Epilog

25 4 2
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Givra !! Turun dari sana !! Kamu enggak kasihan sama maid Emil yang dari tadi terus bujukin kamu ??" Itu adalah teriakan Gavin yang meminta sang kembaran untuk turun.

"Bentar dulu !! Aku masih mau mangga !!" Balas Givra yang masih tetap berada di atas pohon mangga.

"Nanti bisa maid Emil yang ambilin !! Kamu tuh cewek !! Mending turun sekarang !! Atau aku telfon daddy ?!" Ancam Gavin yang membuat Givra mencebik kesal. Memang diantara si kembar, Givra lebih dekat dengan Jevian dan sangat menurut pada Jevian.

"Ck, kamu selalu gitu !! Ancamannya selalu daddy !!" Gerutu Givra yang kini jadi hanya duduk di salah satu ranting pohon.

"Nona Givra, nona turun dulu ya. Biar saya saja yang ambilkan mangga untuk nona Givra." Ucap maid Emil yang memang khusus melayani si kembar. Karena si kembar yang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia, maid tersebut mau tidak mau ikut menggunakan bahasa yang sama dengan si kembar.

"Givra !! Astaga, turun kamu !!" Kenzo yang baru datang terlihat jelas sedang mengatur nafasnya. Nafasnya terengah. Sepertinya kakak laki-lakinya itu habis berlari dari halaman depan ketika tau sang adik lagi-lagi menaiki pohon mangga yang begitu tinggi di halaman belakang rumah. Bahkan Kenzo jelas-jelas meninggalkan sekolahnya hanya untuk sang adik. Omong-omong, saat ini Kenzo berada di tahun pertama di sekolah menengah pertamanya.

"Turun atau kakak telfon daddy sama mommy buat pulang dan marahin kamu !!" Ancam Kenzo yang membuat Givra mendengus kesal.

"Iya iya, ini Givra turun. Tapi janji ya ambilin mangga yang banyak !! Maid Emil tadi sudah janji !!" Peringat Givra.

"Iya nona, saya yang akan mengambilkannya untuk nona." Setelah permintaannya itu dituruti, Givra akhirnya turun dari atas pohon dengan bantuan Kenzo. Setelah itu orang yang tadi dipanggil maid Emil langsung bergegas mengambil mangga untuk menuruti permintaan tuan putri mereka.

"Sudah memanjat pohonnya tuan putri ??" Suara itu menginterupsi langkah Givra, Gavin dan Kenzo yang baru saja memasuki mansion. Givra membeku di tempatnya ketika melihat daddynya berdiri sambil bersedekap dada.

"Daddy bilang apa soal memanjat pohon ??" Tanya Jevian dingin yang sukses membuat Givra menciut.

"Sejak kapan kamu jadi sangat sulit di atur Ginevra ?? Apa perlakuan daddy ke kamu selama ini masih kurang sampai kamu mencari perhatian daddy dengan cara seperti ini ??" Lanjut Jevian yang masih tak kunjung mendapat jawaban dari sang lawan bicara.

"Harusnya dulu daddy enggak dengerin permintaan kamu buat enggak masuk asrama."

"Je, udahlah. Givra cuma mau ambil apa yang dia mau tanpa merepotkan orang lain. Dia belajar mandiri. Jangan terlalu membatasi putrimu." Sela Ale yang kini berjalan mendekat dari arah belakang anak-anaknya. Di tangan Ale kini sudah ada nampan yang berisi camilan dan minuman yang dikhususkan untuk mereka semua.

Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang