Mami Wendy terlihat shock setelah mengatakan semuanya.
Mami Wendy melihat Haera, anak itu meringkuk di dalam pelukan papi Johnny saat ini.
Haera gak menangis tapi tatapan mata gadis itu kosong, benar benar kosong. Mata mami Wendy berkaca Kaca, dia diliputi emosi yg berlebihan sehingga tanpa sadar membuka fakta yg sudah mereka kubur selama ini. Mark mengepalkan tangan saat melihat keadaan Haera sedangkan Rena, gadis itu menangis melihat keadaan adiknya saat ini.
Dengan langkah tertatih mami Wendy hendak mendekati Haera tapi papi Johnny segera mencegahnya."stop disitu, dia putriku, sudah cukup Wen, plis jangan sakiti putriku lagi"
Nada suara papi Johnny terdengar memohon saat ini, baru kali ini mami Wendy melihat suaminya seterluka itu.
"it's ok, adek masih punya papi meskipun dunia gak berpihak pada adek" lirih papi Johnny sembari memeluk Haera dengan erat.
Mami Wendy menatap pilu keadaan Haera dan papi Johnny.
Dia menyesal, sangat menyesal telah menguak fakta itu.
Papi Johnny bangun dengan Haera yg berada dalam gendongannya. Mata Haera sayu, meskipun gak menangis tapi keadaan Haera benar benar memprihatinkan. Mark menitikan airmata saat matanya menatap mata Haera, binar dimata itu sudah hilang, binar mata itu benar benar kosong.
Mami Wendy terperosot ke lantai saat papi Johnny sudah naik ke lantai dua menuju kamar Haera. Mark menatap punggung papi Johnny dengan tatapan sedihnya. Perlahan lahan Mark keluar dari rumah itu dengan perasaan sakit, sedih dan bersalah. .Rena mendekati mami Wendy,.."kenapa mami lakuin itu? " tanya Rena parau.
"kasihan adek mi, mami lihat tatapan adek, kosong mi, adek hancur mi"
Rena gak bisa lagi menahan tangisannya, begitupun mami Wendy.
- - - - - -
Sesampainya di kamar, papi Johnny membaringkan Haera di kasurnya. Haera masih sama seperti tadi, papi Johnny sangat terluka melihat keadaan putrinya.
Papi Johnny ikut berbaring bersama Haera."maafin papi dek" lirih papi Johnny dengan suara paraunya. Airmatanya kembali runtuh.
"adek kalo mau marah, marah aja dek, adek kalo mau nangis ya nangis aja, jangan seperti ini"
Papi Johnny gak tau seterguncang apa mental Haera saat ini sampai hanya untuk menangispun gadis itu gak mampu lagi.
Papi Johnny meraih tangan mungil putrinya lalu Menggenggamnya dengan erat "ngomong dek, adek mau apa?, papa bakal lakuin, ini semua salah papi"
Papi Johnny sudah berusaha untuk gak menangis tapi gak bisa, terlalu menyakitkan melihat keadaan putrinya saat ini.
- - - - - -
Di rumah sebelah, Mark termenung dengan tatapan sayunya. Haera adalah gadis yg sangat baik, Haera gadis yg sangat crewet dan ceria, dia ikut andil dalam menyakiti wanita itu. Mark gak tau sehancur apa Haera saat ini.
Mark memang berhubungan dengan Rena tanpa sepengetahuan Haera selama beberapa minggu ini, Mark hanya ingin mengetahui perasaannya sendiri, apakah masih sama untuk Rena, ternyata Mark salah, hati Mark bukan untuk Rena lagi.
Mark ingin menjauh tapi Rena menahannya, bukan menahan dalam artian lain, Rena hanya ingin Mark membantunya. Rena butuh seseorang yg dia kenal untuk memberi support untuknya, support untuk dia berani menampakan diri di depan keluarganya. Rena tau hati Mark sudah bukan untuknya lagi, dia gak memaksa karena sejujurnya perasaan Rena untuk Mark juga sudah gak ada semenjak Rena memilih bersama Guanlin lagi. Dari kisah rumit yg Rena ciptakan, Haera lah orang yg paling tersakiti. Dari sisi keluarga ataupun sisi asmara Rena, tetap Haera lah yg kena belatinya.
Haera yg menyembuhkan tapi Haera juga yg terluka.Mark berjalan kearah balkon lalu menatap ke sebelah "Ra, maafin aku ya" lirih Mark sembari menatap balkon kamar Haera.
Mark jadi ingat saat saat bersama Haera. Gadis itu selalu ada di saat dia terpuruk. Membantunya untuk sembuh, secara mental dan fisik.
Haera gak pernah meninggalkannya. Mark merasa gak berguna sekarang, gadis itu sedang terpuruk tapi dia gak bisa ada di sisi gadis itu. Mark mendongakan kepalanya keatas guna mencegah airmatanya yg akan jatuh.
"Ra" lirih Mark. Airmata luruh begitu saja saat dia menyebut nama Haera.
- - - - - -
Mami Wendy termenung di kamarnya, memeluk lututnya sembari menggumamkan kata Maaf.Hati mami Wendy gak sejahat itu sebenarnya, dia sayang kok sama Haera, entah kenapa, semenjak Rena pergi, mami Wendy selalu di liputi amarah. Saat papi Johnny menolak untuk mencaritau tentang Rena dan selalu memuji Haera, hal itu memicu rasa iri dan amarah dalam diri mami Wendy. Rasa iri dan amarah itu lah yg membuat mami Wendy menjadi orang yg gak berperasaan terhadap Haera.
Mami Wendy menatap fotonya bersama Haera dan Rena, airmatanya kembali jatuh. Di raihnya bingkai foto itu lalu memeluknya dengan erat. Mami wendy menatap foto mereka dengan pilu, jempolnya dengan gemetar mengusap foto Haera di sana "dek" gumam mami Wendy lirih. Airmata kembali membanjiri pipinya.
- - - - -
Keesokan paginya Haera membuka mata terlebih dahulu. Tatapan matanya sayu. Haera menatap papi nya yg masih setia memejamkan matanya. Bibir Haera menyunggingkan senyum. Senyum pedihnya.
Papi Johnny menggeliat, beberapa detik kemudian lelaki paru baya itu kaget saat mendapati Haera yg tengah menatapnya saat ini."adek"
Haera hanya diam. Tiba tiba Haera bergumam "adek mau pergi pi, adek gak kuat"
Mata kosong itu tiba tiba berkaca kaca, papi Johnny bangun lalu merengkuh Haera kedalam pelukannya.
Tangis Haera pecah dalam dekapan papinya. Terlalu banyak kejutan yg menyakitkan untuk Haera sehingga membuat gadis itu menjadi linglung sesaat. Hati Haera sakit, sangat sakit tapi bingung harus marah ke siapa.
"adek gak kuat pi" lirih Haera pedih.
"maafin papi ya nak, ini semua karena papi"
Haera hanya diam. Beberapa saat kemudian Haera melepaskan dekapan papinya, lalu menatap papi nya dengan mata sayu.
"terlalu banyak kejutan untuk adek, kejutannya sangat menyakitkan, adek ingin pergi jauh dari tempat ini, hati adek rasanya sudah berdarah darah pi, sakiiit banget"
Papi Johnny gak bisa lagi menahan isakannya. Putrinya sangat terluka saat ini.
"kamu mau ninggalin papi? " tanya papi Johnny dengan terbata bata karena tangisannya.
Haera menggeleng "adek cuma punya papi, carikan tempat persembunyian untuk adek yg hanya papi yg boleh menjangkaunya, papi segalanya buat adek, adek gak ingin percaya lagi pada siapapun selain pada papi dan Tuhan, takdir adek pun gak berpihak ke adek pi"
Haera gak percaya lagi pada yg lain selain papi nya dan juga Tuhan yg selalu dia andalkan. Dari semalam, setelah mami Wendy membuka fakta tentang ibu kandung Haera, saat itu lah Haera merasa sangat asing di rumah itu. Haera ingin pergi jauh, sejauh mungkin.
"pi"
Johnny menatap Haera.
"papi gak menyesal kan mengakui Haera sebagai anak papi? "
Haera mulai takut, banyak hal yg Haera takutkan di dunia ini.
Papi Johnny menggeleng heboh "adek itu anugerah buat papi, papi gak menyesal nak, yg ada papi bersyukur, ayo kuat untuk papi dan untuk diri adek sendiri, lawan takdir adek, papi akan selalu menggenggam tangan adek, papi gak akan melepaskan tangan adek"
Haera tersenyum "terimakasih pi"
Haera langsung menghambur kedalam pelukan papi nya lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...