.
.
.Langkah sang hawa begitu cepat melintasi lorong sempit dan jalan-jalan kecil di pagi hari menuju sebuah tempat sederhana yang menyediakan kopi hangat. Lokasinya berada di antara gedung-gedung tinggi dan tak jauh dari Primrose. Tidak seperti hari-hari sebelumnya di mana ia memesan dari sebuah kedai kopi kenamaan, kali ini ia rindu untuk kembali menikmati secangkir kopi hitam hangat khas kaki lima andalan Kiana dan pasangannya dulu.
Tempat berjualan tersebut hanya beratapkan tenda biru dengan setiap ujung diberi tali rafia, ditarik dan dililit kuat pada tiang-tiang yang berada di kanan-kiri bangunan. Terlihat pula tempat duduk dan meja panjang terbuat dari kayu yang diposisikan menghadap dinding berlumut. Sedangkan kursi-kursi plastik merah tanpa sandaran diletakkan melingkari meja kayu berbentuk lingkaran, sesuai bagi pelanggan yang datang bersama teman, keluarga, atau kenalan lainnya. Tampak juga seorang pria paruh baya dan anak laki-lakinya yang begitu cekatan menyediakan kopi di gerobak bercat senada warna tenda. Jika sang puan tak salah ingat, sudah lebih dari lima tahun mereka berjualan di sini.
"Pak, kopinya satu ya," ucap Ghea sambil menaikkan jari telunjuk menuju Muhtar, nama pria paruh baya tersebut. Ah, ternyata ia masih mengingat namanya dengan baik.
"Oh iya, Bu." Muhtar membalas dengan ramah.
Ghea kemudian mengambil posisi di tempat duduk panjang, sebab tak begitu banyak orang di sana. Dari sudut mata, puan tersebut hanya melihat sepasang kekasih yang sedang bercengkrama seru diselingi sesekali cekikikan dari sang wanita berjarak satu setengah meter darinya.
Entah mengapa lamunan sang hawa terbang pada beberapa tahun ke belakang. Di tempat dan suasana yang sama, ia berbagi cerita dengan laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya. Persis seperti sepasang anak manusia itu.
Ia ingat pernah bertanya, "Mas, siapa yang cocok meranin Angel di film Overheat, aku atau Mbak Vinara?"
Overheat adalah film bergenre aksi yang masuk dalam deretan film box office tiga tahun lalu, berhasil meraih banyak penghargaan dan pendapatan fantastis di negara ini. Sang hawa terkenang proses casting untuk memerankan tokoh bernama Angel, seorang protagonis perempuan yang memiliki kemampuan bela diri memadai dan ahli memegang senjata. Waktu itu, Kiana berusaha mati-matian berlatih bela diri untuk mendapatkan peran tersebut hingga akhirnya keluarlah dua nama yang menjadi kandidat, dirinya dan Vinara.
Terpaut usia dunia tahun, kepopuleran dan pengalaman Vinara di industri perfilman sempat membuat nyali Kiana ciut. Ia bahkan terang-terangan mengatakan pada diri sendiri bahwa ia tak mungkin mendapatkan peran tersebut.
Namun, beberapa hari setelah casting diadakan, Vinara memutuskan mengundurkan diri karena masalah keluarga yang harus ia selesaikan. Tentu saja Kiana tidak dapat melewatkan kesempatan tersebut dan membuat namanya kembali menjadi perbincangan di segala sisi, termasuk dunia maya.
Mendengar pertanyaan itu, sang adam mengangkat satu tangan untuk membelai puncak kepala kekasihnya dengan lembut. "Ya tentunya kamu, dong, Sayang."
"Seandainya Mbak Vinara nggak undurin diri ya, Mas, mungkin aku nggak punya kesempatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable You [✓]
Fanfic[COMPLETED] "Setelah semua ini berakhir, aku nggak peduli kalo kamu mau ambil semuanya, termasuk anak-anak dan suamiku. Tapi, aku mohon. Untuk sekali ini saja, tolong aku! Cuma kamu yang bisa ngelakuin itu semua." Pernyataan mendadak dari Ghea memb...