Haera sudah rebahan di kasur sedangkan Mark masih berkutat dengan Laptopny di meja. Kerjaan tetap jalan meskipun lagi bersama sang pujaan hati. Haera gak mempermasalahkan hal itu selama Mark masih bisa mengatur waktunya dengan baik.
"sayang"
"hm"
Haera lagi asik chat'an dengan Jeno dan papi Johnny.
"kakak boleh minta tolong? "
Haera mengalihkan tatapannya dari hp, menatap Mark "apa kak? "
"ambilin minum dong"
Haera meletakan hp nya di nakas lalu keluar dari kamar untuk mengambil air minum untuk Mark. Sekalian di bawa kedalan kamar biar gak bolak balik.
Haera mengambil satu botol minuman mineral lalu membukanya "ini kak"
"thanks sayang"
Mark meneguk minumannya sedangkan Haera kembali ke kasur, melanjutkan chat nya dengan Jeno dan papi Johnny. Hampir setengah jam, Haera mulai bosan sedangkan Mark masih betah di depan laptopnya. Haera meletakan hp nya lalu bangun. Menghampiri Mark,
"masih lama ya kak? " tanya Haera sembari memeluk leher Mark dari belakang.
"bentar lagi ya sayang, sudah mengantuk? " tanya Mark lembut.
Haera mengangguk, melepaskan lilitan tangannya di leher Mark lalu menarik kursi Mark sedikit ke belakang, setelah itu dengan santai nya duduk di pangkuan Mark. Haera sedikit menundukan kepalanya agar tidak mengganggu pandangan Mark ke layar laptop nya. Mark menunpukan dagunya di kepala Haera dengan kedua tangannya yg mengunci badan gadis itu karena kedua tangannya masih setia mengetik sesuatu di laptopnya. Haera ikut mengamati apa yg sedang Mark ketik.
"kakak mau beli tanah? " tanya Haera.
"hmm" jawab Mark.
Haera kembali diam.
Haera takjub melihat tangan Mark yg dengan lihai dan cepat saat mengetik, bibirnya menyunggingkan senyum manisnya.
"tangan kakak cepat banget ngetiknya" komentar Haera. Mark hanya terkekeh.
Di sela sela kegiatannya Mark masih sempat membubuhkan kecupan di kepala Haera. Mark sangat suka wangi shampo Haera. Seperti bau bayi.
Haera menyandarkan kepalanya di dada bidang Mark.
Mark buru buru menyelesaikan pekerjaannya saat mendengar Haera menguap. Setelah selesai Mark segera menutup laptop nya. "sudah? " tanya Haera sembari menegakan badannya."sudah"
Mark membalikan tubuh Haera, sekarang keduanya berhadapan dengan Haera yg masih anteng di pangkuan Mark,
Cup
Mark mencuri satu kecupan di bibir Haera.
"kata kakek, kalau kakak mau pulang nanti mampir dulu di rumah, nenek sama kakek mau ketemu sama kakak"
Mark mengangguk, masih betah menatap wajah Haera. ini yg Mark mau daritadi, buru buru menyelesaikan kerjaannya agar waktunya dengan Haera gak terganggu sama sekali.
Mark menangkup wajah Haera, "bisa gak bulan depan pulang dulu ke jakarta? "
Haera mengernyit "ngapain? "
Mark tersenyum "bantu kakak cari rumah"
Haera makin bingung, wajah bingung nya membuat Mark gemas.
Tangan gempal itu dengan entengnya mencubit pipi chubby sang gadis."kenapa lucu gini sih kalo bingung?" ujar Mark.
Haera mengabaikan perkataan Mark,
"cari rumah buat apa kak? "
Bukannya menjawab Mark malah memeluk Haera dengan erat.
"mungkin ini terkesan mendahului tuhan tapi kakak pengen nyiapin dari sekarang, buat Haera nyaman nantinya"
Otak Haera tu rada lola, gak paham dia tu apa maksud perkataan Mark.
"apa hubungannya sama Haera kak?"
Mark mencubit pinggang Haera dengan gemas membuat Haera menggeliat geli "geli kak" pekik Haera.
Mark melonggarkan pelukannya lalu menatap mata gadisnya "gak ngerti maksud kakak? "
Haera mengangguk dengan polos.
"semoga Haera memang jodohnya kakak, rumah ini kakak pengen Haera juga ikut andil buat milihnya, sesuai selera Haera, itu buat kita nanti"
Dada Haera bergemuruh, jujur Haera terharu, sudah sejauh itu Mark memikirkan hubungan mereka padahal Haera gak pernah berpikir sampai kesana. Haera merasa tersentuh, Mark serius dengannya.
Tatapan Haera menjadi sendu, tiba tiba teringat mami Wendy, gak tau kenapa, tiba tiba aja ingat."kok sedih gitu mukanya? " tanya Mark khawatir.
Haera tersenyum "Haera terharu kak, ternyata kakak serius sama Haera"
Mark memegang kedua tangan Haera, "kakak gak pernah main main kalau soal ginian, kakak selalu serius, Haera pasti tau itu"
Haera mengangguk paham, Haera tau kok, saat dengan Rena, hubungan mereka baru 7 bulan tapi Mark sudah berani bicara soal pernikahan dengan papi Johnny dan mami Wendy, tapi sayangnya Rena belum mau ke jenjang itu, Mark gak patah semangat, mengajak Rena untuk bertunangan dulu tapi tetap saja Rena menolak dengan alasan belum mau terikat ke hubungan yg serius. Mark tetap sabar dan menunggu, siapa sangka, itu hanya alasan Rena, di hati gadis itu masih ada nama Guanlin ternyata. Permainan takdir gak ada yg tau, hati Mark di patahkan oleh Rena lalu di sembuhkan sama Haera, dan sekarang, Mark menjalin kasih dengan adik mantan kekasihnya.
Hp Mark tiba tiba berdering, Haera hendak turun dari pangkuan Mark saat melihat nama siapa yg menelpon kekasihnya. Mark menahan badan Haera untuk tetap di tempatnya.
"Hallo mom"
Mark menyandarkan hp nya ke botol minumannya tadi, sekarang wajah keduanya masuk frame bersama.
"ada Haera? " kaget Tiffanie.
"udah ijin papi sama kakek tan, Haera mau nginap di sini"
"abang, jaga Haera nya ya, jangan di rusak, awas kalo abang macam macamin anak gadis mommy!"
Mark terkekeh "gak lah mom, takut amat, kalo di apa apain kan malah bagus, biar cepat resmi kan anak gadisnya"
Haera hanya diam, gak paham dia tu Tiffanie sama Mark lagi ngomongi apa.
"kalo mommy sih setuju setuju aja tapi jangan ya bang, abang kan tau gimana sayang nya daddy ke Haera, mau abang di gantung sama daddy? "
Mark melirik Haera, gadis itu sangat santai menyimak obrolannya dengan sang ibu, Mark menguyel nguyel pipi Haera dengan gemas "mom, Haera kayaknya gak paham deh kita ngomongi apa"
Tiffanie terkekeh di sana "polos amat sih nak"
Mark semakin terbahak.
"ngomongi apa sih kak? "
Haera akhirnya bertanya.
"tanya sama mommy aja"
Haera menatap layar hp "ngomongi apa tan sama kak Mark, kok bawa bawa nama Haera? "
Gak tau kenapa, Haera tu bar bar, pintar juga tapi rada o'on kalo soal begituan. Maklum, gak pernah pacaran sebelumnya, terus di rumah juga di pantau terus sama papi nya kayak pantau anak TK.
"gak papa sayang, bukan hal yg penting kok, oh ya, kamu gak di apa apain kan sama Mark? " tanya Tiffanie di sana.
Haera menatap Mark bingung, emangnya Mark orang jahat. Dari tadi mereka santai santai aja kok, Mark juga bersikap lembut ke dia.
"kak Mark baik kok sama aku tan, emangnya kenapa? "
Tiffanie menepuk jidat di sana, awas aja kalo Mark apa apain anak sepolos ini. Haera hanya polos soal begituan kok, kalo yg lainnya mah gadis ini gak bisa di bilang polos, licik malah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...