Tidak, tidak ada hal yang benar-benar kamu miliki di dunia ini. Semuanya akan pergi saat tiba masanya, lantas mengapa kamu terlena dalam euforia yang memabukkan seperti cinta?
Warning ⚠️ : This book contains a lot of harshwords, if you're a harshwo...
Veenan yang mendapati rumah dalam keadaan kosong setelah kepulangannya dari kampus pun sedikit dibuat bingung, kalau Ayah Bram sudah pasti belum pulang, ya mungkin sebentar lagi. Sedangkan Bunda Lilya itu terbilang jarang keluar rumah, memang lebih suka habiskan waktu di dalam rumah.
"Kemana sih?" Heran Veenan celingukan.
Veenan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, tak butuh waktu lama mencari kontak Bunda Lilya, karena sengaja Veenan sematkan agar mudah mencarinya. Maklum, Veenan itu termasuk jajaran idola di SMKnya kemarin. Iya, Veenan lulusan SMK, makanya waktu pengumuman SBMPTN Veenan yang modal nekat malah dinyatakan diterima sukses buat Ayah Bram dan Bunda Lilya menganga tak percaya, bahkan Bunda Lilya sempat mengira Veenan gunakan joki.
Drrtt!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Veenan menghela napas panjang, kemudian berjalan lesu ke kamarnya. Jujur saja Veenan itu terbiasa tidur siang, jika melewatkannya rasanya dia akan mengantuk berat dan berujung pusing.
Meong.
Veenan melirik ke arah suara, ini dia oknum yang buat Veenan dimarahi pagi tadi. Molly namanya, kucing jenis British longhair yang teramat sangat menjadi kesayangan bundanya. Veenan juga sebenarnya, tapi Veenan suka khilaf kalau sama Molly. Bawaannya pengen nyekik saking gemesnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa lu? Gara-gara lu ye gua dimarahin sama bunda."
"Emang di mana sih salahnya? Salah emang kalau gua gemes sama lu? Padahal lu juga baik-baik aja, bunda tu berlebihan. Lagian lu kenapa sih anjir jadi kucing gemesin banget?"
Ngomel memang, tapi dia tetap duduk di lantai dan memangku molly sambil mengelus bulu lebat itu dengan lembut.
Meong.
"Kok ngejawab sih? Heh, nggak sopan! Dibilangin itu di dengerin, bukan malah ngejawab."
Meong.
"Wah bener-bener ye lu, gua ngap tau rasa lu."
Baru saja Veenan akan melahap kepala molly, suara Ayah Bram membuatnya mengurungkan niatnya. "Kalau laper itu makan, a. Molly bukan makanan, bisa dimarahin kamu kalau bunda lihat."