Semenjak pesta pertunangan Sonia diadakan, kedekatan Veenan dan Roseline menjadi lebih intens. Baik di kampus maupun di luar kampus, bahkan beberapa kali Veenan mampir ke rumah Roseline hingga Papa Mason dan Mama Claire mengenal bagaimana Veenan itu.
Diminggu-minggu aktif kuliah ini Roseline cukup disibukkan dengan tugas-tugasnya, tak jauh berbeda dengan Veenan. Meski memiliki kesibukan, baik Roseline maupun Veenanㅡ disengaja ataupun tidak pasti menemui satu sama lain, bahkan untuk alasan konyol sekalipun.
Di suasana perpustakaan yang tenang itu, Roseline fokus menatap buku tebal di tangannya Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Sudah sejak satu setengah jam lalu Roseline fokus dengan aktivitasnya, tak lupa kedua telinga disumpal oleh earphone yang memutar lagu-lagu favoritnya dalam volume pelan.
Di sebelahnya ada Veenan, duduk diam dengan earphone pula berada di telinganya, alih-alih buku pada genggaman, melainkan ponsel miring di tangan menjadi fokusnya.
"Maju!"
"Mati lu!"
"Ulti anjir odette, buruan!"
Mulut Veenan komat-kamit sejak tadi, meski suaranya pelanㅡ tetap saja Roseline yang disebelahnya dapat mendengarnya dengan jelas.
"Anying hyper buta map."
"Tank open war buru!"
Roseline menghela napas panjang, menutup bukunya serta melepas earphone yang tadinya masih terpasang di telinga. Sedikit menggeser tubuhnya menghadap Veenan, Roseline mengurungkan niatnya untuk protes saat melihat wajah serius Veenan yang menurutnya lucu.
Kedua alis menukik tajam, bibir komat-kamit mengumpati lawan bahkan teman, ibu jari menekan layar penuh emosi, astaga. Tanpa sadar Roseline terkekeh pelan, membuat Veenan melirik ke arahnya. Veenan melepas earphone sisi kanannya, Veenan bertanya, "Kenapa lihatin gua?"
"Lucu aja ada orang aneh yang ngegame di perpustakaan." Balas Roseline santai.
Veenan memilih keluar dari permainan meski pertandingan belum usai, melepas earphone dari telinganya, kemudian ia simpan dalam saku. Veenan melirik jam dinding sekejap mata, "Hampir dua jam lu baca buku, nggak bosen?"
Roseline menggeleng dua kali, "Enggak, baca buku itu seru, mana mungkin gua bosen."
"Bagi gua baca buku itu bikin ngantuk."
Roseline geleng-geleng mendengarnya, bangkit dari duduknya berniat mengembalikan buku yang tadi ia baca ke rak semula. Veenan sendiri memilih mengikuti daripada duduk seorang diri di sana.
"Mau makan nggak?" Tawar Veenan yang mengekor di belakang Roseline.
Roseline meletakkan bukunya dengan rapi, tepat di tempat awal buku itu berada, "Gua pengen bakso depan kampus, ke sana yuk?"
Veenan mengangguk tanpa ragu, "Ayo."
Keduanya keluar dari perpustakaan bersama-sama tanpa ada obrolan. Veenan bersiul pelan dengan kedua tangan ia simpan pada saku celana, sedangkan Roseline mengecek ponselnya, ada beberapa pesan baru dari anak-anak kelas, tidak ada hal penting, hanya saling bercanda satu sama lain.
"Piwittt kiw yang jalan bareng."
Roseline menoleh saat suara itu terdengar familiar, begitupun Veenan. Keduanya mendapati Jeanne dan Alisa yang berjalan dari sisi berlawan, senyuman jahil tampak jelas di wajah mereka.
"Uluh-uluh digandeng dong a' pacarnya."
Roseline melotot galak pada Jeanne dan Alisa yang cekikikan, sementara Veenan hanya menatap datar pada keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Fiksi PenggemarTidak, tidak ada hal yang benar-benar kamu miliki di dunia ini. Semuanya akan pergi saat tiba masanya, lantas mengapa kamu terlena dalam euforia yang memabukkan seperti cinta? Warning ⚠️ : This book contains a lot of harshwords, if you're a harshwo...