⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Jangan lupa vote 🤗🤗🤗
Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗
Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅
Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jevan terus memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Saat ini dia sedang melakukan balapan motor. Dengan lawannya yang memang selalu menjadi musuh bebuyutan geng Draco. Jevan sesekali melirik ke arah spion motornya dan tersenyum miring karena melihat lawannya yang masih tertinggal jauh. Sampai beberapa waktu berlalu, Jevan berhasil melewati garis finish dan membawa kemenangan untuk Draco. Mereka semua saling berpelukan untuk merayakan kemenangan Jevan. Tapi tanpa mereka sadari, lawan Jevan tadi mendekat ke arah Jevan kemudian melayangkan sebuah tinjuan pada Jevan dan membuat Jevan jatuh tersungkur.
Hal tersebut sukses memancing keributan di antara dua kubu yang berbeda itu. Mereka saling melayangkan pukulan dan tidak ada yang mau mengalah ataupun menghentikan adu pukul tersebut. Sampai akhirnya Mario datang sambil membunyikan sirine yang memang ada di mobil miliknya. Membuat geng lawan kabur begitu saja meninggalkan Draco yang beberapa sudah terkapar. Mario menghentikan mobilnya di dekat anak-anak geng Draco kemudiam keluar dari sana untuk melihat keadaan teman-temannya.
"Astaga Jevian !!" Pekik Mario begitu dia melihat adik bungsunya terkapar di tanah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Bahkan Mario bisa memastikan bahwa kesadaran Jevian sudah melayang entah kemana.
Jevian kemudian dibopong untuk dibawa ke mobil milik Mario sedangkan temannya yang lain ada yang membawa motor milik Jevian. Mereka lebih memilih membawa Jevian menuju ke markas geng Draco untuk diobati. Karena jika dia dibawa ke rumah sakit dan papanya sampai dengar soal ini, papanya akan sangat marah padanya karena tidak bisa menjaga si bungsu.
Jevian meracau tidak jelas, tapi Mario bisa mendengar jika nama Elen disebut oleh cowok itu. Mario mengernyit mencoba menajamkan pendengarannya, memastikan siapa sebenarnya yang dipanggil oleh Jevian itu. Karena Mario tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Mario yang memang masih penasaran kemudian bertanya lebih jelas pada Jevian tentang siapa orang yang dia sebutkan sebenarnya.
"Arin...jangan kasih tau Arin." Ucap Jevian yang langsung dipahami oleh Mario. Tapi Mario bukannya mendengarkan ucapan Jevian, cowok itu malah menghubungi Arin dan memberitahu soal kondisi Jevian saat ini.
Mario menunggu di depan basecamp mereka karena Arin bilang akan menyusul Jevian yang ada di basecamp. Begitu Mario mendapati sebuah taksi berhenti di depan basecamp dan Arin turun dari sana, Mario langsung mengajak Arin untuk masuk agar perempuan itu bisa tau soal kondisi Jevian.
"Astaga Jeje !! Lo kenapa ??" Pekik Arin begitu melihat kondisi Jevian yang begitu parah. Dia bahkan tidak peduli dengan tatapan tidak suka yang diberikan oleh anggota geng Draco padanya, fokusnya kali ini pada Jevian saja. Arin meraba luka yang ada di wajah Jevian dan membuat Jevian meringis karena merasakan perih disana.
"Ih bang !! Udah gue bilang jangan kasih tau Arin !!" Kesal Jevian pada Mario yang malah mendapat kekehan dari abangnya itu.
"Udah sih, nikmatin aja lo diomelin sama Arin." Balas Mario.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemelli (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 25 Agustus 2022 . . . . . Menceritakan tentang seorang gadis yang dibutakan oleh dendam pada seorang laki-laki. Dia berusaha membalaskan dendam karena perbuatan laki-lak...