⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Jangan lupa vote 🤗🤗🤗
Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗
Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅
Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ale tersenyum sambil melirik ke arah brankar bayi yang kini berisi dua buah hatinya dengan Jevian. Dirinya saat ini berada di kamar inap hanya bersama dengan Renal dan Gina. Jevian saat ini masih berada di kantor karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan. Sedangkan Kenzo masih bersekolah.
Ale yang baru akan memfokuskan pandangannya pada televisi teralihkan ke bayangan dari celah pintu. Dia merasa ada seseorang yang akan masuk tapi masih terdiam di depan. Ale kemudian menoleh ke arah Renal yang masih fokus dengan laptopnya sedangkan Gina masih fokus dengan ipad miliknya.
"Ren, boleh bantuin gue buat keluar enggak ?? Bentar aja." Pinta Ale yang langsung dilakukan oleh Renal. Renal membantu Ale duduk di kursi roda kemudian membuka pintu ruang rawat inapnya. Dan benar saja, di depan pintu kini ada seorang perempuan yang sudah lama tidak Ale temui keberadaannya.
"Tante. Mau ketemu Jevian ?? Atau Jevan ??" Tanya Ale sopan dengan senyum cerah yang terpatri di bibirnya. Dirinya cukup sadar diri untuk tidak memanggil Lily dengan sebutan mama tanpa seizin Lily. Lily hanya diam tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Ale barusan.
"Tapi Jevian masih ada di kantor, kalau Jevan masih di sekolahnya Kenzo tante. Kalau tante mau, tante bisa tunggu mereka di sini." Lanjut Ale ramah, dengan sabar dirinya menunggu respon dari Lily yang masih diam di tempatnya berdiri.
"Eehhmm sepertinya tante juga berhak tau. Saya baru saja melahirkan buah hati saya dengan Jevian. Kalau tante sudi, apa tante mau bertemu dengan mereka ??" Tawar Ale tapi masih belum ada respon dari si lawan bicara. Lily saat ini justru menunduk dalam sambil memejamkan matanya.
"Mama. Panggil mama saja, ya." Akhirnya Lily bersuara. Tapi ucapan Lily justru membuat Ale semakin bingung.
"Ca, maafin mama. Maaf karena dulu mama menghina kamu dan menolak kehadiran Kenzo. Setahun setelah kepergian kalian dari Indonesia, mama bener-bener nyesel dan mama sadar kalau mama benar-benar sayang dengan Jevian. Hanya saja mama terlalu buta akan semuanya." Ucap Lily dengan air mata yang menetes di pipinya. Kali ini Ale yang hanya diam tanpa membalas ucapan Lily. Membuat rasa bersalah Lily semakin menjadi. Lily kemudian bersimpuh di depan kursi roda Ale yang membuat Ale kelabakan.
"Maaf Ca, mama benar-benar minta maaf. Kalau kamu mau tampar mama sekarang, silahkan. Mama berhak dapat itu dari kamu. Tapi tolong, maafin mama." Lanjut Lily. Kedua tangan Ale terulur, meminta sang mama mertua untuk bangun dari posisinya.
"Ma, bangun ya. Jangan begini. Posisi mama bukan bersimpuh di hadapan menantu mama seperti ini." Ucap Ale sambil menarik Lily agar kembali berdiri. Dengan susah payah, Ale mencoba untuk berdiri dari kursi roda tentunya dengan bantuan dari Renal.
"Ma, apa boleh Caca peluk mama ??" Tanya Ale yang langsung mendapat anggukan dari sang ibu mertua.
"Terimakasih. Terimakasih karena mama sudah menerima aku sebagai istri Jeje, sebagai menantu mama dan Kenzo sebagai cucu mama. Maaf jika dulu aku pernah bawa Jeje pergi jauh dari mama. Caca sudah memaafkan mama sedari lama." Ucap Ale malah meminta maaf kepada Lily. Lily menggeleng di dalam pelukan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gemelli (END)
Fiksi Penggemar⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 25 Agustus 2022 . . . . . Menceritakan tentang seorang gadis yang dibutakan oleh dendam pada seorang laki-laki. Dia berusaha membalaskan dendam karena perbuatan laki-lak...