16. Kehilangan

32 8 5
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mobil balap milik Deon melaju dengan kecepatan tinggi, berusaha mengejar ketertinggalannya dari sang lawan. Berbeda dengan lawannya yang kini sudah berada jauh di depan sana. Karena ketertinggalannya itu, membuat Deon mempunyai ide gila. Ide yang bisa saja mengancam nyawanya. Deon kembali memperdalam injakan gas nya dan berusaha mengejar mobil lawannya. Dia sengaja melaju tepat di belakang lawannya itu dan berniat menabrak bagian belakang mobil tersebut.

Deon mengira jika rencananya itu berjalan dengan baik, tapi nyatanya mobil tersebut membanting stir ke kanan dan membuat Deon yang justru menabrak dinding pembatas. Mobil Deon menabrak dengan sangat keras dan menimbulkan benturan di kepalanya begitu keras. Deon memegangi kepalanya yang terasa sakit luar biasa. Deon berusaha keluar dari mobilnya ketika menyadari jika lawannya itu keluar dari mobilnya juga. Begitu dia keluar dari mobil, badannya sudah tidak bisa menahan keseimbangannya lagi dan membuat dirinya terjatuh ke aspal.

"Gue cuma butuh pertanggungjawaban dari lo, tapi kenapa itu terlalu sulit buat lo ?? Lo cuma harus membersihkan nama baik Arin saja. Tapi lo malah menolak. Nikmati sisa-sisa kesadaran lo itu, pengecut !!" Deon mendengar suara itu tidak begitu jelas. Telinganya yang berdenging membuat dirinya kesulitan untuk mengenali suara orang itu dengan jelas. Dia juga terlalu sulit membuka matanya hanya untuk melihat siapa orang itu.

Deon merasa jika orang itu beranjak dari sana. Dengan kekuatan yang tersisa, Deon menahan kaki orang itu sambil berusaha membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya. Tapi nihil, orang itu langsung menghempaskan tangan Deon yang menahannya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Deon yang sudah semakin kehilangan kesadarannya.

"Lo...siapa sebenarnya ??"














🍁🍁🍁















Jevan melangkahkan kakinya menuju ke kelas yang belakangan ini dia kunjungi, kelas Ale. Jevan mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Ale. Begitu dia sudah mendapati keberadaan Ale, Jevan melangkah dengan cepat dan menarik tangan Ale untuk keluar. Jevan membawa Ale ke rooftop, mendorong Ale sampai punggung Ale terbentur dinding dengan begitu keras.

"Apa yang lo lakuin sama Deon ??!! Lo kan si pembalap itu ??!!" Teriak Jevan sambil mencengkeram kedua bahu Ale dengan begitu keras.

"Apa-apaan sih Jev ??!! Pembalap apa ??!!" Balas Ale tak kalah membentak. Nyatanya dia sendiri tidak tau apa yang diucapkan Jevan barusan.

"Deon, dia kecelakaan dalam balapan semalam dan sampai koma. Lo kan pembalap itu ?? Lo juga kan yang waktu itu jadi lawan balapan sama gue ??!!" Todong Jevan yang membuat Ale tertawa sarkas. Ale menepis tangan Jevan yang terus meremat kedua bahunya dengan begitu kuat.

"Jaga bicara lo itu !! Gue bahkan enggak dateng ke tempat itu !! Gue semalem lagi jalan sama Jevian !! Jadi lo enggak bisa asal nuduh gue gitu aja Jevan." Desis Ale sambil mengarahkan jari telunjuknya tepat di wajah Jevan.

Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang