Wajah Jungkook menjadi sangat murung menatap guru kelas dan teman-temannya seusai mereka berfoto bersama setelah bel pulang berbunyi untuk melepas kepindahan Jungkook.
"Jangan sedih, kita masih bisa ketemu kalau liburan sekolah. Kamu main kesini ya!" kata Seungkwan.
Ia berusaha ceria padahal sebenarnya sangat sedih karena setelah ini tidak akan ada lagi teman duet naik sepeda saat berangkat ataupun pulang sekolah.
Jungkook menganggukan kepala. "Iya nanti aku liburan kerumah oma deh"
Tidak lupa untuk mengulas senyum dan berusaha tegar karena Jungkook tidak ingin membuat Seungkwan dan seisi kelas jadi sedih.
Hingga tibalah Bunda menjemputnya di depan kelas.
"Sampai Jumpa, Jungkook!!" Seru teman-teman dan gurunya sambil melambaikan tangan.
Dengan berat hati Jungkook membalas lambaian tangan itu dan mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kali.
****
Distrik Seongdong, Seoul.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari 4 jam, mobil yang dikendarai Seokjin kini memasuki gerbang apartemen yang akan menjadi tempat tinggal mereka.
Satu lagi yang Jungkook tidak suka dari di kota besar ini.
Mereka harus tinggal apartemen, itupun yang kelas menengah karena harga rumah sangat tidak terjangkau.
Tidak seperti kehidupan mereka sebelumnya yang jauh lebih hangat. Tinggal di sebuah rumah dengan pekarangan yang luas, yang menjadi tempat bermain Jungkook dan anak-anak tetangga.
"Tae, bangun nak udah sampai" kata Bunda saat mobil berhenti.
Beliau menepuk-nepuk pipi Taehyung yang tertidur pulas di sebelah kirinya sampai terbangun.
"Ayo adek turun. Tas ranselnya jangan lupa" kata Bunda sambil menarik tangan Jungkook yang duduk di sebelah kanannya.
Dengan ekspresi marah, Jungkook menarik kembali tangannya.
"Nggak mau! Adek mau balik ke Busan" jawab Jungkook.
"Adek, udah dong rewelnya" kata Bunda.
Sementara itu Taehyung, Ayah dan Seokjin mulai keluar dari mobil hingga menyisakan Bunda dan Jungkook yang masih marah.
"Aku aja yang urus adek, Bunda turun aja" bisik Seokjin pada Bunda.
Kemudian ia mendekati si bungsu.
"Adek mau balik ke Busan nyetir sendiri? Nih kuncinya" kata Seokjin sambil menyodorkan kunci mobil kearah Jungkook.
Jungkook tahu betul karakter tegas Kakak sulungnya yang bahkan lebih tegas dari Ayah jika berurusan dengan Jungkook yang rewel.
"Adek mau pulang ke Busan jalan kaki!" seru Jungkook sambil melangkah kasar keluar mobil.
Lalu ia berlari tanpa tahu arah melewati keluarganya.
Seokjin pun segera mengejarnya dan ketika berhasil menangkapnya, ia mengangkat tubuh Jungkook ke gendongan bridalnya.
Jungkook akhirnya menangis dan meronta-ronta.
"Ngga mauu! Adek mau pulaang! Turuniin!!"
"Udah cukup nakalnya! Diem!" seru Seokjin.
Tapi Jungkook masih menangis dan terus meronta.
"Astaga..." Ayah lalu menghampiri Seokjin yang kewalahan disusul Taehyung dan Bunda.
Bahkan wajah Seokjin pun tanpa sengaja terkena tamparan tangan Jungkook yang melawan ingin turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAYON ( REVISI )
FanfictionDia dipanggil adik karena dia yang termuda dirumah. Kakak keduanya adalah teman yang siap untuk mengajaknya sedikit 'nakal' sementara Kakak sulungnya bagaikan sosok Ayah kedua baginya. Dia sederhana namun membawa banyak kisah bagaikan pensil krayon...