"Eh Iris, gue liat liat lo itu sering keluar masuk ke ruangan Prof Jaehyun deh. Apa lo bener bener lagi ada extra class sama dia gitu?"
Jungwoo hanya diam tak menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya yang kini berjalan berdampingan demgannya untuk menghantar buku buku seperti yang dipinta oleh Jaehyun ke ruangannya.
"Iris, lo denger apa gak sih?"
"Lo ini berisik banget ya? Lo itu kenapa sih kepo banget sama apa yang gue lakuin"
"Gue nanya aja dah. Oh iya, dosen yang sering sama lo itu, pacar lo ya?"
"Dosen? Dosen yang mana?" Jungwoo memberhentikan langkahnya sebentar dan membalikkan badannya untuk menatap gadis itu sambil mengernyitkan keningnya.
"Itu, yang ganteng ganteng itu. Setahu gue dia bukan dosen di fakultas ini"
Jungwoo langsung menangkap dosen yang dimaksudkan oleh Hari. Pasti Hyunjae. Emangnya siapa lagi.
"Kalo dia pacar gue emangnya kenapa?"
"Jadi bener dia pacar lo? Gimana lo- eh- itu Bu Susan kan?"
Keduanya berpaling ke arah yang ditunjukkan oleh Hari. Terliat di sana seorang dosen perempuan dan laki laki sedang berbicara di luar ruangan dosen laki laki itu.
"Ah! Ngapain sih si ibu genit itu bicara sama Prof Jaehyun! Dasar gak sadar diri banget tuh orang. Udah ditolak sama Prof Kun, sekarang malah mau mencoba nasib ke Prof Jae pula!"
"Emangnya Bu Susan suka sama Prof Jaehyun?" tanya Jungwoo ke Hari.
"Menurut lo? Kalo perempuan lagi nyentuh nyentuh gitu sambil bicara, bukan itu gestur kalo perempuan itu lagi ngegoda laki laki?"
Dan bener kata Hari, Bu Susan terliat memegang dan menepuk pelan lengan SUAMINYA sambil berbicara.
Darah Jungwoo memanas. Emangnya apa yang mereka bicarain sampe harus ketawa ketiwi gitu. Dan Jaehyun juga, ngapain dia tidak melepaskan pegangan Bu Susan itu dari lengannya.
Jungwoo memandang keduanya dengan wajah yang sulit diartikan. Sampe Hari yang berbicara di tepinya kini juga sudah ia tak dengari.
"Ris, Iris! Lo denger gak gue bicara apa?"
"Apa?" Ujar Jungwoo sedikit kuat. Hal itu sontak membuatkan kedua orang yang kita bicarakan tadi menoleh kepalanya.
Jaehyun mulai meneguk liurnya saat meliat wajah tak bersahabat istri. Aduh, mampus deh.
"E-eoh, Iris, Jungwoo ayo ke sini"
Kedua gadis itu berjalan dengan membawa buku buku ke tangan mereka menghampiri dosen mereka.
Saat melewati Bu Susan, Jungwoo sedikit merempuh pundak dosen perempuan itu sehingga dia mengaduh sakit.
"Aduh! Iris! Kamu itu jalan, yang bener dong! Kamu gak liat ibu lagi berdiri di sini?"
"Loh, itu bukan urusan saya. Suka suka saya sih mau jalan gimana. Ibu juga tuh, kenapa berdiri di sana? Gak liat saya sama teman saya lagi bawa banyak buku?"
"Kurang ajar ya kamu. Jae, liat mahasiswi mu ini, gak sopan banget bicara sama aku"
Jaehyun hanya memandang keduanya dengan diam. Gak berani mau bicara. Tatapan Jungwoo begitu tajam menusuk sekarang. Kalo Jaehyun sampe sampe salah bicara, pasti istrinya bakal marah besar nanti.
"Kamu mau saya aduin atas sikap tak sopan mu ini? Kamu pikir kamu itu putrinya salah satu putri kepada orang yang sering memberi dana ke universitas ini, kamu bisa bersikap seenaknya ke dosen dosen di sini?"
"Aduin aja. Ibu pikir saya takut?" Tutur Jungwoo dengan sombong dan meliat dari atas dan bawah dosen perempuan itu.
Bu Susan menggenggam tangannya erat.
"Iris! Kamu-"
"Bu Susan, maafin mahasiswi saya ya? Biasalah anak muda. Mungkin mereka lagi stress sama kuliah, bener kan Iris?"
Jungwoo tak menjawab malah memutarkan bola matanya ke dosen perempuan itu.
"Maaf ya Bu Susan, saya punya hal sama mahasiswi saya ini. Saya ke dalam ruangan saya dulu ya? Ayo Iris, Hari"
Jaehyun mengambil separuh dari buku buku di tangan istrinya dan menyuruh mereka masuk terlebih dahulu.
Setelah keduanya meletakkan buku buku di atas meja itu, Jaehyun berdehem kecil.
"Eum, Hari, makasih udah bantuin saya dan Iris sekalian. Kamu bisa keluar dulu ya? Saya punya sesuatu ingin bicara sama Iris"
Hari mengangguk paham dan tanpa banyak bicara terus melangkah keluar dari ruangan dosennya itu. Pikirnya mungkin dosennya itu mau menasihati atau memberi pelajaran ke Iris bukan?
Setelah pemamitan Hari, Jaehyun memandang ke arah istrinya.
"Ehm, sayang, ayo, sini" laki laki itu menepuk pahanya pelan, mengisyaratkan agar istrinya duduk di pangkuannya.
"Segitu lucunya ya bicara sama Bu Susan sampe dia harus pegang pegang kamu kek gitu"
Bukannya malah menurut, gadis itu langsung menghamburkan kemarahannya ke suaminya itu.
"Sayang, kamu salah paham. Lagian aku gak nyentuh dia langsung kok, dia yang nyentuh nyentuh aku" bela Jaehyun.
"Tapi kamu suka kan ibu genit itu menyentuhmu. Iyakan?" Jungwoo menyilangkan kedua lengannya di dada dan memandang malas ke arab suaminya.
"Sumpah sayang, aku gak suka, bener kok"
"Trus kenapa kamu gak nepis tangannya dari terus memegangmu. Bisa kamu jelasin?"
"Sayang, a-aku-"
"Udah deh mas, aku capek. Aku pikir kamu itu beda dari laki laki lain. Tapi kamu sama aja kayak mereka. Ada perempuan cantik, langsung luluh. Terserah kamu mau lakuin apa. Aku males"
Gadis itu memutar tubuhnya untuk keluar dari ruangan itu.
Jaehyun segera bangkit dan mencapai lengan itu namun segera ditepis oleh Jungwoo.
"Jangan sentuh atau bicara sama aku buat sekarang. Gak perlu nunggu aku pulang. Aku minta izin mau keluar sama Mas Hyunjae setelah habis kuliah hari ini"
Sebelum laki laki itu sempat berbicara atau protes, istrinya sudah terlebih dahulu membuka pintu ruangannya dan menutupnya sedikit kasar.
Jaehyun meraup wajahnya kasar. Karna kecerobosannya, istri cantiknya sampe marah marah begitu. Lagian kok bibirnya gak bisa diajak kerjasama hari ini? Kenapa dia gak terus minta maaf sama istrinya itu? Hah, sekarang dia harus mencari cara agar istrinya itu tidak ngambek sama dia terlalu lama.
Jaehyun berjalan mundar mandir di ruang tamu kediaman mereka. Jam udah menunjukkan 9 malam namun istri cantiknya itu belum lagi menunjukkan batang hidungnya kini.
Berpuluh puluh call serta imess yang dikirimnya juga tidak satu pun di balas oleh gadis itu. Begitu juga dengan Hyunjae. Pasti kembarannya itu telah diwarning oleh istrinya awal awal agar tak membalas pesanannya itu.
Bunyi mesin mobil di luar rumah mereka sedikit mengkagetkan Jaehyun. Baru saja ia ingin berjalan ke depan untuk membuka pintu, pintu itu terlebih dahulu dibuka dari arah luar.
Jaehyun bernafas sedikit lega saat meliat sang istri pulang dengan keadaan seperti pagi tadi. Bibirnya mulai mengembangkan senyuman. Namun Jaehyun tak terliat kelibat kembarannya itu. Mungkin Hyunjae langsung pulang setelah menghantar istrinya itu.
"Say-"
Wajahnya yang ceria tadi, ingin memanggil dan memeluk istri tersayangnya luntur saat meliat tubuh itu langsung berjalan melepasinya tanpa meliat ke arah dirinya yang berdiri di muka pintu.
Jaehyun menunduk ke lantai dengan bibir yang dimajukan setelah tubuh itu menghilang ke dalam kamar yang ditempati mereka.
Apa istrinya masih marah sama dia ya?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS SUAMI | JAEWOO
Fanfiction"Mas, aku pengen sosis keju" - KJW "Sayang, gak ada yang jual sosis keju malem malem gini" - JJH "Bukan sosis keju itu, tapi ini" - KJW Kim Jungwoo atau nama samarannya, Iris Kim, seorang mahasiswi jurusan hukum, juga merupakan seorang model cantik...