EMPATBELAS

469 44 7
                                    

"Hah, bosen banget. Mana gue gak ngerti lagi bahagian ini. Jungwoo, kenapa sih lo itu bodoh banget?"

Jungwoo menelungkup wajahnya di meja perpus itu. Sejujurnya dirinya kesel. Kenapa dirinya itu gak punya otak sepinter temannya Mark dan si uler itu.

Gimana kalo satu saat Jaehyun tidak lagi menginginkan dirinya karna memikirkan dirinya yang bisa dibilang bodoh dalam pelajarannya itu. Gimana dengan masa depan anak anak mereka nanti. Kan kasian kalo anak mereka bakal mewarisi otaknya, bukan otak Jaehyun. Kenapa baru sekarang ia berpikir soal ini.

Jungwoo yang masih bertelungkup di meja, menolehkan wajahnya kesamping saat merasakan pundaknya disentuh lembut oleh seseorang.

Wajah tampan dengan mata sipit itu terliat tersenyum cerah ke arahnya.

"Eoh, Juyeon?"

"Kamu lagi punya masalah Iris?" Tanya sosok laki laki itu dengan lembut.

"Eum gak kok. Hanya aja aku..."

"Hanya apa Iris?"

"Ah! Aku kesel banget tau Juyeon. Kenapa aku itu gak punya otak sepinter orang lain. Kan malu banget kalo setelah aku lulus kuliah, trus orang orang lagi bicarain tentang aku yang hanya bermodalkan wajah aja, tapi otaknya minus. Gimana kalo orang orang sama peminatku gak lagi suka sama aku?"

Juyeon yang sembari tadi hanya mendengar aja luahan hati gadis cantik itu tersenyum lembut.

"Aku suka kok"

"Hah?" Tanya Jungwoo dengan mata yang berkedip kedip kaget.

"Aku itu kan fansnya kamu. Aku tetap bakalan suka kok sama kamu. Lagian kenapa kamu harus denger kata kata orang di luar sana hum? Pinter atau gak itu gak penting kok Iris. Yang terpenting itu kamu punya hati yang baik"

"T-tapi, apa kamu gak denger orang orang di kampus bicara soal aku? Aku itu cuek, keras kepala, sombong trus sering bikin masalah. Dosen dosen aja gak suka sama aku"

Juyeon tersenyum lembut sebelum menjawab.

"Iris, tapi sepanjang aku berteman sama kamu, kamu jauh dari apa yang kamu bilang tadi. Kamu gak sombong sama cuek kok ke aku. Tapi keras kepala itu bener kok"

"Ih Juyeon"

Laki laki itu tertawa pelan meliat wajah Jungwoo yang berpura pura ngambek itu. Tangannya menepuk nepuk pelan surai gadis cantik itu dan menatapnya dalam.

"Mereka semua itu iri aja sama kamu. Kamu kan model terkenal Iris. Pantes aja ada yang gak suka liat kamu berjaya mengukir namamu di industri permodelan. Biasalah manusia. Mana mau mereka liat orang lain berjaya dari mereka bukan? Kamu gak usah dengerin mereka oke? Tumpukan saja perhatian kamu ke kuliah mu dan permodelanmu itu. Aku sentiasa menyokong kamu kok. Lakuin apa aja yang kamu sukai Iris, karna hidup ini cuma satu kali aja"

Jungwoo tersenyum dan mengangguk menatap netra sipit itu.

"Terima kasih ya Juyeon. Walau kita baru aja kenal, aku nyaman berteman denganmu. Makasih karna sering membantuku mencari buku buku rujukan yang aku perlu di sini. Kamu juga, always be happy oke? Janji sama aku kita bakal sering menjadi teman ya?"

Jari kelingking Jungwoo terhulur untuk bertaut dengan jemari laki laki di sebelahnya kini.

"Aku janji Iris"

Keduanya saling tersenyum menatap wajah masing masing. Terbesit rasa senang di hati laki laki itu meliat wajah ceria gadis yang mulai menarik perhatiannya itu.

"Ah, aku mau nanya sesuatu ke kamu"

"Eum,tanya aja"

"Kamu gak masuk ke kampus ya kemarin?"

MAS SUAMI | JAEWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang