30. Malaikat Kecil

12 3 0
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jevian kembali berkutat dengan berkas-berkasnya setelah memastikan apa yang tengah dikerjakan oleh istrinya saat ini. Dia mengurut pelan keningnya ketika kepalanya terasa sedikit pening. Permasalahan kecil di perusahaannya memang bisa dia atasi, tapi tentu saja cukup memeras otaknya. Jevian melihat sebuah notif masuk ke dalam ponselnya dan ternyata itu berasal dari Ale. Jevian langsung bergegas untuk kembali ke mansion ketika Ale meminta dirinya untuk pulang karena Ale yang ingin melihat Cinderella asli. Jevian menduga jika Ale baru selesai membaca buku dongeng tentang Cinderella.

Sesampainya di mansion, dia sudah dibingungkan dengan keberadaan Renal, Jevan dan juga Gina di sana yang kini tengah duduk di hadapan Ale. Lebih tepatnya Ale mendandani mereka agar bisa menjadi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita Cinderella.

"Sayang, kamu ngapain ??" Tanya Jevian ketika melihat sang istri tengah memasangkan beberapa acessoris di baju yang dikenakan oleh Jevan. Tebakan Jevian adalah Jevan diminta untuk menjadi pangeran di cerita ini.

"Dandanin Jevan. Kan dia mau jadi pangerannya." Jawab Ale dengan mata dan tangan yang masih fokus pada Jevan.

"Terus Cinderellanya siapa ?? Gina ??" Tanya Jevian penasaran.

"Sejak kapan gaun Cinderella ada sayapnya ??" Sahut Gina sambil menunjukkan kostum yang dia kenakan. Benar saja jika kini kostum milik Gina ada sayapnya di belakang.

"Terus Cinderella nya ?? Jangan bilang kamu yang jadi Cinderella ??" Ternyata Jevian masih bertanya-tanya soal siapa yang akan menjadi Cinderella nya. Dan dia jelas akan menolak dengan sangat keras jika istrinya itu akan berdansa dengan Jevan nantinya, apalagi sampai ciuman.

"Kamu lah. Kan cuma kamu yang belum dapet peran. Aku kan di sini cuma mau nonton." Jawab Ale dengan wajah tanpa dosa. Jevian kemudian melihat ke arah Jevan yang kini hanya pasrah karena perlakuan Ale padanya.

"A...aku ??" Ucap Jevian sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri untuk memastikan. Pandangannya kemudian ke arah Renal yang sedari tadi tidak dia ketahui perannya jadi apa dengan dress berwarna merah sudah terpasang di tubuhnya.

"Gue jadi ibu tiri. Jadi jangan mempertanyakan gue jadi apa dan berinisiatif nyuruh gue buat jadi Cinderella. Udah paling bener lo aja yang jadi, lo juga kembarannya Jevan kan." Jelas Renal sambil menepuk bahu Jevian yang kini mulutnya terbuka. Dia sedikit melongo dengan ngidam istrinya saat ini.

"Kok aku yang harus jadi Cinderella ?? Terus nanti dansa sama Jevan ?? Sama dia ??" Protes Jevian sambil menunjuk ke arah Jevan yang malah membuat wajah Ale berubah menjadi sendu.

"Jadi kamu enggak mau nurutin kemauan dedek ?? Kamu mau, anak kita nanti ileran ??" Tanya Ale dengan ekspresi siap menangis. Hal itu sukses membuat Jevian jadi sedikit kelabakan.

"Enggak sayang, enggak gitu maksudnya." Ucap Jevian panik kemudian berjongkok di hadapan Ale. Dia menghela nafasnya dengan sedikit berat kemudian mengecup punggung tangan Ale.

Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang