The Kind Older Sister Is No More

Bab 44

****

"Bagaimana saya bisa memilih pembohong untuk menjadi istri saya?"

"..."

Riel menahan napas ketika mendengar pernyataan blak-blakan Noel. Dia dibuat terdiam. Noel kemudian mengalihkan pandangannya ke Irene. Ketika Irene merasakan tatapannya, dia balas menatapnya dan tersenyum lembut.

"Irene, jika kamu tidak punya tempat untuk pergi, maukah kamu ikut denganku ke rumah Grand Duke?"

Riel dan Irene bereaksi terhadap pertanyaan Noel secara bersamaan. Saat Riel mengangkat kepalanya, Irene menjawab dengan nada yang sedikit bingung. Wajahnya merona merah.

"Ta...Tapi aku akan terlalu merepotkan. Khususnya untuk Kristen Hebat."

"Aku akan memberitahu kakekku tentang ini. Mungkin, dia bahkan akan sangat senang mengetahui bahwa Anda akan datang. Tapi pilihan ada di tangan Anda. Anda masih bisa tinggal di sini jika Anda menginginkannya. "

"Jangan pergi, Kakak." Riel memohon. Seolah ingin menghentikan Irene secara fisik, Riel buru-buru meraihnya.

Irene menatap Riel dengan tatapan bingung. Dia telah mendorong Irene pergi begitu keras selama ini, tetapi sekarang dia telah membalikkan tindakannya dan menyuruhnya untuk tidak pergi. Bahkan lebih aneh lagi bahwa Riel tampak tulus.

"Jika kamu benar-benar pergi kali ini, itu akan berakhir. Bisakah Anda memutuskan hubungan Anda dengan ibu dan ayah? Orang-orang yang membesarkanmu?" tanya Riel.

"Itu sebabnya aku pergi."

Irene menjawab pertanyaan Riel sambil menatap lurus ke arahnya. Riel menggelengkan kepalanya seolah-olah dia menolak untuk memahami maksud yang ingin disampaikan Irene.

"Jika aku terus tinggal di rumah ini, aku tidak akan bisa memotongnya sampai akhir." Irene mengulangi maksudnya sekali lagi.

"Kau mengkhianati mereka berdua pada akhirnya! Orang tua yang membesarkanmu sampai sekarang!"

"Ini adalah urusan Irene, jadi sebelumnya, aku hanya berdiri dan melihat dari samping."

Noel dengan tenang memasukkan dirinya ke dalam situasi itu. Dia memandang Irene dengan meminta maaf seolah memintanya untuk memaafkannya agar tidak ikut campur.

Melihat pria di hadapannya tak henti-hentinya, wajah Riel semakin kusut. Ekspresi yang dimiliki Noel, sangat dingin. Riel tidak bisa menahan energinya yang luar biasa.

"Itu bukan bantuan, tapi tugas dan tanggung jawab mereka untuk membesarkan Irene. Lagipula, Irene sudah dewasa. Tidak ada yang salah dengan dia meninggalkan rumah."

"Tolong minggir Duke."

"Saya minta maaf. Tapi aku tidak bisa hanya diam dan melihat Irene mendengarkan omong kosong seperti ini."

"..."

Riel mengatupkan bibirnya mendengar kata-kata Noel. Kemudian dia memelototi Irene dan dengan cepat masuk ke dalam mansion.

Bang.

Riel menutup pintu tepat di depan mata Irene. Irene tiba-tiba merasakan serangan emosi yang campur aduk. Seperti yang dikatakan Riel, rasanya dia benar-benar mengkhianati orang tuanya.

"Jangan khawatir tentang itu. Karena hidupmu adalah milikmu. Tidak ada yang bisa campur tangan dalam hidup Anda. "

Kemudian saat Irene tenggelam dalam pikirannya, suara lembut Noel bisa terdengar. Suara baritonnya yang tenang dan lembut menggelitik telinga Irene dan yang mengejutkan, Irene merasa sedikit lega karenanya. Kemudian, Irene tersenyum padanya.

"Terima kasih untuk itu."

Noel mengangguk mengakui kata-katanya.

"Kamu tidak perlu mengemasi barang-barangmu?"

Irene menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Noel.

Satu-satunya hal yang dia hargai, yaitu lukisannya, telah dicabik-cabik oleh ayahnya. Jadi, tidak ada lagi yang perlu dikemas. Irene baru sekarang, menyadari bahwa dia tidak punya apa-apa yang bisa dia sebut barang-barangnya di rumah ini.

"Saya tidak memiliki apa apa."

"...Saya mengerti. Mari kita kembali sebelum terlambat."

Noel membalikkan punggungnya terlebih dahulu. Kemudian menuju keluar. Saat mereka mendekati gerbang, Irene melihat sejenak ke mansion yang gelap. Kemudian dia menarik napas dalam-dalam dan mengikuti jejaknya.

Kereta masih diparkir di pintu belakang. Ketika Irene kembali, para penunggang kuda itu menatap bingung ke arah Irene dan kemudian menoleh ke arah Noel. Noel sedikit mengangguk sebelum membantu Irene naik kereta.

"Kamu pasti lelah, jadi sebaiknya kamu istirahat segera setelah kamu tiba."

Begitu masuk, Noel angkat bicara terlebih dahulu. Saat kereta mulai meninggalkan rumah Chase, Irene mengangguk. Sebenarnya, dia ingin menyapa Great Kristen ketika dia tiba, tetapi seperti yang dikatakan Noel, dia kelelahan. Tidak hanya tubuh Irene yang lelah, tetapi juga pikirannya kosong.

Peristiwa hari itu telah menghabiskan energinya, dan dia tidak bisa lagi berpikir jernih. Itu bagus, karena dia tidak ingin melelahkan dirinya sendiri dengan memikirkan pikiran tidak berguna yang tidak bisa dia kendalikan.

Saat kereta berangkat, wajah kecewa keluarga Irene terus berputar di benaknya, meskipun dia berusaha untuk menghapusnya. Dia ingin bersantai - dia sudah sangat lelah.

Noel, yang melihat betapa pendiamnya Irene, mengalihkan pandangannya ke jendela dan berbisik lembut, cukup keras untuk didengarnya.

"Aku yakin hatimu cemas, tapi aku hanya ingin kamu memikirkan dirimu sekali saja. Aku ingin kamu memprioritaskan dirimu sendiri meskipun itu egois."

****