1. Jiwa yang Bebas

2.5K 236 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Berjalan dengan sesekali menyibak rambut bak model Victoria Secret, pujian terlontar dan tatapan kagum terpancar dari setiap insan yang mengabadikan derap demi derap Kiana membelah koridor bangunan putih menuju ruangan pribadinya.

Dengan mengenakan pakaian serba putih yang menjuntai menyapu koridor, Kiana tampak percaya diri, meskipun tak ada riasan yang terpoles di wajah putihnya.

"Halo, Sist. Halo, Mbak. Oh iya ... halo juga, Mas Tara," sapa balik Kiana pada beberapa orang yang memanggilnya dengan ramah, sambil memperlihatkan tangan yang sibuk membawa belanjaan dari brand-brand ternama yang ia sampirkan di bahu.

Hingga akhirnya sang hawa berhenti tepat di depan lift tanpa satu pun orang yang menemani di sisinya.

Ting...

Pintu lift pun terbuka menuju salah satu koridor yang diperuntukkan bagi pribadi pemilik pangkat tinggi, jiwa dengan kemampuan finansial di atas rata-rata, hingga individu penguasa layar kaca yang kerap kali wara-wiri dengan jadwal selangit. Dan posisi terakhir yang disebutkan itu ... adalah dirinya.

Kiana Ivanka Hadi, atau yang kerap disapa Kiana adalah anak tunggal dari keluarga Hadi yang terhormat dan bergelimang harta. Sayangnya, sejak ibu gadis itu meninggal dan sang ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan perempuan pilihannya serta memiliki perangai yang buruk, Kiana pun diusir dari rumah dan menjalani kehidupan di kota besar. Berbekal uang hanya cukup untuk makan beberapa hari dan tidak adanya perlindungan dari sanak keluarga, Kiana terpaksa tinggal beberapa waktu di sebuah rumah singgah.

Hingga pada suatu ketika, seseorang menemukannya sedang berbelanja kebutuhan di swalayan yang berakhir mengubah hidup gadis itu seperti sekarang: tak lepas dari cahaya terang kamera, kehidupan malam, sorai-sorai dukungan, dan bahkan hinaan menusuk kalbu yang terkadang dilontarkan untuknya melalui jejaring media sosial.

Kini, sudah 7 tahun menjalani hidup sebagai figur masyarakat, membuatnya semakin terbiasa dan mulai muak dengan selentingan peristiwa hidupnya yang disorot kamera, dijadikan konsumsi khalayak. Terkadang, ia ingin menghilang saja. Dan tampaknya ini mulai berhasil dengan perlahan.

Irreplaceable You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang