"Ayah, Bunda ikut Seokjin anter adek ke rumah sakit ya?" kata Bunda dari luar kamar mandi.
Sret.
Bunyi shower dimatikan, "Lho, kenapa adek?" tanya Ayah.
"Badannya merah-merah, mual tapi ga bisa muntah, alerginya kambuh kayaknya. Nanti Bunda kabarin lagi" jawab Bunda seraya mengambil coat panjang dan tas kecilnya.
"Ya udah, jangan lupa kabarin Ayah"
"Iyaa. Sarapannya udah siap semua. Udah ya, Bunda berangkat"
Yejin kemudian melangkah cepat keluar kamar menuju pintu depan.
Mengganti sandal rumahnya dengan sandal formal hingga tiba-tiba wanita itu teringat satu hal.
"Astaga. dompetnya Seokjin, lupa" kata Yejin yang kemudian kembali ke dalam menuju kamar Seokjin.
Karena saking tergesanya Yejin melangkah, Sol sandal formal yang dikenakannya sampai menimbulkan bunyi tak, tok, tak, tok yang cukup nyaring di lantai.
****
Beberapa kali Seokjin melihat dari kaca spion untuk memeriksa keadaan Jungkook yang terkulai lemas dalam pelukan Bunda.
Ia hanya bisa berucap doa agar keadaan Jungkook tidak menjadi parah dengan nafas yang memberat misalnya karena itu sangat berbahaya.
Sesampainya di rumah sakit yang dituju, Seokjjn segera memarkir mobilnya kemudian dengan cepat ia keluar dan mengambil Jungkook lalu membopongnya dengan setengah berlari menuju UGD.
.
.
Kini Seokjin sudah berada di satu ruangan bersama dokter Han Rami, seorang dokter wanita yang dengan cekatan menangani Jungkook tadi.
"Adik Jungkook apa sering kambuh alerginya, Pak Seokjin?" tanya dokter Han.
"Jarang dokter, Kami selalu jaga banget makanannya dari yang mengandung kacang. Ibu saya sudah pastikan Jungkook ngga salah makan kemarin"
Dokter Han mengangguk-angguk. "Berarti alerginya kali ini kambuh bukan disebabkan karena makanan tapi dipicu oleh faktor stres"
"A-apa?"
Dokter Han mengulas senyum ramah. Hal yang biasa ia lakukan untuk menenangkan keluarga pasien yang sedang panik.
"Ya Pak Seokjin, adik Jungkook mungkin sedang kelelahan dengan jadwal sekolah yang padat atau mungkin sedang ada beban pikiran atau bisa juga karena ada perubahan mendadak sehingga membuatnya kaget lalu memicu stres"
Seokjin pun hanya bisa menghela nafas panjang.
"Sepertinya memang itu semua penyebabnya, dok" jawab Seokjin.
"Semuanya?" tanya dokter Han.
Seokjin lalu menjelaskan masalah yang memang sedang dialami Jungkook.
"Kami belum lama pindah dari Busan dan memang ada banyak perubahan yang harus Jungkook hadapi.
Jadi ngga punya teman karena tinggal di apartemen, lingkungan sekolahnya juga ternyata ngga ramah bahkan dia sekarang sedang dihukum skorsing karena menyerang teman yang berusaha merundung"
"Aduh Pak, Kasihan adik Jungkook. Tapi memang anak seusianya masih cenderung sulit untuk mengutarakan isi hati ya"
"Benar, dok.."
"Kalau begitu yang terpenting sekarang, adik Jungkook pulih dulu dari sakitnya setelah itu Pak Seokjin dan keluarga harus bantu adik untuk menghadapi beban pikirannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAYON ( REVISI )
ФанфикDia dipanggil adik karena dia yang termuda dirumah. Kakak keduanya adalah teman yang siap untuk mengajaknya sedikit 'nakal' sementara Kakak sulungnya bagaikan sosok Ayah kedua baginya. Dia sederhana namun membawa banyak kisah bagaikan pensil krayon...