12. Pernyataan

25 9 1
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terdapat adegan yang tidak untuk anak di bawah umur. Jadi bijaklah dalam membaca⚠️

Jevian menerima sebuah telfon yang berasal dari Gina. Perempuan itu ternyata mengajak Jevian untuk bertemu. Jevian menyanggupi hal tersebut karena dia juga ada yang harus disampaikan pada Gina soal dirinya dan perasaannya pada Gina. Mereka berdua memilih membicarakan hal itu di sebuah restoran, dimana restoran tersebut terdapat Renal dan Ale juga disana. Setelah menyelesaikan pesanannya, mereka berdua akhirnya memulai obrolan, lebih tepatnya Gina yang mengawalinya.

"Gue seneng banget tau Jev, akhirnya gue bisa balik kesini lagi dan bisa ketemu sama lo lagi. Setelah ini, gue janji enggak akan ninggalin lo seperti 3 tahun lalu." Ucap Gina. Jevian yang mendengar hal tersebut akhirnya menghela nafasnya berat.

"Hhhhh Gina, sebenarnya gue enggak mau bahas soal beginian lagi. Tapi sepertinya lo harus tau soal hal ini biar enggak ada salah paham juga." Respon Jevian ketika Gina baru selesai dengan ucapannya.

"Perasaan gue ke lo udah enggak ada apa-apa lagi. Perasaan sayang dan cinta gue udah beneran hilang bersamaan dengan lo yang ninggalin gue dengan alibi enggak bisa LDR selama gue ada di Italia. Tapi sebenarnya lo berusaha menyembunyikan hubungan lo sama Jevan kan biar gue  enggak sakit hati. Tanpa lo tau gue udah tau semua, tapi gue cuma diem aja."

"Sekarang Jevan udah enggak mau sama lo lagi. Itulah kenapa lo mau balik lagi ke gue."

"Sayangnya gue sekarang udah nikah. Ini cincin nikah gue sama istri gue. Lo bahkan juga udah pernah ketemu sama istri gue, namanya Caca. Dia adalah perempuan yang berhasil buat gue lupa sama perasaan gue ke lo, dia juga yang udah buat gue lupa sama luka yang udah lo tinggalin, dan dia yang udah obatin semua luka-luka itu." Jelas Jevian yang malah dibalas tawa remeh dari Gina.

"Berarti dia cuma jadi pelarian ?? Kok dia mau dijadiin lo pelarian aja ?? Bahkan dia merelakan dirinya untuk laki-laki yang bahkan belum selesai dengan masa lalunya." Remeh Gina.

"Enggak. Dia enggak pernah jadi pelarian. Dia jadi obat tanpa harus jadi pelarian. Bahkan perasaannya aja bukan buat gue tapi gue udah berhasil jatuh cinta sama dia. Dia bahkan belum merelakan dirinya buat gue sepenuhnya, karena dia enggak bodoh. Dia secara enggak langsung dan tanpa dia bilang, dia nungguin gue sampai gue bener-bener selesai sama masa lalu gue dan gue tau itu. Gue sadar dan peka sama apa yang dia lakuin. Jadi gue mohon, jauhin gue dan biarin gue sama rumah tangga gue." Mohon Jevian.

Gina diam sebentar. Dia bukanlah perempuan sejahat itu. Berbeda dengan Ghita yang tidak akan secara mudah melepaskan Jevan, Gina malah akan melepaskan Jevian dengan kebahagiaannya sendiri. Karena Gina sadar, dia bahkan sudah tidak berhak atas Jevian dilihat dari manapun itu.

"Bahagiain Caca. Buat dia beneran jatuh cinta sama lo sedalam gue yang jatuh cinta sama lo." Ucap Gina tapi malah dibalas gelengan oleh Jevian.

"Gue akan buat Caca jatuh cinta lebih dalam dari perasaan lo ke gue. Karena gue enggak mau ditinggal untuk kedua kalinya oleh orang yang gue sayang."







Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang