Mark bangun terlebih dahulu karena ingin ke kamar mandi. Panggilan alam. Haera masih bergelung di dalam selimut tebalnya. Setelah keluar dari kamar mandi Mark iseng membuka tirai untuk melihat keluar, ternyata di luar hujan. Mark kenbali menutup tirainya lalu masuk ke dalam kamarnya. Bibirnya tersenyum kecil saat melihat Haera yg tenggelam di telan selimut tebalnya. Hanya kepalanya yg terlihat. Mark membuka selimut lalu ikut berbaring di samping Haera. Membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Mark melihat jam, ternyata masih jam 5, Mark mencoba untuk tidur lagi tapi gak bisa. Rasa kantuknya sudah hilang. Alhasil Mark hanya bermain game di ponselnya untuk menemani rasa bosannya. Gak mungkin Mark membangunkan Haera, kasihan Haera. Teppat Jam 7 Haera menggeliatkan badannya, matanya terbuka sedikit, Mark melirik Haera saat gadis itu masih menyesuaikan penglihatannya karena masih mengantuk.
"jam berapa kak? " tanya Haera.
"7" jawab Mark.
Bukannya bangun, Haera malah semakin meringsut kedalam dekapan Mark membuat Mark terkekeh pelan.
"masih ngantuk ya?" tanya Mark pelan.
Haera tiba tiba bangun, matanya masih terpejam tapi tangannya sibuk mengumpulkan anak rambutnya karena mau diikat. Setelah selesai mengikat rambut Haera langsung menyingkap selimutnya, Mark memperhatikan Haera saat gadis itu bergerak turun dari kasur dengan mata yg masih tertutup.
"sayang" panggil Mark.
Haera gak menyahut, Mark dengan sigap loncat dari kasur saat melihat Haera jalan lurus kearah tembok, Mark langsung menarik Haera,
"kalo masih ngantuk jangan dipaksain bangun, nabrak tembok terus benjol gimana, mau?"
"ceroboh banget sih jadi orang"
Mark mengomeli Haera sedangkan yg di omeli malah berusaha menetralkan penglihatannya.
hoaaaammmss
Haera menguap dengan lebar, matanya masih sayu banget. Mark menuntun Haera menuju kamar mandi, gak sampai di situ, Mark sampai mengambil air di telapak tangannya lalu di usapkan ke wajah Haera. Seketika mata Haera terbuka sempurna.
Haera mendorong Mark untuk keluar "Haera mau pipis"
Setelah itu menutup pintu dan melakukan rutinitasnya di kamar mandi.
Gak sampe lima menut Haera selesai, keluar dengan wajah yg lebih segar."kakak ayo siap siap terus nyari sarapan di bawah"
Haera berjalan ke pantry sedangkan Mark ke kamar mandi. Mark selesai Haera sudah bersiap siap.
Haera menelpon mbak di rumah, minta di siapkan baju nya di koper, dia akan menginap di hotel selama tiga hari, Mark ijin libur selama tiga hari, begitupun Haera. Untung perusahaan yg Haera naungi itu milik kakeknya jadi dia gak kesulitan.Haera sudah selesai menelpon tapi Mark belum juga keluar dari kamarnya. Haera memutuskan untuk menyusul ke kamar. Haera menggerutu karena ternyata Mark sudah selesai, malah rebahan lagi di kasur.
"kakak ih, di tungguin malah rebahan"
"sudah selesai menelponnya? " tanya Mark.
"sudah"
Mark bangun, Haera masih setia berdiri di pinggir ranjang, Mark menatap Haera,
"minta morning kiss nya dong"
Haera berjinjit lalu mencium bibir Mark, hanya mengecup sekilas.
Mark meraih tangan Haera lalu menautkan jari keduanya, "ayo"
Keduanya keluar bersamaan untuk mencari sarapan di bawah.
Setelah selesai sarapan keduanya pergi ke rumah Haera. Mengambil koper milik Haera.
"kak, nanti siang temani Haera ke butik ya, ngambil pesanan nenek"
"iya" jawab Mark.
Sampai di pekarangan rumah Haera, keduanya gak turun, mbak yg nyamperin ke mobil.
"masukin di bagasi ya mbak"
"iya non"
Setelah selesai keduanya kembali ke hotel untuk mandi dan lain sebagainya, hari ini mereka akan menghabiskan waktu di luar.
- - - - - -
Jeno datang ke cafe YUWIN.
"bang, Jena kemana kok akhir akhir ini gak keliatan? " Tanya Jeno.
Yuta hanya diam.
Diam nya Yuta membuat Jeno bingung.
Tiba tiba Wina muncul lalu duduk di samping Jeno."di usir ayahnya, sekarang dia tinggal di hotel"
Jeno terkejut "kok aku gak tau? "
"dia malu kali mau cerita ke kamu"
"dia di hotel mana kak? " tanya Jeno.
Kenapa tiba tiba Jeno merasa khawatir terhadap gadis itu.
"jangan dulu Jen, dia mau nenangin diri untuk saat ini, Yuta aja gak bisa ketemu sama Jena sekarang, aku kasihan liat Jena, selalu di salahkan sama orang tuanya"
Jeno mengernyit "ada masalah apa kak Jena sama orang tuanya"
"Jena sebenarnya bisa menyetir Jen, tapi dia jadi trauma gara gara saat itu dia bawa jidan, jidan itu adiknya Jena, mereka kecelakaan, Jena kritis selama beberapa hari sedangkan Jidan langsung meninggal, sejak saat itu orang tua Jena selalu menyalahkan Jena atas meninggalnya Jidan"
Jeno terdiam, gak menyangka kalau Jena punya beban sebesar itu. Gadis itu gak pernah menunjuknnya di depan Jeno selama ini.
"bang, minta alamat hotel nya Jena ya, janji bang, kalo dia merasa terganggu aku gak bakalan maksa"
Yuta akhirnya memberitahu Jeno alamatnya. Saat itu juga Jeno langsung melesat ke alamat yg di kasi Yuta tadi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
Fiction généraleMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...