*78*

1.8K 208 8
                                    

Di sela sela kesibukan mereka mempersiapkan pernikakan, pertengkaran pertengkaran kecil kerap kali menghampiri hubungan Mark dan Haera.   Itu gak bisa mereka hindari,  perbedaan pendapat lah yg membuat keduanya sering bertengkar.  Seperti saat ini,  keduanya berdebat soal warna undangan,  Haera maunya gold sedangkan Mark maunya hitam putih.   

"gold aja kak,  bagus" Haera mencoba membujuk Mark tapi Mark tetap gak mau.

Haera menatap Mark intens saat di rasa bujukannya gak akan mendapatkan hasil.

Haera lantas menatap mas sama mbak yg akan mencetak  undangan mereka.  Haera mengeluarkan kertas putih dari tas nya lalu di serahkan ke mas nya,

"ini mas"

"jadi warna apa mbak? " tanya mas nya pada Haera.

"hitam putih aja"  Haera akhirnya mengalah.

Entah sejak kapan Mark jadi menyebalkan seperti ini.  Haera hanya diam saja saat keduanya sudah ada di dalam mobil.
Mark mampir untuk beli es krim,  Mark sadar kalo dia sudah bikin mood Haera jelek.
Haera gak ada niat untuk ikut bersama Mark dan Mark juga mengerti,  gak mau memaksa Haera.  Haera memilih bertukar pesan dengan Cheslin saat menunggu Mark,  Haera curhat soal Mark,  kedongkolannya terhadap Mark. Gak lama Mark masuk dengan dua cup es krim rasa vanilla dan coklat.  Mark menyerahkannya ke Haera.

"maafin kakak ya"

Haera hanya diam.  Mark mulai melajukan mobilnya menuju tempat souvenir.  Kali ini Mark gak akan ikut campur,  biarkan Haera yg pilih souvenirnya.  Haera masih betah dengan mode silent bahkan es krim nya juga gak di sentuh sama  sekali.
Begitu sampai Haera buru buru membuka sabuk pengamannya,  Mark langsung mencekal tangan Haera saat gadis itu hendak membuka pintu.

"Ra tunggu"

"ayo kak,  kasian orang nunggu kita"

Mereka telat 10 menit, itu semua karena mereka terlalu lama memilih warna undangan tadi.
Mark menghembuskan nafas pasrah,  Haera marah padanya.
Keduanya lantas turun yg langsung di sambut sama pegawai  di sana.
Haera menghindar saat Mark hendak menggandeng tangannya. 

Mark melirik Haera, gadis itu seperti gak ada minat sama sekali untuk memilih jenis souvenirnya. 

"sayang" panggil Mark lembut.

Haera menatap Mark "kakak aja ya yg pilih,  selera Haera gak bagus kak"

Mark merasa bersalah,  itu perkataan dia tadi saat mereka memilih undangan tadi,  Mark gak serius mengatakan hal itu,  dia hanya menggoda Haera tanpa tau kalau itu akan menyakiti perasaan gadisnya.

Haera memilih duduk di kursi yg tersedia di sana, memilih sibuk dengan hp nya.

Mark menghampiri Haera, mengambil hp Haera dengan lembut lalu di masukan ke dalam kantong celananya.  Haera gak protes saat Mark meraih tangannya "maaf" ujar Mark lembut.

Mata Haera sudah berkaca kaca,  entah apa yg terjadi pada gadis itu.  Mark semakin merasa bersalah.

"Haera pulang aja ya kak,  benaran gak mood banget"

Airmata lolos begitu saja dari pelupuk mata Haera.
Haera menjadi sangat sensitif saat ini. Haera capek,  di tambah lagi ulah Mark tadi yg bikin perasaan Haera makin kacau.
Mark menyeka airmata Haera lalu bangun untuk menghampiri pegawai di sana.  Gak banyak pertimbangan lagi,  Mark asal memilih,  entah Haera setuju atau gak, itu urusan belakangan.  Setelah selesai Mark lalu menghampiri Haera,  mengajak gadis itu untuk pulang.
Di dalam mobil tangis Haera akhirnya pecah juga.  Mark masih fokus menyetir,  kali ini bukan arah ke rumah melainkan ke apertemen lelaki itu.  Dia gak mungkin membawa Haera pulang dalam keadaan seperti ini.
Sesampainya di apertemen,  Mark langsung menarik tangan Haera untuk duduk di sofa.  Setelah itu Mark merengkuh Haera ke dalam pelukannya.  Haera sudah diam tapi masih sesenggukan, Mark mengelus surai Haera dengan sayang.
Haera mencari posisi yg nyaman lalu memejamkan matanya.
Mark mencium pucuk kepala Haera berkali kali.

"capek ya? " tanya Mark.

Haera mengangguk kecil.

Mark terkekeh.

"marah sama kakak? "

Lagi lagi Haera hanya mengangguk.

Tiba tiba Haera membuka mata lalu mendongak untuk menatap Mark,  hanya sepersekian detik karena selanjutnya Haera kembali ke posisi semula. 
Mark menangkup wajah Haera, memaksa gadis itu untuk menatapnya.

"duh jelek banget sih mukanya,  kebanyakan nangis sih" goda Mark pada Haera. 
Mark tertawa kecil saat Haera mengerucutkan bibirnya kesal.
Mark merendahkan kepalanya lalu mencium bibir Haera. Jika biasanya hanya kecupan singkat kali ini Mark memperdalam ciumannya sehingga ciuman mereka menjadi ciuman yg intens dimana Haera mulai mengalungkan tangannya di leher Mark dan membalas ciuman Mark dengan membuka mulutnya agar Mark dengan mudah mengakses bibir dalamnya.
Bibir Mark menyesap bibir Haera dengan rakus, menimbulkan bunyi decapan akibat penyatuan kedua bibir mereka.  Haera mendorong dada Mark dengan pelan saat di rasa oksigennya mulai habis,  Mark melepaskan tautan bibir mereka lalu mengeluarkan smirknya,  Haera menyentil kening Mark pelan "mau bunuh Haera ya"

Mark tertawa "gak lah,  mau makan Haera rasanya"

Haera bangun lalu menatap Mark aneh, tiba tiba Haera menggelengkan kepalanya membuat Mark heran.

"kenapa? " tanya Mark.

Haera gak menjawab,  malah memeluk Mark dengan erat,  di tengah kebingungannya Mark membalas pelukan Haera. 
Mark tersentak kaget saat tangan mungil Haera dengan nakalnya masuk ke dalam bajunya.

Euung

Mark mengerang saat tangan Haera menggerayangi perut sixpack nya dengan gerakan mengusap keatas dan bawah.

"Ra" gumam Mark dengan suara beratnya.  Haera tersenyum polos saat Mark memegang tangannya yg masih setia menggerayangi perut rata milik Mark di dalam kaosnya.

"jangan gitu sayang,  bahaya" peringat Mark.

"bahaya kenapa? " tanya Haera tanpa dosa.

Tangan Haera menyingkirkan tangan Mark lalu kembali melakukan kegiatannya yg tadi membuat Mark mati matian menahan sesuatu yg bergejolak di dalam tubuhnya.

"perut kak Mark kayak perutnya papi" celetuk Haera.

"Haera suka pegang perut papi tapi papi sudah gak ada,  sekarang perut kak Mark yg jadi favoritnya Haera"

Setelah mengatakan itu Haera mengeluarkan tangannya lalu memeluk Mark dengan erat, menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada Mark.

Sepertinya Haera merindukan papi nya,  Mark baru sadar,  apalagi dua hari lagi ulang tahun papi Johnny.  Mark memikirkan sesuatu,  Mark gak mau Haera sedih, sudah cukup selama ini gadisnya menderita.  Mark janji akan selalu membuat Haera bahagia.

TBC

I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang