Jena menatap Jeno sedih. Hampir 3 jam mereka ada di bar, Jena hanya menemani Jeno saat laki laki itu mulai galau.
Jena menahan tangan Jeno saat laki laki itu hendak buka botol wine ke 4."udah dong Jen, nanti kamu mabuk lo, aku gak bisa mapah kamu, berat tau gak"
Jeno menatap Jena "pergi aja, jangan perduliin aku"
Jena menatap Jeno dalam "kalau bisa bakal aku lakuin tanpa kamu minta, sayangnya aku gak bisa!"
"soal perasaan kamu ke aku, lupain aja Na, aku gak mau kamu terluka, hati aku susah buat terima perasaan kamu"
Jena menghela nafas "gak papa Jeno, aku juga gak nuntut kamu buat balas perasaan aku karena aku tau siapa yg ada dalam hati kamu"
Jeno menunduk "sakit banget, kok kamu kuat sih? "
Maksud Jeno itu, kok Jena bisa kuat sih labuhin perasaan dia ke Jeno sedangkan dia tau siapa yg Jeno cintai selama ini.
"aku yakin suatu saat nanti kamu pasti bisa buka hati kamu buat aku Jen, jangan suruh aku menjauh dari kamu, aku gak bisa, aku menikmati sakitnya Jen, gak papa kok"
Jeno meraih tangan Jena "maaf aku egois, aku jahat ke kamu, aku manfaatin kamu supaya dia gak sadar sama perasaan aku ke dia, maafin aku"
Bruk
Kepala Jeno ambruk ke meja. Tangan Jena mengelus kepala Jeno dengan lembut "aku tulus cinta sama kamu Jen, aku akui sakit tapi aku pilih bertahan, aku yakin satu hal, kamu bakalan liat aku, entah kapanpun itu aku bakal nungguin itu"
Mata Jena berkaca kaca, selama ini Jeno hanya memanfaatkannya untuk perasaan Jeno sendiri, Jena tau tapi dia gak papa, dia akan mengikuti apa mau Jeno. Dia akan mengikuti itu sampai hatinya lelah sendiri.
- - - - - -
Mami Wendy masuk ke dalam kamar Haera. Senyum sendu menghiasi wajah cantiknya. Mami Wendy berdiri menatap boneka kesayangan Haera. Ingatannya kembali pada saat Rena pergi, boneka itu di jadikan mami Wendy sebagai objek halusinasinya, boneka itu yg mami Wendy anggap sebagai Rena, kenyataannya itu boneka kesayangan Haera yg di beli sama mami Wendy pas dia ulang tahun ke 13 tahun. Barang pemberian mami Wendy selalu Haera simpan dengan baik.
Mami Wendy kembali menangis, merutuki kebodohannya pada saat itu."kangen adek? "
Sebuah tangan melingkar di perut mami Wendy, itu papi Johnny.
Mami Wendy menunduk dengan bahunya yg bergetar karena menangis. Papi Johnny membalikan badan mami Wendy lalu menghapus airmatanya "aku tau kamu menyesal, kamu tau Haera kan, dia kalau sudah kecewa susah banget buat memaafkan, aku harap kamu mengerti"Mami Wendy mengangguk.
"gimana kabar adek di sana? " tanya mami Wendy di sela sela senggukannya.
"dia baik, sudah kerja di kantor papa, di beliin mobil sama mama"
Tangis mami Wendy makin kencang "aku kangen sama adek pi" lirih mami Wendy.
"mau video call adek?"
Mami Wendy segera menggeleng "jangan! Adek pasti gak mau ngomong kalau ada aku"
Papi Johnny menggiring mami Wendy ke kursi lalu mematikan lampu dikamar Haera, "kamu tenang aja, adek gak bakalan tau"
Mami Wendy menyeka airmatanya saat papi Johnny melakukan panggilan video dengan Haera.
"hallo papi"
Dada mami Wendy bergemuruh hebat saat melihat putrinya disana, airmata kembali membanjiri pipi mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...