Seperti kata Roseline, kegiatan OSPEK sempat mundur 10 menit. Pun seperti dugaan Rose, dia disemprot karena terlambat. Tapi tenang, Rose tidak akan mengadu pada Veenan lantaran Rose sendiri merasa keterlambatan kali ini juga dia sengaja. Seperti tadi saat dia di minimarket bersama Veenan, Rose bisa katakan untuk pergi ke FISIP lebih dulu, tapi Rose memilih bersama Veenan padahal dia tahu akan terlambat. Ingat ya, kesempatan emas tidak datang dua kali.
"Seriusan lu tadi boncengan sama si Veenan? Lu nggak mabok 'kan, Lin?" Tanya Jeanne yang masih menolak percaya saat melihat kedatangan Roseline satu motor dengan Veenan.
Rose menggeram kesal, kemudian tatap Jeanne gemas, "Enggak, Jeanneeee."
"Kapan lagi coba gua dekat itu sama dia? Lu kalau belum ada Jay juga gua yakin lu bakal suka sama Veenan." Sambung Roseline.
Jeanne menghela napas panjang, "Ya gimana enggak, spek dewa di anggurin."
"Kan, apa kata gua." Rose bersandar pada pohon dan awasi para peserta OSPEK.
Rose edarkan pandang, hingga tanpa sengaja pandangannya bertubrukan dengan Veenan. Buru-buru Rose alihkan pandang atau dia akan salting ditempat.
"Anjir, dari jauh aja ganteng banget. Padahal lainnya juga cakep-cakep, bisa-bisanya dia nggak kebanting." Gumam Rose.
"Itu namanya diantara banyaknya orang, cuma Veenan yang lu mau." Ledek Jeanne sambil tertawa kecil.
"Lu bener, Je."
Rose kembali tatap sosok Veenan dari jauh, Rose sempat tersenyum saat melihat Veenan memasang wajah malas sambil menyimak. Rose ingat betul, baru hari kemarin dia katakan rindu pada Jeffrey, kemudian pulang ke rumah mengadu pada Mama Claire tentang Jeffrey. Tapi lihat sekarang, Roseline rasanya bucin setengah mampus sama Veenan. Entah sihir apa yang Veenan Antares gunakan sampai-sampai Roseline Prameswari sukses lupakan Jeffrey Baswara dalam semalam. Hebat, satu kata yang deskripsikan Veenan.
"Sial, ajarin gua buat PDKT dong, Je." Celetuk Rose tanpa alihkan pandang dari Veenan.
Tanpa ragu Jeanne pukul kepala Rose hingga si empu meringis sakit, "Mana gua tau, Linnn. Dulu yang deketin Jay duluan, bukan gua. Gua mah cuma ngasih respon, bukan memulai."
Rose berdecak kesal, otaknya berputar mencari cara. Tapi tunggu, Roseline lupa pastikan sesuatu. "Je, Veenan udah ada pacar belum, ya?"
"Mana gua tau, anjir. Lu niat mau deketin tapi belum tau dia udah ada pawang atau belum? Gila lu." Semprot Jeanne tak habis pikir.
"Gua tu baru kepikiran soal itu, semalam gua cek IG dia kayaknya sih aman, nggak mencium bau-bau adanya pawang." Papar Rose.
"Kalau dia orang yang nggak suka umbar hubungan gimana hayo?"
"Kampret lu, Je. Dilema gua jadinya kalau gini."
"Ya tanyain lah, susah amat."
"Palamu tanyain, yang ada dia mikirnya gua beneran suka sama dia."
"Kan emang suka, Lin."
"Ya nggak gitu dong, Jeanne."
"Terus?"
"Ah nggak tau lah, pusing gua."
Rose beranjak pergi dari tempatnya untuk mencari air minum, sedangkan Jeanne tetap di sana atau bisa-bisa dia disemprot karena tinggalkan tanggungjawabnya. Setelah mengambil dua botol air mineral, Rose langsung kembali hampiri Jeanne.
"Minum, Je." Rose sodorkan satu botol air mineral pada Jeanne.
"Thanks, Lin." Kata Jeanne sambil tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
FanfictionTidak, tidak ada hal yang benar-benar kamu miliki di dunia ini. Semuanya akan pergi saat tiba masanya, lantas mengapa kamu terlena dalam euforia yang memabukkan seperti cinta? Warning ⚠️ : This book contains a lot of harshwords, if you're a harshwo...