23. Pengakuan

24 5 0
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa yang sebenarnya kakek rencanakan ??" Bisik Ale. Kakeknya itu bukannya menjawab justru hanya tertawa.

"Kalau saat ini salah satu dari kalian tidak ada yang mati, maka lebih baik kita semua di sini yang mati." Ucap kakek Andro sambil tersenyum miring. Ale mengeratkan cengkeramannya pada pistol yang dia pegang untuk meredam amarahnya.

Selama Ale berusaha meredam emosinya, kakek Andro menggunakan kesempatan itu untuk memutar balikkan keadaaan. Tapi sayangnya, Ale sadar lebih cepat dan membuat kakek Andro gagal merebut pistol dari Ale. Saat ini terjadi pertarungan yang sangat sengit antara kakek Andro dan Ale. Ale tidak menyangka jika kakeknya masih mempunyai tenaga yang begitu besar di umurnya yang sudah tidak lagi muda. Bahkan tak jarang Ale merasa kuwalahan dengan serangan dari kakeknya itu. Apalagi ketika seorang ajudan perempuan yang tadi menyandera dirinya ikut membantu kakek Andro untuk melawan dirinya. Ale benar-benar dibuat kuwalahan.

Kakek Andro berhasil merebut pistol tersebut kemudian mengarahkan pistol tersebut ke arah Jevian. Ale yang masih terkapar di lantai langsung bangun dari posisinya dan mendorong tubuh kakek Andro hingga terjatuh ke lantai, membuat peluru yang ditembakkan dari pistol kakek Andro mengenai dirinya.

DOR...

"ALE !!" Pekik Jevian yang menyadari jika Ale terkena tembakan tepat di lengannya karena berusaha menyelamatkan dirinya. Jevian berusaha melepaskan dirinya dari ajudan kakek Andro yang menahannya, tapi nihil. Usahanya tetap sia-sia.

"Lebih baik bunuh aku, daripada aku lihat kakek bunuh Jevian juga. Apa tidak cukup selama ini kakek mengambil semua orang yang aku sayang ??" Desis Ale sambil berusaha mengambil pistol itu kembali.

Tapi ketika Ale sibuk untuk merebut pistol tersebut kembali, Ale tidak sengaja menangkap salah satu ajudan kakek Andro yang berusaha menembak Jevian secara diam-diam. Langsung saja Ale mengambil sebuah belati yang tersembunyi di dalam sepatunya dan langsung melemparkannya pada ajudan yang kini sudah berada tepat di belakang Jevian. Jevian yang mengira dirinya menjadi sasaran Ale pun seketika menahan nafasnya. Dia tidak mengira jika nyawanya hampir melayang jika Ale tidak bergerak cepat.

Setelah berhasil merebut pistol itu kembali, Ale berdiri dari posisinya dan tanpa basa-basi lagi dia menembakkan peluru ke arah kakek Andro dan tepat mengenai jantung kakek Andro. Semua seketika terdiam, apalagi ketika sasaran Ale semakin berganti ke ajudan kakek Andro. Satu persatu ajudan dari kakek Andro tertembak oleh Ale dan itu sukses membuat semua orang yang ada di sana menahan nafasnya selama beberapa saat.

"Kenapa ?? Menyesal karena membangunkan monster ini ?? Atau kecewa karena nyawamu berakhir di tangan cucumu ??" Tanya Ale kemudian dia duduk tepat di perut kakek Andro. Jevian semakin kehilangan kata-katanya ketika melihat Ale yang seperti ini, dia benar-benar kembali melihat sisi monster dari Ale.

Gemelli (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang