*15*

2.3K 238 4
                                    

Kebingan yg Haera alami saat ini adalah bagaimana caranya membawa Mark pulang.  Dia gak bisa menelpon Jeno karena dia gak membawa hp nya tadi.  Benar benar sial.  Ini sudah hampir tengah malam, Mark masih seperti tadi, bahu Haera sudah mati rasa menopang kepala Mark,  mau mendorong kepala Mark tapi Haera gak tega,  Mark terlihat sangat pulas.
Haera meremat remat jarinya,  rasa bosan dan kantuk mulai menyerang gadis itu sekarang.  Gak mungkin kan dia tidur di taman?.
Mata Haera kembali melirik Mark,  di ambilnya tangan Mark lalu di tepuknya dengan pelan "kak Mark" panggil Haera.

Gak ada sahutan, Haera mencoba kembali, tetap saja gak berhasil.  Haera mencoba cara kedua,  tangan mungil milik Haera naik ke permukaan Wajah Mark,  entah ide darimana,  tangan kecil itu malah menutup salah satu akses kehidupan Mark,  "Maaf ya kak" gumam Haera sembari menjepit kedua lubang hidung Mark.

"eung"

Berhasil,  Mark membuka matanya tapi sayang,  itu hampir hanya sebentar jika saja tangan Haera tidak menepuk pipi Mark dengan keras,  Mark mau menutup matanya kembali tapi tangan mungil milik Haera segera beraksi.

"aauuw" ringis Mark saat dia merasakan perih di pipi tirusnya akibat ulah Haera.

"maaf kak,  jangan tidur lagi ya,  Haera gak bisa gendong kakak,  Haera juga gak bisa ninggalin kakak disini sendirian"

Mark mendengar suara lirih itu,  sekuat tenaga Mark membuat dirinya terjaga meskipun rasanya sangat sulit. Kasihan Haera pikir Mark.

"Haera mengantuk kak" Keluh Haera.

"bahu Haera juga pegal" tambah gadis itu dengan wajah bete andalannya.

Mark bukannya merasa gak enak,  pemudah itu malah terkekeh,  wajah bosan Haera terlihat sangat lucu di mata Mark. 

Tiba tiba Haera merasakan bahunya ringan,  gak seperti tadi yg terasa sangat berat. Kepalanya kembali menoleh,  Mark duduk tegak dengan mata yg setengah terbuka.   Mark mengerjapkan mata nya berkali kali guna mengumpulkan kesadarannya kembali.

Buk

"ya tuhan" pekik Haera saat badan Mark jatuh kebawah dengan posisi wajah mencium rumput,  dahi Pemuda itu sampai sedikit lecet.

"aaw"

Haera membantu mark untuk bangun "ya ampun kakak,  kalau gak kuat jangan dipaksain kak"

Haera melihat kotak cincin yg di pegang Mark tadi tergeletak di bawah rumput,  setelah memastikan Mark sudah duduk dengan aman,  Haera memungut kotak cincinnya lalu di letakan ke tangan Mark, entah kenapa tiba tiba Haera merasa penasaran dengan isi di dalam kotak itu,  tanpa ijin Haera mengambil kembali kotak cincin tadi dari tangan Mark.

"kak maaf ya,  ijin liat bentar" gumam Haera yg gak di dengar sama Mark.

"waaooww" seru Haera dengan mata berbinar takjub,

"ini selera kak rena banget"

Mata jenaka itu kembali melirik Mark,  gak ada respon apa apa dari sang empu pemilik cincin,  timbul rasa penasaran lainnya di otak kecil Haera,  dengan hati hati dia mengeluarkan cincin itu dari kotaknya lalu di sematkan ke jari manisnya "not bad, cocok Juga di di jariku" ujar Haera sembari  meluruskan tangannya kedepan sembari lima jarinya membuat jarak agar dia bisa lebih leluasa menatap cincinnya.

"ekhem"

Haera menoleh, menatap manik mata milik Mark,  dia menarik tangannya lalu di sembunyikan ke bekakang,  Mark menatap Haera dengan tatapan aneh,  Haera memamerkan deretan giginya diselingi dengan senyum canggungnya "Haera nyoba doang kok kak,  suer deh"

Setelah mengatakan itu Haera kembali menyembulkan tangannya,  di lepasnya cincin tadi lalu di letakan kembali kedalam kotaknya.

"ni Haera kembaliin,  gak ada lagi" ujar Haera lagi sembari memaerkan tangannya di depan Wajah Mark.  Sudah kosong.

"kakak sudah mendingan kan,  ayo pulang kak" ajak Haera.

Mark  mendongak untuk menatap langit.

Hoaaammss

Haera menggelengkan kepalanya berkali kali,  Haera sudah sangat mengantuk.  Tanpa mengatakan apa apa lagi Haera langsung menarik lengan Mark "yuk kak pulang,  besok lanjut lagi sedihnya"

Mark hanya menurut.  Baru berapa langkah Mark kehilangan keseimbangan,  karena tadi Haera meletakan tangan Mark di bahunya jadinya Haera ikut terjatuh bersama Mark karena kuatnya tenaga Mark saat menariknya.

"kakak kalau jatuh sendiri aja,  jangan ngajak ngajak" omel Haera.  Meski demikian dia tetap membantu Mark untuk berdiri.

"tu kan,  tangan Haera berdarah"

Benar,  tangan Haera sampai mengeluarkan darah karena terkena sesuatu.  Mark belum pulih sepenuhnya,  dengan langkah sempoyongan pemuda itu berjalan duluan meninggalkan Haera yg sedang meringis karena tangannya yg perih.  Haera yg menyadari Mark hendak meninggalkannya pun segera berlari kecil menyusul Mark,  langsung di apit lengan sebelah kanan Mark "Haera bantu ya kak"

Mark tidak merespon,  Haera membawa Mark ke arah rumahnya.
Haera memanggil pak Danang untuk membuka pintu.

"Haera, Mark"

Tiffanie langsung menghampiri Haera dan Mark.  Wajah wanita paruh Baya itu mengernyit "kalin minum? "

Haera menggeleng heboh "Haera gak, kak Mark aja yg minum"

"tapi pergi berdua"

Haera menggeleng lagi "Haera ketemu kak Mark di taman dekat area sini tan,  kak Mark sendirian jadi Haera bantuin nganter kesini"

"makasih ya sayang"

"pak,  bawa masuk kedalam biar aku panggilin Jeno dulu" perintah tiffanie pada pak Danang.

"baik buk"

"Haera pulang ya tan"

"iya sayang,  sekali lagi makasih ya"

Haera mengangguk.

"thanks Haera"

Haera langsung berbalik,  Mark memberikan senyum lembutnya pada gadis itu.

"iya kak" balas Haera dan langsung pergi ke rumahnya sendiri.

TBC

I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang