15. Kecurigaan

465 73 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Lho, Mas?"

Pria yang semula berdiri dengan kedua tangan dimasukkan dalam kantung celana dan menghadapkan tubuh pada dinding, menatap lukisan terpajang di sana pun menoleh cepat ketika mendengar suara puan.

"Mas?" Laki-laki itu mengulangi pertanyaan sang hawa.

"Iya ... kok, kamu ada di sini?"

Sang adam pun memutar badan menghadap perempuan berambut hitam panjang itu dengan kening yang mengkerut dan kedua alis menyatu. "Lo kenal gue?"

"Eh?"

Gawat, gue lupa kalo sekarang gue, kan, Ghea. Bukan Kiana!

"Oh ... itu, apa namanya?" Ghea menggaruk kepala yang tak gatal seraya berkali-kali membuang tatapan ke lantai.

Laki-laki itu mendekat ke arah Ghea, lalu meneliti tubuh sang hawa dari atas ke bawah berulang kali dibalik kacamata hitamnya. Tidak, ini bukanlah lelaki yang ia lihat di supermarket beberapa jam yang lalu. Perawakannya benar-benar berbeda dengan kemeja hitam rapi dan kacamata yang menarik atensi sang puan hanya dalam hitungan detik.

Aromanya? Oh, God! Wanita itu tidak dapat membohongi diri jika ia sangat merindukannya.

"Lo kenal gue? Trus, ngapain lo ada di apartemen ini?" tanya pria itu lagi dengan nada yang sedikit tak ramah.

"I-iya, saya tau kamu!" Ghea berbalik menatap sang adam di depannya. "Kamu calon suami Kiana, kan?"

Sedetik kemudian, ia menyunggikan senyum, yang berhasil melunturkan kesan tegas sebelumnya. "Iya, gue calon suaminya. Dan lo, siapa?"

"Oh, perkenalkan--" Ghea mengulurkan tangan, "saya Ghea Aurellia. Biasa dipanggil Ghea."

Lelaki itu tanpa ragu menjabat kembali tangan sang hawa. "Panggil saja dengan Valdy. Lo tahu gue dari siapa?"

Ghea terkekeh pelan. "Ya pasti dari Kiana-lah. Siapa lagi?"

Valdy kemudian melepaskan kacamata, lalu menggantungnya di kantung kemeja. "Kayaknya lebih enak ngobrol di dalam, deh. Silakan ...."

Istri dari Ardian Bratadikara itu melangkahkan kaki memasuki unit apartemen. Manik gelapnya mengedar seirama dengan langkah yang lambat, lalu diletakkan tas dan kantung plastik di atas meja dapur yang memang akan langsung ditemui sesaat setelah melewati rak-rak sepatu. Ghea nampak tak peduli lagi dengan Valdy yang mengikutinya dari belakang. Sebab, ia kembali melangkah memasuki unit apartemen itu lebih jauh seolah ia baru saja melihatnya.

Unit ini memiliki satu kamar utama dengan tempat tidur berukuran King, satu kamar tamu, dua kamar mandi --satu di kamar Kiana dan satu lagi di dekat dapur, sebuah ruang televisi yang berdampingan dengan jendela dan pintu kaca, balkon dengan taman kecil dan sebuah ayunan, ruang penyimpanan, meja makan, lemari-lemari kecil, serta cenderamata dari berbagai negara yang dipajang di atas lemari transparan. Dengan dominasi warna abu-abu dan menghadap langsung ke arah bangunan-bangunan raksasa, apartemen Kiana terbilang memanjakan mata. Tak perlu dijelaskan lagi harga unit apartemen tersebut.

Irreplaceable You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang