#satu bulan kemudian#
Satu bulan yg sangat berat untuk Rena setelah kepergian papi Johnny. Haera menjadi sangat pendiam. Lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Rena harus menghandle semua pekerjaan di kantor dan juga di butik. Belum lagi bisnis bisnis yg lainnya. Setelah lelah dengan pekerjaannya di luar, Rena harus membujuk Haera untuk makan dan yg lainnya karena Haera hanya merespon kalau Rena yg ngajak bicara, selain dari itu gadis itu gak mau, bahkan Mark sekalipun.
Rena termenung di ruangannya, dia memikirkan sesuatu, butik mami nya. Rena rasanya sudah gak sanggup lagi. Rena berencana menjual saja butik itu tapi dia harus meminta persetujuan Haera juga.
Setelah pulang dari kantor Rena segera ke kamar Haera."adek" sapa Rena dengan senyuman lembutnya.
Haera hanya menatap Rena sekilas, setelah itu kembali melamun.
Rena duduk di samping Haera, memeluk adiknya dari samping. Beberapa detik kemudian Rena menyandarkan kepalanya di bahu Haera, dia merasa sangat lelah."adek belum mandi ya? " tanya Rena setelah beberapa saat terdiam.
Haera mengangguk. Rena terkekeh "kenapa belum mandi? Ini malam minggu lo dek, pasti sebentar lagi Mark kesini" ujar Rena.
Rena bangun, "kakak siapin air hangat ya dek, habis ini adek mandi"
Haera hanya mengangguk. Rena meletakan tas nya diatas kasur lalu beranjak ke kamar mandi. Setelah beberapa saat Rena keluar.
"sudah, adek mandi ya, kakak juga mau mandi"
Haera lagi lagi hanya mengangguk, bangun langsung masuk ke kamar mandi. Rena menatap pintu kamar mandi dengan tatapan sendunya. Rena beranjak keluar dari kamar Haera, dia juga akan membersihkan badannya.
Rena selesai terlebih dahulu, saat keluar Rena berpapasan dengan Tania."ada Mark di bawah"
Rena tersenyum "bilangin ya Tan, Haera siap siap dulu"
Tania mengangguk lalu turun ke bawah. Rena segera ke kamar Haera.
"sudah selesai ya dek? "
Nada bicara Rena seperti bicara dengan anak kecil.
Haera menatap lucu kearah kakaknya.Seperti biasa, Rena yg akan mengeringkan rambut Haera. Mengambil hairdryer lalu menggiring Haera ke meja rias, setelah itu mulai melakukan rutinitasnya sejak dari 1 bulan yg lalu. Mengeringkan rambut adiknya lalu mendandaninya karena Rena yakin Mark akan membawa Haera keluar malam ini.
Gak butuh waktu lama untuk Rena mendandani Haera karena dasarnya memang sudah cantik, hanya butuh polesan sedikit saja Haera makin tambah cantik."pangerannya adek sudah ada di bawah, ayo turun yuk" ajak Rena setelah Haera sudah siap.
Keduanya lantas turun yg langsung di sambut senyuman sumringah dari Mark.
"sorry ya Mark lama, princces nya dandan dulu soalnya" gurau Rena.
Mark hanya terkekeh. Rena menyerahkan Haera ke Mark, tiba tiba tatapannya sendu. Rena tiba tiba kepikiran, bagaimana kalau tiba tiba Mark melamar Haera, lalu keduanya menikah, Rena akan sendirian di rumah besar ini.
"ijin bawa Haera keluar ya Ren, jam 9 aku anter pulang"
Rena mengangguk "jaga adik aku ya Mark, gak boleh sampai lecet" peringat Rena yg hanya di balas dengan acungan jempol dari Mark.
- - - - - -
Mark membawa Haera ke taman kota, sejak kepergian orang tua Haera, Mark beberapa kali mengajak Haera keluar, dari beberapa tempat yg mereka datangi, hanya taman kota ini yg membuat Haera terlihat sedikit rileks."cantik banget sih pacar aku" puji Mark saat keduanya sudah duduk.
Haera menatap Mark tanpa ekspresi.
Sudah biasa, Mark sudah biasa mendapatkan tatapan itu, Mark memaklumi, dia sedikit kehilangan sosok Haera yg seperti biasanya tapi Mark gak merasa kecewa, dia memaklumi keadaan kekasihnya itu.Tiba tiba ada anak kecil lewat di depan mereka, anak itu menggendong keranjang bunga.
"Bunga bunga bunga" seru anak kecil itu.
Mark segera memanggil anak itu, membeli satu tangkai untuk Haera.
"berapa harganya dek? " tanya Mark.
"45 ribu kak" jawan anak kecil itu.
Mark mengeluarkan satu lembar 50 ribu "kembaliannya ambil aja ya dek"
"makasih kak"
Anak itu lalu menatap Haera "kakak cantik banget" gumam anak itu.
Mark terkekeh "makasih, dia pacar kakak lo" bangga Mark.
"kalian cocok kak, satu ganteng satu cantik, btw bunga yg kakak beli itu melambang kan kesetiaan, semoga kalian selalu bersama sampai maut memisahkan"
Senyum Mark makin lebar mendengar penuturan dari anak kecil itu yg sarat akan ketulusan.
"makasih adek cantik"
"sama sama kak, kalau begitu aku pergi ya kak, jualanku masih banyak" ujar anak kecil itu lalu pergi dari hadapan Mark dan Haera.
Mark menyerahkan bunga tadi ke Haera, "buat kamu, bunganya cantik, sama seperti kamu"
Haera menerima bunga dari Mark tanpa kata, gak ada ekspresi apa apa, datar sedatar jalan tol.
Setelah setengah jam di taman kota, Mark mengajak Haera untuk makan. Kali ini Mark akan mengetes sesuatu ke Haera.
Mereka memesan spageti, Mark sih lebih tepatnya yg pesan. Haera hanya ikut arus saja, gak mengiyakan ya gak protes juga.
Setelah pesanan mereka datang Mark langsung meraih sendok dan garpunya. Ekor matanya melirik Haera,
Mark hendak menyendok spagetinya tiba tiba saja tangannya di pukul pelan sama Haera, Mark tersenyum kecil."kenapa? " tanya Mark pura pura bodoh.
"berdoa dulu" ujar Haera datar.
"aku gak tau doanya" bohong Mark.
Haera memalingkan wajahnya, beberapa saat kemudian tangan mungilnya meraih tangan Mark, menggenggam tangan besar itu lalu memejamkan mata, Mark memejamkan mata dengan bibirnya yg melengkung keatas.
"Tuhan, kembalikan Haeraku, kirimkan pelangi untuknya, kurangi deritanya tambahkan bahagia untuknya, jika tuhan tidak bisa memberi langsung padanya maka titipkan saja padaku, aku janji akan memberikan padanya"
Genggaman tangan Haera terlepas, Mark masih menatap Haera dengan tatapan memujanya.
"setelah keadaan Haera sudah pulih, kakak janji akan membawa Haera ke jalan bahagia, kakak janji Ra" batin Mark.
- - - - - -
Rena menatap undangan di tangannya. Undangan dari Jena, tiga hari lagi gadis itu akan bertunangan dengan Kun. Rena tiba tiba ingat Haera, boleh gak sih Rena egois dulu, Mark jangan dulu ambil adiknya, Rena masih ingin bersama Haera, banyak waktunya bersama Haera yg terbuang sia sia karena kebodohannya dulu, Rena ingin mengganti waktunya yg terbuang sia sia itu, dia masih ingin bersama adiknya.
Rena menatap foto mami dan papinya,"Pi, Mi, apa kabar? Kakak kangen"
Rena memeluk foto kedua orang tuanya, matanya mulai berkaca kaca.
"adek masih sama, maaf kakak belum berhasil buat adek kembali seperti adek yg dulu tapi kakak janji Pi, Mi, kakak bakalan buat adek kembali lagi seperti dulu, bahagia di sana ya Pi, Mi, kakak sama adek janji akan selalu bahagia juga, jangan khawatirkan kita" gumam Rena dengan isakan kecilnya. Inilah Rena, di depan Haera dia bersikap kuat dan tegar, semua berubah setelah tengah malam, dia akan menghabiskan beberapa jam nya hanya untuk menangis. Menghabiskan benerapa jam nya hanya untuk mengingat kenangannya bersama mami dan papinya, menghabiskan beberapa jam nya hanya untuk mengungkapkan kerinduannya pada kedua orang tuanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...