⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Jangan lupa vote 🤗🤗🤗
Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗
Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅
Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ale memasuki sebuah apartemen mewah dengan Jevian yang mengekor di belakangnya. Mereka masuk ke dalam lift dan memencet tombol paling atas, tempat unit apartemen milik Ale. Begitu lift sudah sampai di lantai paling atas, Ale dan Jevian langsung masuk ke dalam satu-satunya unit apartemen yang ada di lantai itu. Tak lama setelah kedatangan Ale dan Jevian, seorang babysitter sekaligus maid di apartemen Ale berjalan menghampiri mereka berdua dan membungkuk hormat kepada Ale dan Jevian.
"Selamat datang Tuan Jevi dan Nyonya Caca. Ada yang perlu saya bantu ??" Tanya maid tersebut sambil mengambil alih jas milik Jevian yang bertengger manis di tubuh Caca.
"Kenzo bagaimana ?? Dia rewel ??" Tanya Ale mulai serius. Dia memang selalu serius jika itu mengenai Kenzo.
"Tidak nyonya, den Kenzo sama sekali tidak rewel. Den Kenzo sangat mengerti kalau kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah." Jelas maid tersebut. Maid tersebut memang tidak tau jika Kenzo bukan putra kandung mereka berdua. Ale sengaja menyembunyikan semuanya serapi mungkin dan bersikap semua ini memang benar-benar keluarga kecilnya.
"Terimakasih ya, sekarang anda boleh pergi. Urusan disini biar saya yang urus." Kini Jevian yang berbicara. Maid tersebut sebenarnya merasa tidak enak sendiri dengan Jevian, tapi Jevian terus meyakinkan maid tersebut jika dia bisa mengatasi semuanya.
"Lo mandi aja dulu, bersih-bersih. Biar gue siapin teh anget." Pinta Jevian. Ale kemudian menuruti ucapan Jevian dan langsung menuju ke kamar miliknya yang secara tidak langsung menjadi milik Jevian juga sekarang.
Setelah selama beberapa menit Ale berkutat di dalam kamar mandi sedangkan Jevian yang berkutat di dapur untuk membuat teh, kini Ale sudah berada di balkon apartemen miliknya sedangkan kini giliran Jevian yang membersihkan dirinya.
Ale hanya terus terdiam sambil duduk di sebuah sofa kecil yang sengaja Jevian sediakan disana. Tepukan di bahunya langsung menyadarkan lamunan Ale. Dia menoleh ke sebelah kanan dan mendapati Jevian kini tengah tersenyum padanya dengan nampan yang berisi dua cangkir teh hangat dan satu toples biskuit.
"Mikirin apa ??" Tanya Jevian kemudian mendaratkan tubuhnya untuk duduk di sofa samping Ale. Nampan yang tadi ia bawa ia letakkan di meja depan mereka.
"Jevan." Jawab Ale datar yang membuat Jevian menghela nafasnya.
"Wajar enggak sih gue cemburu sama Jevan ?? Secara kan sekarang istri gue sendiri lagi mikirin dia sedangkan di sampingnya udah ada suaminya sendiri." Ucap Jevian yang sebenarnya berniat bercanda tapi ternyata tidak bagi Ale. Ale menatap ke arah Jevian dengan tatapan datar yang sukses membuat Jevian sedikit takut. Langsung saja Jevian memberikan cengiran lebarnya pada Ale.
"Lo tau kenapa gue selama ini dijuluki manusia berhati dingin ??" Tanya Ale yang hanya mendapat gelengan dari Jevian.
"Karena dari dulu gue enggak pernah kenal sama yang namanya cinta. Gue enggak pernah ngerasain itu selama tinggal sama papa. Lo juga udah tau gimana papa gue. Gue juga enggak mau jatuh cinta karena menurut gue, jatuh cinta itu membuat orang menjadi lemah dan pada akhirnya akan kalah." Jelas Ale kemudian meminum sedikit teh buatan Jevian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemelli (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 25 Agustus 2022 . . . . . Menceritakan tentang seorang gadis yang dibutakan oleh dendam pada seorang laki-laki. Dia berusaha membalaskan dendam karena perbuatan laki-lak...