"Makasih di atas kerjasama kalian"
"Makasih juga Tuan" keempat empatnya menjawab dan bangkit dari duduk mereka.
"Kalo ada apa apa perkembangan soal kasusnya, saya bakal hubungi kalian secepetnya"
Keempat empat mereka mengangguk. Setelah berjabat tangan bersama polisinya, mereka keluar dari kantor polisi dan masuk ke dalam mobil milik Jaehyun.
"Prof, kita bener bener ga bakal di bawa ke pengadilan kan?"
"Iya mas, aku mulai khawatir, gimana kalo aku sama Mark bakal jadi suspeknya?"
Jaehyun memegang erat jemari istrinya dan memandang wajah itu dan mahasiswanya bergantian.
"Engga. Tenang aja. Kalian denger kan polisinya bilang apa tadi. Kalian tuh cuma bakal dipanggil buat bantuin polisinya aja. Selagi buktinya belum ada, kalian ga bisa dibawa ke pengadilan. Lagian kasusnya Hari itu kasus bunuh diri, bukan pembunuhan. Tapi polisi bakalan siasat lebih lanjut kasusnya kalo kalo punca kematian Hari tuh bukan karna bunuh diri, tapi pembunuhan" jelasnya tegas kepada mereka. Ga mau hal ini bakalan mendampak ke pelajaran mereka dan bakalan ngeganggu mental mereka. Jaehyun tau menjadi saksi kasus pembunuhan bukan lah hal yang bisa dibanggakan, malah bisa menjadi tekanan kepada seseorang itu.
"Kalo bener Hari tuh engga bunuh diri, semoga pelakunya bisa ditemukan secepetnya. Kasian sama Hari" ucap Mark lirih.
"Iya bener, walau sepanjang hidupnya, dia tuh sering aja cari masalah sama kita, tapi kalo emang bener dia dibunuh, itu ga bakalan fair buat Hari. Pelakunya harus dihukum!" Haechan juga menyetujui komentar Mark tadi.
"Tapi... emang bener Hari itu dibunuh? Emang siapa yang punya dendam sama dia..?"
Ketiga sahabat itu saling berpandangan sesama mereka.
"Tapi.. kalo Hari tuh bunuh diri... emang kenapa..?"
"Oh iya Woo, tadi lo bilang kalo Hari mau ngajak lo ketemu kan? Emangnya lo sama dia ada apa sih? Gue juga heran sama anak itu belakangan ini. She's not attending the class, many times, right?"
Bola mata Jungwoo bergerak gelisah. Dirinya memandang suaminya dan teman temannya gugup.
"S-sebenarnya ada satu hal yang ga gue ceritain sama kalian. Rahasia dari Hari yang sebenarnya gue mau simpen, tapi gue terpaksa ngomong kalo halnya udah jadi kek gini.."
"'Mas... Hari bunuh diri gara gara aku ya?"
Jemarinya bermain main di dada suaminya, menarik atensi laki laki yang lagi meliat liat di ponselnya.
Jaehyun meletakkan ponselnya ke samping dan menarik tubuh berbaring di sampingnya itu ke dalam pelukannya.
"Sayang, mas udah ngomong sama kamu kan. Kasus Hari tuh kita masih belum tau puncanya, oke? Emang kamu yakin Hari bakalan lakuin hal segitu?"
Jungwoo tampak berpikir. Memori lama mereka berdua berputar kembali. Memori di saat mereka masih berteman rapat. Hari di mana dirinya dan Hari melalui masa masa junior mereka bersama. Jungwoo mengangkat pundaknya.
"A-aku ga tau mas. Selama aku teman sama Hari, dia tuh orang yang susah banget mau dibaca pikirannya. Aku sendiri temannya malah ga tau bukan, soal perasaannya... ke aku... . Tapi.. aku yakin mas, Hari engga akan lakuin hal yang segitu. Aku yakin. Banget"
Jaehyun mengangguk paham.
"Mas! Apa ini juga ada sangkutnya sama orang yang udah cederain kamu sama mas Hyunjae?"
Kepalanya didongak untuk meliat wajah suaminya. Kening Jaehyun sedikit berkerut.
"Aku ga rasa gitu... coba kita pikir Hari tuh korelasinya apa sama Hyunjae? Ga masuk akal kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS SUAMI | JAEWOO
Fanfiction"Mas, aku pengen sosis keju" - KJW "Sayang, gak ada yang jual sosis keju malem malem gini" - JJH "Bukan sosis keju itu, tapi ini" - KJW Kim Jungwoo atau nama samarannya, Iris Kim, seorang mahasiswi jurusan hukum, juga merupakan seorang model cantik...