Bahagia seolah gak mau lama lama bersama Haera, benar benar menyedihkan.
Baru saja Haera merasakan bahagianya karena mami Wendy sudah kembali seperti semula. Setelah tau Haera ikut kursus masak saat itu, awalnya mami Wendy masih biasa aja tapi setelah dua minggu berlalu, dia sedih melihat raut lelah di wajah putri bungsunya. Sebenarnya mereka sudah dapat ART seperti yg papi Johnny katakan tapi sayangnya hanya bertahan dua hari karena ART nya punya sikap yg gak baik. Alhasil mami Wendy mulai membiasakan dirinya tanpa Rena, perlahan lahan mami Wendy mulai lagi memasak, bukan hanya itu, sikapnya mulai hangat lagi terhadap Haera, Haera sangat bahagia, maminya telah kembali tapi sayangnya kebahagiaan itu gak bertahan lama, tepat satu minggu yg lalu, mami Wendy di larikan ke rumah sakit karena kondisinya yg drop. Tiba tiba saja Rena menelpon mami Wendy, memberikan kabar bahagia, bahagia untuk siapa? Bahagia untuk Rena sendiri, Rena mengabari orang tuanya kalau dia akan segera bertunangan, hanya itu, gak ada basa basi bertanya soal kabar atau apapun, mami Wendy merasa sedih dan kecewa, kenapa putri sulungnya berubah, apa yg membuat si sulung seperti itu? Lagi dan lagi, Haera harus membereskan kekacauan yg di timbulkan sang kakak, maminya kembali lagi seperti awal awal saat Rena pergi. Haera ingin memaki kakaknya tapi sayang, nomor terakhir yg di pakai Rena sudah gak aktif lagi, semua rasa kecewa dan marah Haera harus di telan bulat, Haera gak tau apa yg ada di otak kakaknya, kenapa kakaknya menjadi sangat egois seperti ini.
Haera merapatkan kardigannya saat angin berhembus begitu kencang. Rasa dingin menusuk tubuhnya. Saat ini Haera duduk sendirian di taman rumah sakit, dia menjaga mami nya, karena papi ada kerjaan di luar kota. Sekarang maminya sudah tidur, karena suntuk akhirnya Haera keluar ke taman untuk mencari udara segar di luar."Ra"
Haera menoleh.
"masuk yuk, dingin disini"
Haera menggeleng "masih pengen disini Jen" balas Haera.
"suntuk banget ya Ra? " tanya Jeno sembari ikut duduk di samping Haera.
"Jen, salah gak sih kalo aku benci sama kak Rena? " tanya Haera lirih.
Haera menghela nafas.
"berat banget Jen, mau ngeluh tapi bingung"
Jeno melirik Haera "gak boleh benci Ra, kak Rena tu kakak kamu lo"
"gak boleh ya? "
Jeno meraih tangan Haera, lalu menggenggamnya dengan lembut "sabar ya Ra"
Jeno tu kenal banget sama Haera, gadis ini jarang mengeluh, jarang juga menampakan kesedihannya, kalau seperti ini, itu artinya sangat berat untuknya.
"kenapa ya Jen, kak Rena sekarang tu kek orang yg gak punya hati dan otak, bertindak tanpa mikir apa apa, dia juga gak mikirin perasaan mami Jen, aku tu sakit hati liat keadaan mami Jen"
Airmata gak bisa di bendung lagi, Haera gak perduli lagi dimana dia menangis sekarang, yg ada dipikirannya saat ini hanyalah ingin menangis. Jeno memutar badannya lalu merengkuh Haera kedalam pelukannya. Jeno gak mau banyak bicara, cukup dengan seperti ini, semoga keadaan Haera semakin membaik setelah menangis.
Hampir setengah Jam mereka di luar, tangis Haera sudah mereda dari lima menit yg lalu. Tiba tiba ingat mami nya yg sendirian di dalam. Jeno harus pulang karena dia ada kuliah pagi. Jeno mengantar Haera sampai di dalam ruangan mami Wendy sebelum pulang.
- - - - - -
Mark baru selesai mandi setelah dari kantor.
Hp nya berdering, Mark mengernyit saat melihat nomor tanpa nama. Mark mengabaikan panggilan pertama karena Mark pikir salah sambung. Panggilan kedua menggelitik rasa penasaran Mark. Dengan enggan Mark mengangkat telpon tersebut,"hallo Mark"
Deg
Suara seseorang yg sangat Mark kenal, suara seseorang yg sangat Mark rindukan, suara seseorang yg membuat Mark terpuruk untuk beberapa saat.
"Hallo" ulang lagi orang di seberang sana.
Mark memegang dadanya, masih sama, jantungnya berdetak hebat hanya mendengar suaranya saja.
"Rena" panggil Mark.
"iya, ini Rena Mark, apa kabar? "
Bibir Mark menyunggingkan senyum "baik Ren, kamu gimana, aku kangen Ren"
"kamu baik baik aja kan? ""aku baik Mark, maafin aku ya"
"it's ok, kamu kapan balik Ren? Semua kangen kamu"
"Mark, aku nelpon kamu buat ngomong sesuatu, dengerin sampai habis ya"
"aku mau hubungan kita berakhir karena minggu depan aku mau tunangan"
Badan Mark terasa lemas seketika.
Gak ada harapan lagi kah? Perasaan Mark masih sama untuk Rena, tapi apa ini?"dari kita belum ada kata putus jadi aku mutusin buat nelpon kamu, kita PUTUS Mark"
Tut
"aarrgghh" Teriak Mark sembari meninju kaca di kamarnya sampai pecah berkeping keping. Tangan Mark sampai mengeluarkan darah. Mark memukul dadanya sendiri sembari menangis.
"abang" panggil tiffanie dari kuar.
Ceklek
"astaga abang" pekik Tiffanie kaget saat melihat keadaan putranya yg sangat berantakan.
"daaaaad" teriak tiffanie memanggil suaminya.
"ada apa sih teriak teriak" balas Donghae kesal.
"abang, liat sini dulu"
Donghae menghampiri Tiffanie di kamar Mark "Abang"
Donghae shock melihat keadaan kamar dan juga putranya.
"Mom, Dad, Rena" lirih Mark.
"ada apa lagi bang? " tanya Tiffanie sembari mendekati Mark.
"Rena nelpon abang, kita putus mom"
Tiffanie menghela nafas "it's ok bang, mungkin kalian gak jodoh sayang"
Mark menggeleng kasar, mengambil kunci mobilnya lalu pergi begitu saja. Tiffanie dan Donghae terlambat mencegah, Mark sudah pergi. Tiffanie menyuruh suaminya untuk menyusul Mark. Donghae langsung menyusul putra sulungnya.
- - - -
Jeno mengernyit heran saat sampai di rumah, mobil abang sama daddy nya gak ada di garasi. Kernyitan makin tercetak jelas saat ia masuk ke dalam rumah, mommy nya berdiri dengan gelisah di ruang tamu."mom"
Tiffanie tersentak kaget saat mendengar suara putra bungsunya.
"Jen"
"daddy sama abang mana? Kok mobilnya gak ada di garasi? "
"ceritanya panjang, tunggu aja bentar ya dek"
Jeno membatalkan niatnya untuk pergi ke kamar, memilih menemani mommy nya di ruang tengah. Tepat jam satu telpon rumah berdering.
Jeno melihat mommy nya berbaring di sofa dengan mata terpejam.
Jeno memutuskan untuk mengangkat telponnya."Hallo"
"Jeno, ini daddy, kenapa telpon mommy mu gak di angkat?"
"mommy tidur dad, ada apa? "
"abang kecelakaan"
Deg
Tatapan Jeno kosong,
"siapa yg telpon dek? "
Jeno menatap mommy nya "daddy"
Tiffanie langsung sumringah "daddy kamu ngomong apa? "
"abang kecelakaan mom"
Bug
"mom" pekik Jeno kaget.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
Ficción GeneralMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...