30

430 79 19
                                    

Di bawah pohon rindang yang besar, Roseline duduk bersandar dengan bibir menggumam. Tangannya ia gunakan untuk menghitung sisa hari, kalau tidak salah ingat tersisa 6 hari lagi bagi Veenan dan 2 kali lagi bagi Jendra. Roseline meniup poninya sendiri, melipat tangannya di dada dan menatap lurus beberapa mahasiswa yang berlalu lalang.

"Kenapa endingnya kayak gini sih? Kenapa harus adek tingkat?" Roseline berdecak sebal, kemudian membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

"Kadang gua yakin banget sama ini, tapi besoknya gua pengennya sama itu."

"Kira-kira kalau gua pacarin dua-duanya bisa akur kaga ye? Secara mereka temenan, harusnya bisa lah ya sekali keluar langsung bertiga." Roseline terkekeh geli, kemudian menggeleng dan menetralkan ekspresinya.

Roseline menarik punggungnya, tubuhnya sedikit condong ke depan untuk melihat posisi matahari, "Bentar lagi sore, gua makan apa, ya? Mie instan aja kali, ya?"

Roseline berpikir sejenak, kemudian menggeleng kuat, "Nggak, jangan! Nasi goreng aja lah." Gumam Roseline sembari menyandarkan kembali punggungnya.

Roseline diam untuk beberapa saat, masih asyik dengan dunianya sembari sibuk bernyanyi di dalam batin. Tanpa Roseline sadari, beberapa mahasiswa yang melewatinya menatap Roseline dengan tatapan aneh. Seakan bertanya ini anak ngapain? Bukannya balik.

Semilir angin perlahan membuat Roseline mengantuk. Menutup mulutnya saat menguap, Roseline mengusap tengkuknya, "Ngantuk bener dah."

Baru saja Roseline memejamkan mata, tetapi Alisa justru datang dan menendang kakinya pelan, "Kok lu tidur di sini? Woi, balik kaga?"

Roseline membuka kembali matanya dengan perasaan jengkel, "Lu lama, sumpah!" Protes Roseline.

Alisa mengendikkan bahunya, "Salah sendiri nunggu gua, lagian gua udah bilang lu balik duluan aja, 'kan?"

"Gua mau yang gratisan." Roseline berdiri sembari menepuk-nepuk celananya, "Buru, laper gua."

Tangan Alisa siap memberi pukulan pada Roseline, tetapi ia tahan, "Emang monyet lu!"

Roseline bersiul pelan, menoleh ke kanan dan kiri mengamati lingkungan kampus, "Mulai sepi."

Alisa mengangguk setuju, "Biasa. Lu mau makan di luar?"

"Iya, beli nasi goreng di perempatan depan gimana?"

"Boleh, enak tu."

Tiba di tempat parkir, Roseline menangkap helmnya dengan mulus saat Alisa melemparkannya, "Ajak Jeanne nggak?"

Sambil menaiki motornya, Alisa menggeleng, "Jeanne lagi sama Jay, lagian ini malem minggu."

"Oh iya, pacaran." Roseline mengangguk paham.

"Iya lah, nggak kayak lu malem minggu kok perginya sama gua? Pacaran sono!" Cibir Alisa.

"Ngaca! Lu kaga ada pacar tuh?" Balas Roseline setelah memberi pukulan pelan di helm Alisa.

"Sorry to say ya Roseline Prameswari, gua ini punya segalanya, jadi gua nggak butuh pacar."

"Idih? Sok iye lu!"

Mengabaikan Alisa yang cekikikan, Roseline memilih naik ke atas motor. Sesaat setelahnya Alisa menarik gas dan meninggalkan area kampus. Hanya berjarak 2 km dari kampus, Alisa kembali memarkirkan motornya di depan sebuah warung nasi goreng.

"Lu nasi goreng, 'kan?" Tanya Roseline setelah melepas helm.

"Iya, level 8 ya!" Balas Alisa antusias.

"Mules mampus lu." Cibir Roseline sembari mengambil langkah pergi.

Setelah membuat pesanan, Roseline pergi ke meja yang sudah ditempati oleh Alisa, "Cepet juga lu kalau masalah meja."

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang