andro.

"Perkenalkan, saya Jevian Andrea. Dulu saya pernah bertemu dengan kakek Andro ketika datang ke acara pertemuan perusahaan dan saat itu papa saya yang mengenalkan saya kepada anda." Ucap Jevian sopan sambil mengulurkan tangannya yang sama sekali tidak mendapatkan balasan dari kakek Andro.

Jevian sudah mengira hal ini akan terjadi, karena dia tau sifat kakek Andro yang begitu sombong seakan-akan dirinya lah yang memiliki kedudukan paling tinggi meskipun kenyataannya memang begitu. Jevian kembali menurunkan uluran tangannya dan mengepalkan tangannya di samping tubuhnya.

"Ada urusan apa kamu ke sini tanpa membuat janji lebih dulu denganku ?? Sudah mulai berani ??" Tanya kakek Andro yang terdengar begitu angkuh.

Jevian lagi-lagi hanya tersenyum ke arah kakek Andro. Dia terus mengingat penuturan Ale jika tidak masalah untuk melawan kakek Andro, karena memang sesekali kakeknya itu harus diberi pelajaran agar sikapnya tidak begitu sombong. Sesekali harus ada yang mengalahkan kakek Andro agar orang tua itu sadar jika masih ada orang yang lebih hebat dari dirinya.

"Saya ada di sini dengan tujuan ingin membuktikan kepada kakek." Ucap Jevian to the point.

"Membuktikan ?? Untuk apa ?? Selama ini kita bahkan tidak pernah bertemu lagi, jadi apa yang perlu kau buktikan padaku ??" Tanya kakek Andro begitu bingung.

Jevian kemudian mengeluarkan sebuah map yang berisi surat nikah miliknya dan milik Ale beserta foto ketika pemberkatannya dengan Ale saat di gereja. Jevian kemudian memberikannya kepada kakek Andro. Kakek Andro langsung membukanya dan begitu terkejut dengan apa yang berada di dalamnya.

Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang