Sepasang kaki jenjang itu sejak tadi mondar-mandir, rambut pirang yang awalnya digerai, kini diikat tinggi-tinggi akibat gerah. Lengan jas almamater ia gulung di bawah siku, kancing almamaternya pun sengaja tak ia kancingkan. Roseline menghampiri Jeanne dengan membawa beberapa lembar kertas yang ia lipat.
"Konsumsi aman?"
Jeanne mengangguk, dagunya menunjuk di mana bagian konsumsi sedang menata beberapa snack ke dalam kardus kecil, "Dikit lagi beres."
Roseline menghela napas panjang, "Capek banget, anjir."
Jeanne mengangguk setuju, dirinya merebut lipatan kertas milik Roseline dan menjadikan kertas itu sebagai kipas, "Pengen balik aja rasanya, mana laper."
"Sumpah, kaki gua rasanya mau copot." Keluh Roseline sembari memijat kakinya.
Niatnya hendak membalas keluhan Roseline, tetapi Jeanne justru mengendus sesuatu saat aroma makanan menyapa penciuman, "INDOMIENYA SIAPA INI, KAMPRET?!"
Roseline tersentak saat Jeanne bertanya dengan nada lantang, membuat Jeanne menjadi pusat perhatian anak BEM di tengah lapangan yang panas itu.
Roseline menampar pelan lengan Jeanne, "Kaget gua, sialan!"
Jeanne tak menggubris Roseline dan tetap fokus mencari sumber bau dengan hidung sibuk mengendus. Roseline yang melihat sikap aneh Jeanne lantas menepuk dahinya pelan, menahan bahu Jeanne dan memutarnya ke arah Barat Laut, "Tuh, Bang Chandra CS makan mie."
Jeanne menggembungkan pipinya sebal, dengan langkah lebar Jeanne menghampiri kakak tingkatnya yang beramai-ramai menikmati sepiring Indomie di bawah pohon.
"Gembel banget lambungnya, bau mie dikit langsung dicari." Gumam Roseline sembari menyusul Jeanne.
"Bang, mienya masih ada?" Tanya Jeanne sembari berjongkok di depan Bayu.
Bayu mengangguk, kemudian menunjuk dua karton mie goreng di sebelah Kafi, "Tuh, masak sana!"
Raut wajah Jeanne sontak menjadi cerah, menghampiri Kafi dan berniat mengambil sebungkus mie instan, "Tangan lu, Bang! Minggir elah."
Bukannya menyingkir, Kafi justru semakin menghalangi Jeanne untuk mengambil mie instan, "Coba gombalin gua dulu."
"Dih? Gua aduin Jayandra lu, ya!"
"Nggak takut tuh."
Roseline berdecak pelan melihat berdebatan Jeanne dan Kafi yang masih berlanjut. "Nggak masak mie juga?" Roseline menoleh pada Sena kala kakak tingkatnya ajukan pertanyaan. "Ah, enggak. Tadi udah makan bakso sama Kak Irene."
"Wen, bagi rotinya dong." Wendyㅡ mahasiswi semester 6 yang melewati mereka dengan membawa tiga kardus roti, lantas menyodorkan salah satunya pada Chandra, "Rose kok sendirian? Jean mana, dek?"
"Sendirian? Kita gaib gitu?" Serobot Chandra sebelum Roseline menjawab pertanyaan Wendy.
Wendy mendengus mendengarnya, "Nyaut aja lu, tiang!"
Roseline terkekeh pelan melihat interaksi keduanya, kemudian kembali menatap Wendy yang berjongkok di depannya, "Jean lagi masak mie, Mbak."
Wendy mengangguk, lantas berdiri, "Ya udah, aku nyamperin Irene dulu, ya."
Roseline mengangguk dan membalas senyuman Wendy. Sepeninggalan Wendy, Satya yang sejak tadi diam di sebelah Kafi lantas buka suara, "Tu orang bener-bener, yang kelihatan Roseline doang."
Roseline terkikik geli, "Bilang aja Bang Satya patah hati nggak dinotice Mbak Wendy."
"Enak aja!"
Tak berselang lama, Jeanne datang dengan sepiring mie goreng, "Lu nggak makan?" Tanya Jeanne pada Roseline yang dibalas gelengan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
FanfictionTidak, tidak ada hal yang benar-benar kamu miliki di dunia ini. Semuanya akan pergi saat tiba masanya, lantas mengapa kamu terlena dalam euforia yang memabukkan seperti cinta? Warning ⚠️ : This book contains a lot of harshwords, if you're a harshwo...