Setelah membereskan makanan dan tas ransel masing-masing, Jungkook, Mingyu dan Dokyeom segera mengikuti Eunwoo keluar taman menuju mobilnya yang terparkir di seberang.
"Kalian aku anterin ke kafe di blok depan ya, supaya bisa lanjut makan. Aku lihat resto pizzanya rame banget" kata Eunwoo.
Mingyu dan Dokyeom saling bertukar tatap, bingung bagaimana akan merespon karena selama ini mereka hanya berurusan dalam lingkup tim basket sekolah, selebihnya mereka bukan teman.
"Kalo ke kafe harus beli makanan biar dibolehin duduk dan aku lagi ga bawa uang saku banyak hari ini" jawab Jungkook.
"Aku yang bayarin. Masalah uang jangan dibikin ribet" kata Eunwoo.
"Eh ga perlu" potong Mingyu. "It's okay Nu, kita makan di depan gedung olahraga aja. Gak apa-apa kan Kookie? Dokyeom?"
"Iyaa" jawab Jungkook dan Dokyeom bersamaan.
"Ya udah ya Nu, kita pergi. Makasih udah dibantuin tadi" pamit Jungkook.
Tidak ada jawaban dari Eunwoo karena anak itu sekarang sedang menatap sesuatu sambil menunduk.
"Lho i-ini kenapa?" tangan Eunwoo terulur menyingkap bagian leher kaos yang dikenakan Jungkook.
Mingyu dan Dokyeom refleks ikut melihat kearah tersebut dan tampaklah luka di leher Jungkook yang mengeluarkan darah.
Tap.
Dengan cepat Mingyu menutup mata Eunwoo karena ingat Eunwoo memiliki phobia darah yang cukup parah." Jangan dilihat. Leher Jungkook luka"
Saat itu juga Eunwoo segera berbalik kebelakang dan mencoba menenangkan diri karena ia sempat melihat sekilas luka berdarah itu.
"Astaga Jungkook, kok bisa luka kayak gini sih?" panik Dokyeom.
"Masuk mobil aku. Periksa dulu lukanya di dalam!" seru Eunwoo tanpa melihat kebelakang.
Langsung saja Dokyeom membawa Jungkook masuk ke dalam mobil disusul Mingyu yang masuk melalui sisi yang lain sehingga posisi Jungkook sekarang duduk diantara Mingyu dan Dokyeom.
"Maaf, apa ada tissue?" tanya Mingyu.
Sopir Eunwoo yang masih tampak terkejut dengan apa yang sedang terjadi, segera menyodorkan satu kotak tissue kearah Mingyu.
"Aduh perih banget, Gyu!"
"Sekarang bilang perih, tadi gak ngeh kalo luka" omel Mingyu sambil membersihkan lelehan darah luka Jungkook, sementara Dokyeom bertugas membereskan tissue kotor untuk dibuang ke dalam tempat sampah yang tersedia di dalam mobil.
"Kakak kambuh ya phobianya? Mau muntah?" tanya sopir Eunwoo panik saat melihat tuan muda disampingnya duduk dengan kepala tertunduk sambil memegang perutnya.
"Cuma mual dikit kok, Pak Ahn. Gak apa-apa. Biar aku diem dulu bentar" jawab Eunwoo yang kembali memejamkan mata dan menenangkan diri.
"Ini pasti kena tangan Joshua tadi. Tapi kok ada yang lebar gini lukanya?" kata Dokyeom.
Otak Mingyu segera memproses ucapan Dokyeom hingga kemudian Mingyu menatap Dokyeom dengan tatapan seperti tersadar sesuatu.
"Kyeom, A-apa jangan-jangan leher Jungkook kegores gelang yang dipake Joshua waktu aku tepis tangan dia tadi?"
"Hah? Bi-bisa jadi sih. Apalagi kamu tadi nepis tangan Joshua keras banget kayak mau nempeleng"
Dan Mingyu pun tertunduk sambil menopang kepala dengan kedua tangannya. "Aish. Sial!" umpatnya penuh penyesalan.
"Maaf Kookie, ini salah aku" ucap Mingyu sambil kembali membersihkan luka Jungkook.
"Ngga, kamu ga salah, Gyu. Ini salahnya Joshua. Aku ga apa-apa kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAYON ( REVISI )
FanfictionDia dipanggil adik karena dia yang termuda dirumah. Kakak keduanya adalah teman yang siap untuk mengajaknya sedikit 'nakal' sementara Kakak sulungnya bagaikan sosok Ayah kedua baginya. Dia sederhana namun membawa banyak kisah bagaikan pensil krayon...